"Hey cah ayu, main yuk...."Seketika nafasku berhenti.
Suara itu begitu jelas di pendengaran ku. Aku juga merasakan sebuah hembusan nafas berat di sampingku. Aku yakin, itu bukan Kak Satya. Bau semerbak bunga kantil turut menyengat. Hingga memenuhi indera penciuman ku.
Perlahan namun pasti, aku menggerakkan kepalaku untuk menatap ke sebelah kanan. Nafasku berhenti.
"Hey cah ayu, main yuk...."
Seorang wanita menggunakan kebaya kuno menatapku datar tanpa ekspresi wajahnya pucat, kedua matanya hampir keluar. Lalu ia mengeluarkan tawa khas, yang sangat mengerikan.
"Hihihi.... "
Ada yang aneh di sini. Kemana Kak Satya? Kenapa hanya aku saja di dalam mobil ini?
"Ka... kamu siapa?"
"Hihihihi... ayo main... "
"Enggak! Kamu siapa! Pergi kamu!"
"Hihihi......."
Tok.... tok.... tok....
Aku mendengar ketukan kaca jendela mobil. Samar-samar aku melihat sosok di luar mobil. Aku menyipitkan mataku, mempertajam penglihatan ku.
"A.... Abi.... "
Buka pintunya....
Abi mengucapkan kalimat itu. Meskipun aku tidak bisa mendengar ucapannya. Tetapi, sungguh sangat jelas gerakan bibir Abi mengucapkan kalimat itu.
Aku pun mencoba untuk membuka pintu. Namun sama sekali aku tidak bisa membuka pintu ini. Sementara Abi masih saja terus menggedor kaca jendela mobil. Aku mencari cara agar bisa membuka pintu mobil. Saat aku melihat kearah jendela. Kedua mataku terbelak.
Sosok jubah merah, dengan kampak berlumuran darah terayun ke arah Abi.
"Abi! Pergi!" teriakku. Namun sepertinya Abi tidak mendengar ucapan ku.
"Pergi!"
Dan bras.....
Kampak itu berhasil memisahkan kepala Abi dengan tubuhnya. Seketika kaca mobil berlumuran darah.
"Abi..... " teriakku sekencang-kencangnya.
****
"Sera.... "
"Sayang.... "
Aku mendengarnya, tapi di sini gelap. Lalu aku merasakan sebuah tepukan ringan di pipiku.
"Sayang.... bangun." Kalimat tersebut terasa sangat lembut di telingaku. Membuatku secara otomatis membuka mataku.
"Kak Satya.... " ucapku setelah membuka mata. Kak Satya tersenyum, sembari mengusap pipiku.
"Akhirnya kamu bangun juga," ucap Kak Satya masih mempertahankan senyumannya.
Aku menatap sekitar, lalu kembali menatap baju yang ku kenakan. Semuanya masih sama. Bahkan aku dan Kak Satya masih berada di dalam mobil. Tapi tunggu dulu, kalung yang ku kenakan memancarkan cahaya? Kenapa bisa?
KAMU SEDANG MEMBACA
DEATH 3 ( Akhir Kisah Cinta)
Mystery / ThrillerDILARANG PLAGIAT! COPYRIGHT BERLAKU!! Setelah pulang ke Indonesia Serania Agesa menjadi seorang dokter kejiwaan. Dia bertugas di salah satu rumah sakit jiwa yang menurutnya sangat berbeda dengan rumah sakit jiwa pada umumnya. Setiap malam ia mende...