Hai guys! Selamat malam.
Oh iya mampir ke cerita teman aku yuk. Siapa tau pada suka langsung cek di AuspiciousLyn
Happy reading!
***
Aku membuka mata, hal yang pertama kali ku lihat adalah koridor rumah sakit yang sepi. Aku mencoba bangkit, walaupun kepalaku masih terasa pusing. Tetapi, aku benar-benar memaksakannya. Saat berhasil berdiri. Sayup-sayup aku mendengar suara anak kecil yang sedang berlari.
Hal itu membuatku mencari-cari sumber suara. Namun nihil, aku tidak menemukan siapa-siapa di sini. Lagi, dan lagi aku mendengar suara anak kecil tersebut. Dan aku mencoba untuk mencari tahu ke sumber suara.
Tap... tap... tap...
Langkah kakiku ringan, namun sangat menggema di setiap sudut ruangan. Semakin dekat aku melangkah ke sumber suara. Tiba-tiba aku mencium bau amis. Bau amis yang sangat menyengat. Membuatku ingin muntah.
Aku tidak kuat dengan bau ini. Tolong, siapa pun tolong aku. Aku ingin segera keluar dari tempat ini.
"Teh, makan yuk."
Aku terkejut ketika melihat sosok anak kecil sedang memakan sebuah daging manusia. Yah! Daging manusia! Aku berjalan mundur, ketika anak kecil tersebut menyodorkan dagingnya ke arahku. Anak kecil itu tertawa, mungkin karena melihat ekspresi wajahku yang ke takutan.
"Teh, ayo main."
Dia mendekat, dan tidak ragu memakan daging itu di depanku.
"Jangan mendekat," ucapku.
"Darah dan daging Teteh lebih enak, hahaha... "
Entah dapat dari mana anak kecil itu. Sekarang ia membawa sebuah golok yang sangat tajam.
"Teh, ayo main."
Aku berjalan mundur. "Pergi kamu!"
"Kan aku mau main dulu sama, Teteh. Main pedang-pedangan." anak kecil itu mengacungkan goloknya kearah ku.
Bruk...
Tubuhku terpaku, ketika menyadari tidak ada lagi jalan di belakangku. Sementara anak kecil itu semakin dekat saja. Ia mengayunkan goloknya kearah kakiku. Dan dengan sigap aku menarik kembali kakiku.
Aku dapat menghindar, tapi aku tidak mengetahui kalau dia sudah mengayunkan golok itu kearah kepalaku.
"Arghhh.... "
Aku berteriak, namun saat itu juga aku membuka mata. Nafasku terengah-engah. Jadi semua hanya mimpi?
"Sera... "
Aku mendongak menatap sumber suara.
"Lang... Langit," gumamku. Tanpa kata, Langit langsung memeluk tubuhku.
"Kamu gak pa-pa, kan. Kamu baik-baik aja, kan?"
"Yah, gue gak pa-pa... " jawabku lirih.
"Maafin kesalahan aku, Sera. Aku mau... aku mau kita seperti dulu lagi."
Kedua bola mataku menatap Langit. "Gue... gak bisa."
Langit mengambil tanganku. Lalu menggenggamnya. "Maafin kesalahan aku yang dulu. Aku janji gak akan ngalagin kesalahan yang sama."
"Lang, gue tahu lo udah tunangan sama Raina. Jadi buat apa lo balik sama gue?" Aku menatap Langit dengan tajam. "Oh, lo belum puas nyakitin gue? Masih mau nyakitin gue?"
KAMU SEDANG MEMBACA
DEATH 3 ( Akhir Kisah Cinta)
Mystery / ThrillerDILARANG PLAGIAT! COPYRIGHT BERLAKU!! Setelah pulang ke Indonesia Serania Agesa menjadi seorang dokter kejiwaan. Dia bertugas di salah satu rumah sakit jiwa yang menurutnya sangat berbeda dengan rumah sakit jiwa pada umumnya. Setiap malam ia mende...