"Alexa.... Alexa... " aku berteriak lagi memanggil nama Alexa. Namun sama, tidak ada jawaban.
"Apa jangan-jangan Alexa hilang?"
***
Brak....
Suara itu mengagetkan ku. Aku mencoba mengatur nafasku sebelum mendekati sumber suara. Dengan langkah pelan, aku berjalan menuju sumber suara. Ku harap kali ini, bukan sesuatu yang menakutkan. Karena malam ini begitu hening. Aku merasakan hanya aku yang ada di dalam asrama ini.
Aku menyingkirkan barang-barang yang ada di depanku. Entah mengapa semuanya terlihat berantakan. Apa mungkin telah jadi kerusuhan? Tapi apa? Apa sebab kerusuhan tersebut? Lalu kemana menghilangnya Alexa? Apa mungkin semua ini ada kaitannya dengan anak iblis itu? Atau sesuatu hal yang lain juga telah terjadi?
Aku sampai di tengah koridor. Namun, suara bising tadi sudah tidak lagi terdengar. Aku berputar, mengamati lingkungan sekitar.
Meong.... meong....
Aku mendongak melihat sebuah kucing yang tengah memakan tulang. Apa mungkin suara tadi berasal dari kucing ini? Aku hanya menghela nafas lega. Melihat semua ini.
Brak...
Meong...
Kedua mataku membulat. Melihat seorang anak kecil menerkam kucing tersebut. Secara reflek aku menutup mulutku, dan berjalan mundur karena kaget. Ia menghisap darah kucing tersebut tepat di depan kedua mataku.
Gawat! Makhluk itu menatapku dengan tajam. Sudut ujung bibirnya tertarik. Tiba-tiba langkah kaki ku menjadi kaku, beku, tidak bisa di gerakan. Sementara itu, makhluk itu semakin berjalan mendekat.
"Darah suci.... "
Suara serak yang ia keluarkan sungguh membuat bulu kudukku merinding. Langkahnya semakin dekat, dan aku semakin yakin. Saatnya aku berada di ambang ke matian.
"Sudah siap?"
Brak,
Bahuku menabrak sesuatu. Itu artinya sudah tidak ada tempat buat kabur. Wajahnya semakin dekat, kedua tanduk di kepalanya memanjang. Gigi-gigi bertaring siap untuk menghisap darahku.
"Arghhhh.... "
Aku berteriak, sembari mengatur nafas. Hal pertama yang ku lihat adalah Kak Satya di depanku.
"Kamu mimpi buruk?" tanya Kak Satya menatapku. Ia juga mengusap keringat di keningku. "Kamu pakai ini, biar gak kedinginan."
Kak Satya memakaikan Jas yang ia kenakan kepada tubuhku. Kini, Kak Satya hanya mengunakan kemeja putih.
"Mau minum?" ucapnya memberikan sebotol air mineral.
Aku mengambil botol tersebut. Membuat tutupnya, lalu menenggak air tersebut. Tanpa sadar, Kak Satya sedari tadi memperhatikanku. Tangan kanannya terulur untuk membersikan ujung bibirku yang basah. Pandangan mataku terkunci menatapnya yang tengah menatapku juga.
"Kamu mimpi buruk?" pertanyaan Kak Satya menyadarkan lamunanku.
"Iya," jawabku singkat. Tangan Kak Satya mengacak-acak rambutku dengan gemas.
KAMU SEDANG MEMBACA
DEATH 3 ( Akhir Kisah Cinta)
Mystery / ThrillerDILARANG PLAGIAT! COPYRIGHT BERLAKU!! Setelah pulang ke Indonesia Serania Agesa menjadi seorang dokter kejiwaan. Dia bertugas di salah satu rumah sakit jiwa yang menurutnya sangat berbeda dengan rumah sakit jiwa pada umumnya. Setiap malam ia mende...