Jungkook itu terlalu serakah untuk apa yang dia anggap miliknya, tak boleh ada satupun yang boleh memiliki bahkan menyentuh sedikitpun sesuatu yang mutlak keberadaannya. Namun pagi ini, setelah pertengkaran mereka beberapa hari yang lalu dan kejadian di mana Jungkook yang memberikan hukuman kecil untuk gadisnya, Jihyo malah membuat ulah dan membuat pemuda itu hampir menghancurkan tempat syuting itu.
Ruangannya di tata begitu rapi, hanya ada lampu di atas nakas yang bersinar redup, pun kamera yang menyala menyorot setiap jengkal lekuk tubuh Jihyo dan Taehyung yang tengah bergulat di atas ranjang. Namjoon terlihat duduk memantau monitor yang memperlihatkan website tempat di mana mereka meraup keuntungan dengan adegan-adegan erotis yang membuat orang-orang rela menghabiskan banyak uang untuk melihat mereka berperan di atas ranjang.
Tadi, Jungkook membiarkan gadis itu pegi karena dia ada urusan mendadak yang membuatnya mengangguk saat Jihyo mengatakan ingin pergi. Tapi notifikasi dari ponselnya mendadak membuat pemuda itu tersentak, lalu melajukan mobilnya menuju rumah Namjoon yang tengah menjadi lokasi syuting. Napas Jungkook tersengal, persis seperti banteng yang tengah marah dan bersiap menyeruduk kain berwarna merah.
"Oh, Jungkook?" Ujar seseorang yang membuat sang empunya nama menoleh sejenak sebelum akhirnya kembali menatap Taehyung dan Jungkook lagi. "Kenapa kau terlihat seperti marah begitu?" Lanjut Hoseok, si penanya.
"Kenapa kalian membiarkan Jihyo syuting dengan Taehyung?"
Hoseok mengerutkan keningnya, pemuda yang berkerja sebagai penata rias dan lokasi itu nampak kebingungan. "Apa Jihyo tidak memberi tahumu?" Tanyanya kemudian memiringkan kepalanya, "tidak mungkin, sih. Soalnya Namjoon dan mereka berdua sudah mendiskusikannya bahkan dua hari sebelum pemotretanmu dengan Sooyeon kemarin,"
Sial! Jung menggeram di dalam hati, merasa geram dengan apa yang baru saja dia hadapi sekarang. Kenyataannya adalah Jihyo baru saja berbohong, meminta persetujuan tapi tetap saja tidak didengarkan. Gadis itu terlihat menggeram, memejamkan matanya sembari meremat kuat rambut Taehyung yang kini begerak menumbuk pusat tubuhnya. Di mata orang lain, mungkin Jihyo tengah memerankan karakternya dengan sangat baik. Tapi di mata Jungkook, gadis itu benar-benar menikmati bagaimana Taehyung yang memberikan surga dunia untuknya. Persis seperti apa yang sering Jungkook lihat ketika mereka bercinta.
Namjoon lalu mengacungkan jempolnya tatkala kedua orang itu mencapai klimaks bersamaan, lantas kamera dimatikan dengan keduanya yang masih berbaring nyaman di atas ranjang. Hoseok terlihat berlari memberikan jubah handuk untuk keduanya, pun minum untuk mereka yang terlihat kelelahan. Deru tepuk tangan lalu terdengar bergema, bersamaan dengan teriakan bangga dari Namjoon.
"Hebat, kita dapat banyak bonus dari orang-orang!" Serunya, lalu menoleh ke belakang sebelum akhirnya tersentak tatkala matanya menatap ke arah Jungkook yang berdiri kaku. "Sejak kapan kau di sini, Jungkook?"
Jungkook tak menjawab, pemuda itu bahkan menatap tajam pada Namjoon yang mengerutkan keningnya. "Kau kenapa, sih?" Tanyanya, lalu berdecak. "Taehyung, dan Jihyo istirahatlah dulu. Dan kau Jungkook, aku ingin berbicara denganmu."
Jungkook awalnya tak ingin menuruti keinginan Namjoon, dia lebih ingin merealisasikan keinginannya untuk mendaratkan bogeman mentah pada wajah Taehyung yang diam-diam memasang senyum miring ke arahnya sementara Jihyo terlihat masuk ke dalam kamar mandi bahkan sebelum matanya menatap ke arah Jungkook. Tapi tatkala Namjoon membisikkan sesuatu padanya, Jungkook langsung mengekori dengan perasaan senang yang kelewat banyak.
"Aku ingin membicarakan naskah yang aku kirimkan padamu kemarin, lebih cepat lebih baik, 'kan? Sooyeon dan Jihyo juga sudah menyetujuinya." []
KAMU SEDANG MEMBACA
Mature Side
Fanfiction[M] Semesta barangkali tak pernah berpihak pada keduanya, seolah-olah semesta senang sekali memberikan luka pada mereka yang sudah hampir luluh lantak menghadapi kenyataan bahwa mereka hanyalah sampah yang dibuang karena tak berguna. Masa lalu memba...