Hai selamat malam pergantian tahun!
Jangan lupa putar media di atas ya!
Happy Reading:)
****
Aku tersenyum, menatap sebuah pemandangan berwarna hijau di depan mata. Serunya angin menerbangkan rambutku. Matahari pun malu-malu untuk menunjukkan wujudnya. Aku berlari, bermain dengan angin. Menghirup satu persatu bunga yang masih segar dengan embun pagi.
Lalu aku menatap lagi, sebuah keajaiban Tuhan. Apalagi kalau bukan terbitnya matahari yang sangat menghangatkan jiwa. Seseorang memelukku dari belakang. Ia menyimpan dagunya pada bahuku.
"Matahari nampak indah, sama sepertimu."
"Kenapa? Kenapa kamu menyamakan aku dengan matahari? Hm?" ujar ku sedikit mendongakkan kepalaku.
Posisi tubuh kami berubah, kami saling menghadap. Ia memeluk erat pinggangku. Sementara aku meletakkan tanganku pada kedua bahunya.
"Karena kamu telah menerangi, ketika aku hampir tersudut mati," ucapnya menatapku dengan intens.
Aku tersenyum mendengar ucapannya. "Kenapa dari sekian banyak wanita,aku yang kamu pilih?"
"Perasaan tidak bisa di bohongi," jawabnya. Aku memeluk lelaki di depanku. Memeluknya sangat erat.
"Tapi kamu sudah, menghancurkan hatiku," ucapku menatap nanar kearahnya. Kedua mataku sudah berembun. Sebentar lagi pasti akan ada air yang jatuh di atas pipi.
Tes....
Air mataku jatuh, mengingat semua kebohongan yang pernah ia lakukan kepadaku. Aku menatapnya, keduanya matanya juga berembun. Apakah dia lupa? Bahwa dia adalah seorang lelaki?
Jari-jari tangannya mengusap air mataku dengan lembut. Lelaki itu menjatuhkan kepalanya pada bahuku.
"Maaf aku telah gagal. Gagal menjaga perasaanku," ujarnya. Aku merasakan bahuku basah karena air matanya yang mengalair di sana.
"Aku pernah bermimpi, hidup bahagia denganmu." Aku menatap kearahnya, "tapi aku sadar. Semua hanya mimpi."
Ia menggelengkan kepalanya keras. Aku melepaskan tangannya yang masih menggenggam tanganku. Posisi kita semakin jauh, aku semakin dekat dengan cahaya yang terang. Sementara dia masih pada tempatnya.
"Tidak! Jangan tinggalkan aku Sera! Jangan..."
"Jangan!" teriak lelaki itu.
Authro POV
Langit membuka matanya, merasakan tubuh yang sudah hampir basah oleh keringat. Lelaki itu menyandarkan kepalanya pada kepala ranjang. Lalu ia melirik sebuah figuran poto di sampingnya.
Poto seorang gadis cantik dengan dirinya. Entah berapa ribu kali ia memimpikan hal yang sama. Gadis itu meninggalkannya. Tapi, bukankah itu hal yang sekarang sedang terjadi?
"Harus bagaimana? Bagaimana agar kamu kembali di sisiku?" ucapnya memeluk figuran poto tersebut.
Drettt..... drettt... dretttt
Ponsel di atas meja bergetar. Langit mengambil ponsel tersebut. "Iya?"
"Lapor komandan, kita harus segera melakukan operasi tangkap tangan di hotel avarege."
"Saya segera kesana," ucap Langit. Ia mematikan sambungan ponselnya. Dan bersiap-siap untuk pergi.
****
Cukup untuk prolog! Jangan lupa vote comment dan Share ke teman-teman kalian.
Maafkuen typo!
Follow IG aku untuk mengetahui kapan aku update @aya.ng04
Follow akun wattpadku juga.
Netx yang banyak! Aku semangat buat update!
Mayang 😎
31 Desember 2020
❤️❤️❤️❤️
KAMU SEDANG MEMBACA
DEATH 3 ( Akhir Kisah Cinta)
Mystery / ThrillerDILARANG PLAGIAT! COPYRIGHT BERLAKU!! Setelah pulang ke Indonesia Serania Agesa menjadi seorang dokter kejiwaan. Dia bertugas di salah satu rumah sakit jiwa yang menurutnya sangat berbeda dengan rumah sakit jiwa pada umumnya. Setiap malam ia mende...