Everyone Has a Different Minds

834 37 4
                                    

~•~

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

~•~

Mendengus, pemuda itu lantas berdiri dari tempatnya tatkala mendengar bel apartemennya terus berbunyi sekalipun sudah dia abaikan sejak lima menit yang lalu sebab dia tak suka diganggu untuk sekarang. Lee Yoongi, dia hanya ingin tidur beberapa menit saja tanpa diganggu oleh siapa pun bahkan adek pacar sekalipun. Tidak, hanya beberapa menit saja. Sebab kalau lama, nanti rindu.

Tadi siang dia sudah cukup lelah dipusingkan oleh pekerjaannya di restaurant, jadinya ingin tidur beberapa menit untuk meredakan rasa sakit di kepala. Hanya saja, sosok yang tentu saja bukan adek pacar adalah manusia yang siap mendapatkan makian karena sudah menganggu waktu tidurnya.

"Sialan!" Dan benar saja, satu makian lantas dia lontarkan saat pintu terbuka.

Di sana ada Jungkook dengan cengiran lebarnya yang khas sembari mengangkat sekotak ayam, serta bir. Walaupun tahu kalau Yoongi marah, tapi Jungkook tetap melanjutkan langkah kakinya untuk masuk dan duduk di sofa sembari membuka kota ayam goreng. Yoongi dengan mata yang tak terlalu terbuka sebab masih mengantuk kini sudah duduk di hadapan pemuda itu, lantas membuka kaleng bir hingga suara desisan terdengar.

"Kau tahu, aku sekarang benar-benar tak ingin diganggu. Bahkan pacarku sendiri tak berani datang ke sini," cecar Yoongi setelah meneguk sedikit bir dari kaleng.

"Itu artinya aku lebih berharga daripada pacarmu," balas Jungkook sembari terkekeh.

Yoongi yang nyaris mendaratkan tendangannya pada pemuda itu kini mendengus, berusaha sabar dengan tingkah bocah satu itu, lalu mendecih. Memilih menyandarkan punggungnya pada sandaran sofa, lalu mendongak menatap langit-langit kamar.

"Are you happy now?" Lantas sebuah pertanyaan berhasil dia ucapkan pada Jungkook yang kini bergeming di tempatnya.

Pemuda itu lalu tersenyum kecil, lantas menjawab. "Sedang mencoba untuk berdamai dengan diri sendiri,"

Kembali menegakkan badannya, Yoongi lantas bertanya. "Omong-omong, kau darimana tadi?" Sembari mencomot satu potong ayam goreng dengan saus pedas itu.

"Dari tempat Kak Namjoon," jawabnya.

"Lalu?"

Jungkook lantas mengedikkan bahu, pun mencebik. "Dia tak ada di tempatnya, kata Kak Hoseok dia pergi. Entahlah, semenjak masalah waktu itu dia benar-benar terlihat sibuk. Padahal aku cuma ingin membayar denda untuk membatalkan kontrak dengannya,"

"Kau benar-benar akan pergi?" Tanya Yoongi lagi.

Jungkook mengangguk, pun menenggak bir miliknya. "Tentu, aku dan Jihyo sudah memutuskan untuk membuka kafetaria saja. Tidak apa-apa, 'kan, Kak?"

Yoongi terdiam sejenak tatkala mendengar pertanyaan dari pemuda itu. Kedua maniknya lantas menatap pada Jungkook, pun tersenyum manis. Dari manik mata bulat dengan binar yang memancarkan begitu banyak harapan itu, Yoongi dapat melihat sebuah ketakutan yang dulu pernah dia alamai. Sebab bagaimanapun, seseorang yang baru saja keluar dari kubangan lumpur akan terlihat paling menonjol.

Akan banyak hinaan, bahkan orang-orang yang meremehkan mereka. Manusia memang begitu, bukan? Mengatai seseorang yang berbeda dari mereka sebagai monster, tapi sendirinya lupa bercermin.

"Pernah dengar kalimat; orang baik punya masa lalu yang buruk dan orang buruk punya masa depan yang baik, Jung?" Tanyanya, lantas dijawab sebuah anggukan oleh pemuda itu. "Teruslah berjalan di jalan yang menurutmu baik, sebab kau tak bisa membuat semua orang menyukaimu."

"Hidupmu adalah milikmu, maka teruskan."

Mendengar kalimat itu, Jungkook lantas berdiri dan memberikan dekapan hangat sebagai ucapan terima kasih yang tak mampu dia ucapkan langsung sebab sudah terlanjur menangis. Benar kata Yoongi, bahwa hidup adalah milik diri sendiri. Jadi, tak usah dengarkan apa kata orang lain.

Semangat, Jungkook! []

AKU NANGIS NULIS PART YG INI 😭😭 AKU NGEBAYANGIN BENERAN DEH YOONGI YG SOFT GITU NGOMONG GINI WOYYY, YAELAHHHH. PEN ABANG KEK YOONGII 😭😭 DAH AH, AKU OFF. BYEEEE

 BYEEEE

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Mature SideTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang