"Lo kenapa?" tanya Abi, menatapku. Ia juga memegang bahuku.
Aku menggelengkan kepala. Sembari tersenyum tipis.
"Kayaknya ruangan ini ruangan pribadi dari orang yang di panggil 'Tuan' tadi," ujar Abi. Abi berjalan menuju sebuah meja.
Aku ingin mengikuti langkah kakinya. Namun saat akan melangkah aku tidak sengaja menginjak kubangan darah milik perempuan tadi.
"Hati-hati, jangan ninggalin jejak," ucap Abi. Aku terdiam, ketika Abi melepaskan sepatu yang ku kenakan.
"Kita bisa di curigai karena jejak ini," ucapnya lagi.
Sepatuku terlepas. "Pake sepatu gue."
Abi menyodorkan sepatunya kepadaku. "Te... terus lo?"
"Gue gak pa-pa," ucap Abi. Dengan ragu aku menerima sepatu Abi. Lalu memakai sepatu tersebut. Walaupun sepatunya lumayan kebesaran. Tapi cukup nyaman di pakai.
Kami mulai fokus, mencari bukti. Tentang siapa dalang dari semua ini. Dari awal kematian Tiara, aku tidak menyangka semuanya akan berjalan sejauh ini. Bahkan di umurku yang seharusnya menata kehidupan pun harus mengurusi hal-hal seperti ini.
Tapi apa boleh buat, dari awal kami sudah memulai semuanya. Oke, kembali ke pembicaraan tentang ruangan ini. Ruangan ini tidak begitu luas. Menurutku lebih mirip seperti kamar pribadi. Tapi aku sangat penasaran dengan orang yang menepati kamar ini.
Kenapa bisa sekejam itu? Aku tertarik pada rak buku. Aku pun berjalan kearah rak tersebut. Dan mencari-cari bukti yang ada. Sementara itu, di sisi lain Abi tengah membongkar meja kerja. Ia juga sedang mencari sesuatu.
Aku menemukan sebuah buku. Yang membuatku tertarik sejak awal melihatnya. Tapi setelah aku baca-baca tidak ada yang menarik dari buku ini.
"Itu buku apa?" tanya Abi.
Aku mendongak menatap Abi. "Gak tau, kayak gak penting gitu."
Aku pun meletakkan buku tersebut ke tempatnya. Dan tanpa sengaja, membuat sesuatu terjatuh dari buku tersebut. Aku mengerutkan kening, melihat sesuatu yang jatuh itu. Sebuah foto yang terjatuh. Tapi foto apa?
Aku mengambil foto tersebut dan membalikkannya. Untuk melihat foto apa ini. Aku mengerutkan kening, ketika mengetahui foto tersebut. Ini foto eyang, keluarga besar kami.
Ada Eyang kakung, Eyang Putri, Mama Papa, aku, Tiara, Budhe Sukma dan keluarganya, dan Budhe Retno dan keluarganya. Tapi yang anehnya kenapa wajah Tiara di silang, Mas Bayu (anak Budhe Sukma), dan malah wajahku yang di lingkari.
Aku tidak ingat foto kapan ini. Yang jelas foto ini di ambil sewaktu Eyang kakung masih ada.
"Foto apa?" tanya Abi. Aku pun menunjukkannya kepada Abi.
"Keluarga lo?"
Aku mengangguk.
"A... apa mereka ngincer keluarga gue?" ucapku menatap Abi.
"Bisa jadi." Abi mengamati foto tersebut. "Keluarga lo ada musuh? Lo pernah dengar tentang permusuhan itu?" tanya Abi.
"Gue gak tau." Aku memang tidak mengetahui apa-apa tentang ini. Tiara dan Mas Bayu memang sudah meninggal. Mas Bayu meninggal karena kecelakaan. Dan sepertinya tidak ada hubungannya dengan mereka.
Tapi kenap wajah Mas Bayu di silang? Sama seperti Tiara?
"Lo nemuin apa?" tanyaku kepada Abi.
"Gue nemu flashdisk, tapi gak bisa di buka komputer di sini mati," jawab Abi.
"Lo tau? Keluar Raina ikut campur dengan semua ini?" tanyaku tanpa menatap Abi.
KAMU SEDANG MEMBACA
DEATH 3 ( Akhir Kisah Cinta)
Mistério / SuspenseDILARANG PLAGIAT! COPYRIGHT BERLAKU!! Setelah pulang ke Indonesia Serania Agesa menjadi seorang dokter kejiwaan. Dia bertugas di salah satu rumah sakit jiwa yang menurutnya sangat berbeda dengan rumah sakit jiwa pada umumnya. Setiap malam ia mende...