Tahun ini terlalu banyak hal yang berlalu. Entahlah. Rasanya bahkan nyaris membuat gila kalau saja tak saling menguatkan dengan semua harapan tentang hari yang indah. Barangkali, usia dua puluhan adalah usia yang cukup melelahkan sepanjang perjalan hidup. Sebab pada usia sekarang, ada begitu banyak hal yang harus dilewati dengan dan tanpa bantuan orang lain. Terkadang bertanya-tanya, apakah hanya kita yang berpikiran seperti ini atau tidak.
Pada dasarnya, begitulah pikiran manusia. Ibarat sebuah pohon yang memiliki cabang, ada begitu banyak hal seperti kesedihan, keputusasaan, kehancuran, penyesalan, dan tentu saja menyatu dalam satu kalimat; depresi. Usia dua puluh tahunan memang diwarnai dengan banyak sekali masalah. Hanya saja, ada satu yang harus diyakini bahwa sebuah pohon yang memiliki keinginan untuk bertahan akan menghadirkan sesuatu yang indah. Sebab sesuatu akan menjadi indah jika bisa mengorbankan banyak hal.
Menjadi artis di dunia pornografi, sebuah dunia illegal yang sewaktu-waktu bisa saja menjebloskan mereka ke dalam penjara, membusuk di sana, dan menjadi lebih hina di mata orang lain. Dunia tak menginginkan mereka yang bermasalah dan berbeda. Dunia akan membenci mereka yang melawan norma. Dunia bahkan tak akan segan mengasingkan mereka. Dan, dunia enggan mendengar semua alasan di balik itu semua. Apa yang menurut mereka salah, akan tetap salah bagaimana pun mereka menjelaskannya.
Malam ini terlihat begitu indah, salju baru saja turun beberapa jam yang lalu. Orang-orang terlihat ramai berkunjung ke kafe tempat mereka memulai dunia baru, bercengkrama, dan terlihat begitu bahagia. Malam menuju tahun baru kali ini terasa lebih menyenangkan dari malam-malam sebelumnya.
Jihyo sudah mengatakan pada Jungkook tentang pertemuannya bersama Taehyung tepat di saat salju turun pertama kali waktu itu. Jungkook bilang dia merasa kasihan, tapi tak mau melepaskan Jihyo sebab dia terlalu cinta. Cintanya banyak sekali. Rasanya mau mati saja kalau Jihyo pergi. Sementara setelah pertemuan itu, Taehyung juga berhenti dari pekerjaannya. Namjoon tak lagi terdengar kabar beritanya. Yoongi sudah hidup bahagia dengan adek pacar. Hoseok kini membuka salon di daerah Itaewon. Ya, happy ending untuk semua orang.
"Jung," bisik Jihyo pada sang pacar yang tengah sibuk membuat kopi pesanan seorang pelanggan yang menunggu di depan mereka.
Jungkook hanya berdeham sebagai jawaban, kedua matanya bahkan terlihat fokus pada gelas dengan krim untuk membuat coffee latte art. Lengan berurat dengan tatto itu terlihat sangat menawan, bahkan Jihyo tahu bahwa gadis-gadis yang mengantre sejak pagi tadi itu adalah penggemar rahasia Jungkook. Urgh, rasanya geram. Ingin menarik rambut yang pastinya ditata di salon itu. Tapi, Jihyo harus sabar. Tahan. Tidak boleh mengamuk. Nanti malah tidak ada yang mau berkunjung ke kafe mereka lagi karena ada pawang barista tampan yang mengerikan.
"Harusnya kita tutup saja kafe ini," gerutu Jihyo manakala pesanan tadi sudah diberikan pada sang pelanggan yang terlihat melempar senyuman genit pada pemuda itu. "Kau senang, 'kan?"
Jungkook yang tak paham dengan apa yang baru saja pacarnya itu katakan langsung mengerutkan kening, pun melipat kedua tangan di depan dada sembari mengarahkan manik matanya pada Jihyo yang kini terlihat cemberut.
"Senang kenapa, hm?"
Alih-alih menjawab, Jungkook malah melempar pertanyaan lain yang membuat gadis itu berdecih. "Dasar, memang semua lelaki itu sama. Tak pernah peka,"
Kali ini Jungkook yang berdecak, pun berakhir mencubit pipi gadis itu. "Baiklah, nanti aku akan belajar caranya membaca pikiran dari paranormal. Ah, benar tidak paranormal?"
"Jung!" rengek gadis itu lagi.
"Serius, Ji. Aku tak paham apa yang kau katakan," kata Jungkook sembari memberi kecupan pada pipi gadis itu, "bisa gunakan bahasa manusia dan bukannya bahasa wanita?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Mature Side
Fanfiction[M] Semesta barangkali tak pernah berpihak pada keduanya, seolah-olah semesta senang sekali memberikan luka pada mereka yang sudah hampir luluh lantak menghadapi kenyataan bahwa mereka hanyalah sampah yang dibuang karena tak berguna. Masa lalu memba...