*recomend song; The Man Who Can't Be Moved by The Script or play music on mulmed.
"It's your first broken heart, isn't it?"
Taehyung yang tengah berbaring di atas sofa seketika membuka matanya tatkala sebuah pertanyaan terdengar dari manusia berkulit seputih susu itu. Sosok itu, Lee Yoongi namanya. Teman baik Jang Namjoon, sang produser keparat yang selalu bisa menenangkan talent yang sedang memberontak.
Yoongi tidak bekerja di industri pornografi lagi. Beberapa tahun silam memang dia juga ikut andil dalam berkembangnya website mereka, tapi ada beberapa alasan yang membuatnya berhenti. Sekarang Yoongi bekerja sebagai chef di restoran makanan tradisional Korea.
Walaupun tak jauh berbeda dengan Namjoon yang licik, tapi setidaknya Yoongi masih sedikit punya logika untuk mengeksploitasi para talent. Menurutnya manusia adalah pemilik seutuhnya tubuh mereka terlepas dari kontrak dan perjanjian yang sudah dibuat. Karena pemikiran mereka bertolak belakang, maka Yoongi memutuskan berhenti tanpa adanya konpensasi sedikitpun.
Berteman dengan Yoongi setidaknya mengajarkan banyak hal pada Taehyung. Cara memberontak, misalnya. Walaupun belum bisa pergi seperti Yoongi, setidaknya dia bisa belajar caranya menolak dan memulai diri untuk tak terlalu ketergantungan pada Namjoon yang seolah berperan sebagai malaikat penyelamat mereka itu.
Taehyung lantas mendengus, pun terkekeh dengan pergelangan tangan yang masih setia menutupi wajahnya. "No, it's not. My first broken heart was more complicated than it," jawabnya kemudian.
Ya, patah hati pertamanya memang bukan ini. Sebab patah hati pertamanya lebih menyedihkan dari pada apa yang dia rasakan sekarang. Taehyung bahkan enggan mengingatnya sebagai patah hati, sebab dia terlalu kecil untuk mengenang semuanya. Namun, sekuat apapun menolak dia tetaplah tak bisa memungkiri bahwa apa yang dia alami memang patah hati.
Usianya baru menginjak sepuluh tahun waktu itu, lalu dia bertemu dengan seorang wanita. Ya, ibu tirinya. Wajahnya cantik, usianya bahkan jauh lebih muda daripada ayahnya. Dia baik, teramat lembut, dan juga menyayangi Taehyung. Bocah sepuluh tahun yang belum pernah merasakan kasih sayang orangtua sebab kedua orang tuanya sibuk bekerja tentu saja tergiur.
Usianya baru menginjak sepuluh tahun dan Taehyung tak tahu apa yang dia lakukan adalah sebuah kesalahan. Dia bahkan belum mengalami mimpi basah, tapi semua hal yang tergambarkan pada masa pubertas itu telah dia alami lebih dulu. Rumah selalu sepi, ayahnya selalu pergi, dan ibu tirinya juga terlihat menyukai semua itu.
Taehyung jatuh hati, tapi usianya baru menginjak sepuluh tahun dan tindakannya dianggap salah. Ayahnya teramat mencintai wanita itu ketimbang dirinya. Kalau seseorang yang dibutakan cinta tentu saja tak akan mempercayai ucapan sebelah pihak, 'kan? Jadi, di usia menginjak sepuluh tahun, Taehyung menjadi anak jalanan. Tak punya rumah, kelaparan, kedinginan, dan menangis setiap saat sembari bertanya kenapa hidupnya menderita seperti itu.
Lalu, semuanya berubah tatkala Namjoon menghampirinya yang nyaris bunuh diri di jembatan Mapo. Mengulurkan tangannya, tersenyum, lalu mengucapkan sebuah kalimat penyemangat untuknya yang remuk redam.
"Apa masih akan tetap bertahan walaupun sudah sakit hati begitu?" Tanya Yoongi lagi.
Taehyung lagi-lagi terkekeh, pun menghela napas. "Entahlah," jawabnya, pun melanjutkan. "Bisa iya, bisa juga tidak. Tergantung mood,"
"Yang terpenting, sih, kau cepat-cepat pulang. Pacarku bisa mengamuk kalau kau lebih lama tinggal di sini," balas Yoongi sembari meraih gelas berisi whiskey di atas meja kaca itu.
"Enaknya bisa mendapatkan hati Kak Yoongi," kata Taehyung tiba-tiba, "bisa mengendalikannya sepuas hati."
"Kalau kau bertemu dengan seseorang dan kau menyadari bahwa kau mencintainya, aku yakin kau akan sepertiku, Tae. Percayalah,"
Taehyung seketika terdiam, lalu menurunkan tangannya yang menutupi wajah dan menatap langit-langit apartemen berwarna abu-abu itu. "Jadi, aku tak usah mencari saja biar tidak seperti kau. Mudah, 'kan?"
"Terkadang mereka datang secara tiba-tiba dan kita bahkan tak menyadarinya, Taehyung."
Ah, iya. Mungkin sesak di dadanya ini karena dia sudah menemukannya. Hanya saja, keadaan dan waktu tak tepat baginya. []
Tae sad boi bgt, bkn good boi lg jdnya :"))
[Tersenyum sembari menahan diri untuk tak pingsan setelah melihat ini]
Sekali lagi makasih yg udah dukung cerita ini, lobyu manteman dunia oranye Q 🙆🌻
Best regards :
Al 💕
KAMU SEDANG MEMBACA
Mature Side
Fanfic[M] Semesta barangkali tak pernah berpihak pada keduanya, seolah-olah semesta senang sekali memberikan luka pada mereka yang sudah hampir luluh lantak menghadapi kenyataan bahwa mereka hanyalah sampah yang dibuang karena tak berguna. Masa lalu memba...