Sebenarnya, banyak sekali hal yang bisa mendefinisikan masa lalu. Semuanya kembali lagi pada mereka yang memiliki masa lalu itu, ingin menganggapnya sebagai sebuah kenangan seperti apa. Kenyataannya, tak ada satu pun manusia yang bisa melupakan masa lalu yang terkenang di dalam kepala. Barangkali, mereka hanya pura-pura lupa untuk menghindari masalah baru yang dihadirkan oleh kisah itu.
Geum Jungkook, serta eksistensinya sebagai manusia penting dalam perjalan hidup seorang Song Jihyo. Sesosok pemuda yang mengulurkan tangannya saat dia terjatuh, sesosok pemuda yang selalu menjadi alasannya tersenyum, sesosok pemuda yang memberikan susu pisang stok terakhir yang ada di dalam kulkas, sesosok pemuda yang akan pasang badan saat dia diejek oleh teman-temannya.
Saat itu, Jihyo masih berumur lima tahun manakala dia menginjakkan kakinya di panti asuhan. Orangtuanya meninggal dunia akibat kecelakaan, pun kerabat orangtuanya yang enggan merawatnya. Himpitan ekonomi, menjadi alasan mereka tak sudi menerima anggota keluarga baru. Song Jihyo, berakhir menjadi anak terlantar.
Awalnya, semua terkesan baik-baik saja. Dia hanyalah bocah pendiam yang tak tahu apa-apa, selalu sendirian, tak punya teman, bahkan terkesan tak suka bicara pada orang asing. Tapi, suatu ketika salah satu penghuni panti asuhan itu malah mengajak teman-teman yang lain untuk mengganggu Jihyo. Mengejeknya, bahkan melukainya. Kata mereka, Jihyo itu tidak seperti anak-anak lainnya yang suka bermain.
Dan Jungkook, dengan pakaian iron man, serta tutup panci yang dia ambil dari dapur malah datang selayaknya pahlawan super. Bocah itu berteriak, mengatakan agar teman-temannya tidak boleh mengganggu Jihyo. Tidak boleh, bahkan dirinya sendiri. Walaupun dikucilkan, tapi Jungkook menyukai Jihyo. Hari itu, hari di mana bunga sakura berterbangan di udara, Jungkook mendeklarasikan dirinya untuk menjadi pahlawan super yang melindungi Jihyo.
Jungkook selalu menolak untuk diadopsi, tidak mau kalau tidak bersama Jihyo. Hari berlalu, hingga akhirnya mereka tumbuh dewasa. Mengatakan pada pihak panti asuhan bahwa mereka akan pergi, menata kehidupan yang lebih baik bersama. Berdua, selalu selamanya. Bayang-bayang tentang hidup bahagia, berakhir hancur manakala mereka dihadapkan pada fakta menyedihkan tentang dunia luar.
Dunia yang kejam, dunia yang tak hanya tentang cinta, sayang, dan juga kasih. Dunia yang lebih realistis, dunia yang lebih mengerikan dari sosok hantu yang mereka tonton hingga membuat Jihyo tak berani tidur sendirian di ranjangnya. Baik Jihyo, maupun Jungkook tak mempertimbangkan hal itu.
"Kita butuh uang untuk makan, untuk bertahan hidup, dan yang pastinya untuk membayar sewa flat ini." Ujar Jihyo kala itu.
Jungkook baru saja pulang dari mengamen, hanya dengan bermodalkan suara, serta gitar tua yang dia beli di pasar loak. Sementara Jihyo baru saja dipecat dari pekerjaannya yang kesekian, sebab menjadi pelayan restoran tak semudah itu. Banyak yang bertindak senonoh padanya, dan pemilik restoran tentu saja tak akan membela sebab pelanggan adalah yang utama.
Kenapa tidak ada tempat yang nyaman untuk ditinggali, ya?
Hingga suatu ketika, pertemuan Jungkook dengan Namjoon menjadi awal dari dunia baru mereka. Namjoon yang menjadi sutradara, Yoongi yang mengatur website, serta keuangan mereka. Jimin yang mengatur set, bersama dengan Hoseok. Mereka berlima memberikan banyak sekali harapan pada dunia yang hampir runtuh milik Jungkook, seolah datang selayaknya malaikat yang menawarkan bantuan padanya.
"Tidak, Jungkook! Kau sudah gila, ya?!" Teriak Jihyo manakal Jungkook mengatakan tentang idenya, "bagaimana bisa kau mengatakan hal itu?! Aku tahu kita kesulitan ekonomi, tapi tidak dengan cara menjadi bintang porno seperti itu!"
Jungkook mencoba memberikan gadis itu sebuah pelukan, walaupun berakhir ditepis oleh Jihyo. "Dengarkan aku dulu, Ji. Kumohon," ujar Jungkook mencoba menenangkan.
"Lakukanlah sendiri, aku tidak mau!" Pada akhirnya, Jihyo mutlak mengatakan pilihannya.
"Tidak, Jihyo. Aku hanya ingin melakukannya denganmu," Jungkook masih bersikeras untuk meyakinkan, "kau tahu bahwa aku mencintaimu, begitupun sebaliknya. Aku tidak akan sudi melakukannya dengan gadis lain selain dirimu, Ji. Aku milikmu,"
Mendengar kalimat itu, pun manik mata yang seolah terperangkap pada manik sehitam jelaga milik Jungkook, Jihyo pada akhirnya mengalah pada logikanya. Tidak apa-apa, Jihyo. Ini semua untuk diri kalian. Jungkook sudah berjanji. Lagipula, sistemnya hanyalah melakukan adegan seksual di depan kamera. Seperti live streaming. Tidak ada drama, ataupun paksaan sutradara.
Tapi malangnya, Jihyo tertipu oleh semua omong kosong dunia. Jungkook, serta eksistensinya berhasil meluluhlantakkan perasaannya.
"Kita sudah selesai, Jungkook." Dan kalimat pertanda berakhirnya hubungan mereka, berhasil membuat Jungkook menyesali perbuatannya.
Manusia itu memang suka sekali menyesal setelah kehilangan sesuatu yang paling berharga, ya? Dungu. []
Jungkook lagi bisikin Taehyung, buat jauh-jauh dari Jihyo segera.
"Hyung, jauhin Jihyo, ya. Dia punya gue,"
🙊🙊
KAMU SEDANG MEMBACA
Mature Side
Fanfiction[M] Semesta barangkali tak pernah berpihak pada keduanya, seolah-olah semesta senang sekali memberikan luka pada mereka yang sudah hampir luluh lantak menghadapi kenyataan bahwa mereka hanyalah sampah yang dibuang karena tak berguna. Masa lalu memba...