"Memecahkan teka-teki ini.... "
"Ha?"
"Gimana caranya Ser?" ucap Haris menatapku.
"Kalian mau bantuin gue, kan?" tanyaku kepada mereka.
"Pasti. Kita akan bantuin lo semampu kita," ucap Mia. Aku tersenyum mendengarnya.
"Malam ini kita ke Jakarta. Gue mau besok pagi, kita nemuin Kakek Darma," ucapku.
"Lo yakin mau ketemu Kakek Darma? Kalau dia ngapa-ngapain kita gimana?" tanya Haris.
"Ris, Kakek Darma kan di penjara. Mana. Mungkin dia bisa ngapa-ngapain kita," ucapku. Haris terdiam, begitu juga dengan Mia.
"Gimana? Kalian mau, kan?" tanyaku menatap memohon. "Oke, kalau kalian gak mau. Gue berangkat sendiri aja."
"Eh jangan dong! Nanti kalau lo kenapa-napa gimana?" ucap Mia.
"Oke, gue sama Mia bakalan bantuin lo," ucap Haris akhirnya. Aku senang mendengar penjelasan Haris.
"Bentar, gue telpon nyokap gue dulu," ucapku mengambil ponsel dari dalam tas.
"Lo mau bilang kalau lo mau ke Jakarta?" tanya Mia.
"Ya enggak lah Mi. Mana mungkin gue di bolehin sama Mama," ucapku. Aku pun mencari nomor Mama. "Gue mau bilang, kalau gue malam ini mau nginep di rumah lo."
Mia pun mengangguk.
"Halo Ma," ucapku ketika Mama sudah mengangkat panggilan. "Ma, aku malam ini nginep di rumah Mia, ya."
"Ha? Rumah Mia? Sama siapa?"
"Ya sama Mia lah Ma. Aku mau nemenin Mia. Karena Haris dia.... dia mau keluar kota. Kasihan Mia sendiri."
"Mana Mia? Mama mau ngomong sama Mia."
Aku pun menyerahkan ponsel kepada Mia."Halo Budhe, iya Mia lagi sendiri di rumah. Dan tadi gak sengaja ketemu sama Sera di cafe. Jadi ngobrol sampe sekarang."
"..........."
"Iya Budhe, Mia bakalan jagain Sera."
Setelah itu, Mia menyerahkan ponselku kepadaku. "Halo Ma? Boleh kan? "
"Mama bakalan izinin kamu, kalau Marcell sekarang nyusul ke situ. Kalian berdua tuh cewek semua loh. Mama gak mau kamu kenapa-napa. "
"Ya udah deh gak pa-pa. Suruh Marcell ke sini. Jangan lupa bawa baju ganti aku ya. Buat malam ini sama besok."
Mama mengiyakan ucapan ku. Aku pun memutuskan sambungan telpon.
"Gimana lo di izinin?" tanya Haris.
"Iya. Tapi Marcell harus ikut," jawabku.
"Loh, nanti kalau Marcell cerita sama Mama lo gimana?"
"Udah tenang aja Ris. Marcell itu gampang di atur," jawabku.
***
Setelah hampir 1 jam. Kami yang sedang menyusun rencana pun mendengar sebua ketukan pintu. Aku yakin, itu Marcell. Aku pun segera membukakan pintu.
"Lama ama sih? Gue kan pengen mandi," ucapku ketika melihat Marcell berdiri d depan pintu.
"Gue hampir aja nyasar! Untung gak jadi," balas Marcell.
"Alah bilang aja lo gak bisa baca GPS, " ucapku sembari terkekeh.
"Bukannya gak bisa! Tapi belum bisa," ucap Marcell mengoreksi ucapan ku.
KAMU SEDANG MEMBACA
DEATH 3 ( Akhir Kisah Cinta)
Mystery / ThrillerDILARANG PLAGIAT! COPYRIGHT BERLAKU!! Setelah pulang ke Indonesia Serania Agesa menjadi seorang dokter kejiwaan. Dia bertugas di salah satu rumah sakit jiwa yang menurutnya sangat berbeda dengan rumah sakit jiwa pada umumnya. Setiap malam ia mende...