|| Raina Cantika

4.9K 834 322
                                    

Hai guys, maaf banget baru bisa update.

Because, banyak kerjaan. Sibuk, lagi gak mood juga sih.

Tinggalkan jejak ya.

Happy reading:)

Semangatin aku dong:)

***

Aku merebahkan tubuhku di atas kasur. Menatap langit-langit kamar di depanku. Baru saja aku pulang dari rumah sakit jiwa sejahtera. Yah, karena di sana saat ini sangat membutuhkan banyak tenaga medis.

Tidak ada yang aneh. Dan kurasa, anak kecil yang sebelumnya ku lihat juga hanya halusinasiku. Karena aku tidak melihat apa-apa di sana. Aku sudah bertanda tangan surat kerja di sana. Yah, kondisi rumah sakit jiwa itu memang sedikit mengenaskan. Dan aku rasa itu yang membuat beberapa orang merasakan keangkeran.

Ponselku berbunyi, membuatku mengubah posisi tubuhku menjadi tengkurap. Aku menatap layar ponsel mengerutkan kening melihat nomor asing yang menelpon ku.

"Halo? "

"Iya Halo, dengan siapa di sana? " tanyaku sembari menggaruk pangkal hidungku.

"Saya Dokter Raina. Apa benar ini dengan Dokter Sera?"

"Eum, iya benar Dok. Saya Sera ini Dokter Raina yang kepala yayasan Rumah sakit sejahtera, ya?" ucapku setelah mengenali namanya.

"Nah iya benar, Dok. Saya mau mengonfirmasikan bahwa lamaran anda kami terima. "

"Baiklah, terima kasih Dok."

"Dan anda, bisa mulai berkerja besok. "

"Iya Dok. Sekali lagi terima kasih untuk infonya," ucapku.

"Iya sama-sama, maaf menganggu waktunya. Saya tutup telponnya."

Dan sambungan telpon pun di matikan. Mungkin ini adalah keputusan yang paling penting saat ini. Tugas seorang Dokter adalah menyembuhkan pasiennya. Dan aku yakin, rumah sakit jiwa sejahtera sangat membutuhkan ku.

"Sera.... "

Aku mengerutkan kening mendengar suara bisikan. Aku mencoba untuk melihat kanan dan kiri. Untuk melihat apakah ada sesuatu yang aneh di sini. Tapi, aku tidak menemukan apapun. Kecuali....

"Hihihi... "

Sesosok hantu centil di atas lemari. "Susan?"

"Hihihi.... Aku kira kau melupakan aku, " ucap Susan.

Aku tersenyum mendengarnya. Sudah sangat lama aku tidak bertemu dengan Susan. Ia masih sama, sama seperti dulu.

"Kamu apa kabar?" tanyaku menatap kearahnya.

"Memangnya hantu bisa sakit? Hihihi..."

Mendengar jawabannya membuatku memejamkan mata. "Eum,  mana tahu kamu sudah koit."

"Koit? Apa itu Sera? Kenapa bahasa mu aneh? Ah, kau tinggal di planet mana?"

"Koit itu bahasa lain dari cantik," jawabku sembari tertawa.

"Koit, koit, koit, berarti aku cantik? Hihi. "

Aku semakin tertawa mendengar ucapan Susan. Ada-ada saja Susan ini.

Tok... tok... tok...

"Maaf Non, makan malam sudah siap," ucap seorang ART di rumahku.

"Oke. Terima kasih Bi, nanti saya ke bawah,"  jawabku.

DEATH 3 ( Akhir Kisah Cinta)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang