*song request; Me After You by Paul Kim
~•~
Barangkali, Jungkook tidak akan punya hari yang indah seperti yang dia alami sekarang. Wajah berseri dengan senyum kecil yang terukir, bibir tipis yang sesekali bersenandung, suara madu yang sesekali melempar tanya padanya, atau bahkan tentang tawa yang nyaris membawanya ingin menangis terharu. Kalau saja dia tetap egois, mungkin semua itu tak akan pernah bisa dia nikmati lagi seperti hari ini.
Gadis dengan apron berwarna coklat muda itu terlihat mondar-mandir di area dapur sementara Jungkook kini terduduk dengan tangan menopang dagu, pun kedua manik yang tak pernah lepas menatap sosok itu. Beberapa menit setelah bau harum semerbak tercium tatkala Jihyo meletakkan panci berisi sup kimchi itu, mereka malah terdiam seolah ada dinding pembatas yang membuat keduanya merasa canggung.
"Silahkan makan!" Seru gadis itu berusaha sekuat tenaga untuk tak memperlihatkan raut wajah canggungnya.
Jungkook yang duduk di hadapannya malah terdiam. Lantas, pemuda itu menunduk sembari mengangkat kedua tangannya dan diletakkan di belakang kepala. "Aku tidak tahu apakah aku bisa hidup tanpamu kalau semisalnya kau tidak memaafkan aku, Ji. Aku benci memikirkannya, tapi...,"
Ada jeda pada kalimat yang dia ucapkan, pun satu tarikan napas terdengar sebelum akhirnya Jungkook melanjutkan dengan mata yang kembali berembun. "Aku benar-benar mencintaimu dan nyaris gila karena kau mengatakan ingin putus dariku,"
"Aku tak menyalahkan fetish yang kau punya, Jungkook. Menurutku hal itu normal karena setiap manusia memang punya," ujar si gadis kemudian, pun terdiam sejenak guna menjilat bibirnya yang terasa kering. "Tapi, fetish akan menjadi sebuah kesalahan saat kau memaksakan hal itu. Konsensus itu sangat dibutuhkan, kau tahu?"
Satu-satunya hal yang bisa Jungkook lakukan adalah mengangguk, pun mendongak dengan senyum yang dia paksa untuk terbit pada wajahnya. "Maaf, Ji. Aku janji tak akan melakukannya lagi,"
"Aku percaya padamu," balas Jihyo kemudian.
"Setelah ini kita pulang ke rumah, ya?"
Jihyo lantas terkekeh, pun mengangguk sembari meyendok sup kimchi untuk dia berikan pada Jungkook. "Iya, aku kasihan pada Taehyung. Aku bahkan tidak tahu di mana dia tidur semalam,"
Jungkook lantas kembali mengulas senyum, menyuap satu sendok sup dan mendesis sembari mengacungkan jempolnya. "Enak sekali, Nona. Apa kau seorang koki masakan Korea di hotel bintang lima?"
"Jung, stop!"
Baik Jihyo maupun Jungkook kini tertawa keras dengan mata yang saling menatap lekat. Ada kehangatan yang mampir di dalam relung hati. Keduanya lantas kembali sibuk pada sarapan mereka, terdiam dengan mata yang sesekali saling melirik. Hingga makanan mereka habis, Jihyo dibuat nyaris terjengkak tatkala Jungkook mengatakan sesuatu yang membuatnya terkejut setengah mati.
"Ayo kita berhenti dari pekerjaan itu, Ji!" []
Dr kemarin aku tu dpt masalah yg lumayan banyak, tp pas JK live semuanya jd ambyar. Aku jd bahagia bgt, like he's my cure ternyata :")) aku bahkan ga perduli lg sm org2 yg risih sm kesukaan aku. Bodo amatlah, wong BTS jd obat aku dan mereka yg jd perusak mood aku masa hrs dipeduliin. Buang ke laut aja udahhh
Harta, takhta, JK, his tattoo, his jidat, and his voice :"))
KAMU SEDANG MEMBACA
Mature Side
Fiksi Penggemar[M] Semesta barangkali tak pernah berpihak pada keduanya, seolah-olah semesta senang sekali memberikan luka pada mereka yang sudah hampir luluh lantak menghadapi kenyataan bahwa mereka hanyalah sampah yang dibuang karena tak berguna. Masa lalu memba...