Sofa

4.3K 85 0
                                    

Niatnya memang datang ke tempat ini untuk bertemu dengan Namjoon--boss mereka--tapi malah berakhir melihat Jungkook menjilati lubang gadis lain, di atas sofa dengan beberapa kamera yang terlihat menyala. Pun, flash kamera yang terus menyala menyilaukan mata. Rasanya ingin mendekat, lalu menghancurkan sesi pemotretan sekaligus syuting antara sang kekasih dan gadis bernama Jung Sooyeon itu. Tapi Jihyo masih di sana, diam dengan perasaan sesak di dalam dada bersama segala kecamuk yang hadir.


Ini resiko menjadi kekasih seorang Bintang film porno, Jihyo.

Tapi bukan itu yang membuat Jihyo merasa sesak, sebab instingnya berkata lain. Jungkook bukan hanya melakukan hal itu sebagai bentuk profesionalitas sebagai seorang Bintang film porno, tapi juga karena dia menyukai gadis itu. Perihal desahannya, perihal bibirnya yang bermain di atas permukaan penis Jungkook yang menegang, atau perihal kerongkongan Sooyeon yang lebih dalam ketimbang milik Jihyo dan membuat penis panjang itu masuk lebih dalam ketika sang gadis melakukan sesi blow job yang membuat penonton bergairah.

Ketika tubuh mereka sudah saling menindih dengan pakaian yang sudah terlepas dan tergeletak di atas lantai, saat itu juga Jihyo langsung melangkahkan kakinya keluar dari ruangan itu. Napasnya tersengal, rasa sesak menjalar sampai ke kepala hingga membuatnya jadi sakit. Jihyo terduduk di atas lantai, matahari bahkan bersinar begitu terik ketika dia menumpahkan air matanya di atap gedung apartemen ini.

"Kenapa menangis di sana?" Tanya seseorang dengan suara baritonnya, membuat Jihyo yang tadi terisak langsung menghentikan tangisannya dan mendongak.

Di sana, tepat di hadapannya, ada Kang Taehyung yang tengah menikmati Juul* hingga asap putih itu mengepul di udara dan menghilang tatkala angin berhembus pelan menerpa wajahnya. Jihyo menghela napas, kembali menyembunyikan wajahnya di antara lipatan tangan di atas lutut yang ditekuk. Taehyung kembali melangkah lebih dekat, hingga ujung sepatu mereka saling bersentuhan.

"Kau merokok?" Tak ada jawaban, Taehyung lantas kembali fokus menghisap rokok elektronik itu. "Kenapa orang saat sakit hati mendadak jadi bisu begini, ya?"

Dengan mata merah dan basah, Jihyo kembali mendongak. "Aku tidak sakit hati, kok!" Tegasnya, yang tentu saja tidak sesuai dengan fakta.

"Ya, wajar saja. Sesuai dengan pepatah; tak akan ada maling yang mengaku, kalau mereka mengaku nanti penjara penuh. Full capacity,"

Jihyo lantas berdecak, kemudian berdiri. "Menyebalkan," gerutunya, hampir membawa langkah kakinya untuk menjauh tapi Taehyung lebih dulu mencekal pergelangan tangan gadis itu.

"Mau kemana?"

Jihyo mengerutkan keningnya, lantas merotasikan matanya jengah. "Kemana saja asal tidak di sini,"

Taehyung mengedikkan bahu, lalu mencebik. "Terserah saja," ujarnya, lalu berbalik dengan tubuh yang sudah bersandar pada beton pembatas atap. "Tapi aku sarankan kau untuk tetap di sini, soalnya Jungkook sekarang sedang melanjutkan sesi bercintanya di kamar."

"Apa syutingnya belum juga selesai?"

Taehyung tersenyum miring, lalu terkekeh. "Tentu saja sudah. Kau ingat kalau syutingnya sudah berlangsung lebih dari tiga jam, bukan?"

"Lalu? Apa maksudmu dengan melanjutkan sesi bercinta di kamar?"

Taehyung tak langsung menjawab, bibirnya bahkan terlihat begitu menikmati menghisap benda itu. Jihyo yang tak sabaran, langsung mendekat dan membalik tubuh pemuda yang punya tinggi jauh darinya itu.

"Jawab aku!"

Taehyung terkekeh, lantas memasukkan tangannya ke dalam saku celana dan mendekatkan wajahnya. "Menurutmu bagaimana, Nona Manis?" Pancingnya, "kau tentu sudah dewasa untuk memahami kalimatku barusan, bukan?"

Jihyo kini terdiam, tubuhnya stagnan dengan mata yang menyorot sendu dan sarat akan kehancuran. Taehyung tentu saja iba, tapi dia tak punya pilihan lain selain berkata jujur. Lebih baik, 'kan, ketimbang dia melihat adegan pembunuhan? Air mata gadis itu kembali menetes, membuat Taehyung mengulurkan tangannya dan mengusap pipi itu untuk menghapus air mata yang mengalir membasahi wajah cantik milik Jihyo.

"Kalau butuh pelarian, kau tentu tahu tempatnya. Aku selalu sedia payung saat hujan, Sayang."

Dan Jihyo, hanya tak punya cara lain untuk meluapkan kekesalannya. []

 []

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

A.N. : Juul itu merk rokok elektronik yang namanya melejit di akhir tahun 2017 kemarin. Yang ARMY garis keras pasti tahu dong, ini rokok kenapa? Awokwok

For me, ga masalah sih. Kenapa jg hrs dibesar-besarin masalahnya huft~~

I'm sorry, I didn't like tea to spill the tea 🙈

Mature SideTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang