Chapter 3

31 7 0
                                    

Seleviea masih mendengarkan Helen yang sibuk bercerita tentang perbedaan antara kerajaan Solvench dan kerajaan Vionesta yang terkadang juga membuatnya terkejut.

"Benarkah? Wah~ Lain kali ajak aku melihatnya!" Ucap Leviea antusias.

"Tentu saja, nona. Lain kali saya pasti akan mengajak nona berkeliling!" Balas Helen tak kalah antusias.

Saat sedang asik-asiknya mengobrol, tiba-tiba seseorang yang mengenakan jubah menabrak bahu Leviea dan mengambil topi yang dikenakannya.

"Ya ampun, nona!? Anda tidak apa-apa?!" Tanya Helen panik.

Leviea langsung menganggukkan kepalanya. "Ya, aku baik-baik saja." Jawab Leviea sambil merapikan rambutnya yang sedikit berantakan.

Helen tiba-tiba melepaskan genggaman tangan Leviea, membuat Leviea menatapnya bingung.

"Nona, anda tunggu disini sebentar dan jangan kemana-mana sampai saya kembali."

Setelah mengatakan hal tersebut, Helen langsung berlari pergi meninggalkan Leviea untuk mengejar pencuri yang mengambil topi Leviea.

"Helen!? Helen!!!" Panggilan Leviea, namun percuma karna Helen sudah berlari jauh mengejar si pencuri.

"...Padahal aku tidak apa-apa. –Dasar Helen..." Gumam Leviea pasrah.

Leviea berlari mengejar Helen namun dia kehilangan jejaknya. Bermodalkan insting, Leviea pun berjalan masuk ke dalam gang. Hingga tiba-tiba seseorang menarik pergelangan tangannya dan membekap mulutnya.

Leviea membelalak kaget dan langsung memberontak, apalagi saat dia tahu bahwa orang yang menariknya dengan paksa adalah seorang pria yang juga mengenakan jubah.

Apa yang harus kulakukan... Batinnya panik.

Di tengah kepanikkannya tiba-tiba pria tersebut mendekatkan bibirnya ke telinga Leviea, membuat Leviea secara refleks menyipitkan matanya takut.

"Shut!" Bisik pria berjubah itu pelan sambil mengarahkan tatapan mata Leviea ke arah ujung gang yang ternyata terdapat sekumpulan pria yang terlihat seperti preman.

Setelah mengetahui keadaan yang terjadi, Leviea berhenti memberontak. Pria tersebut juga langsung melepaskan bekapan tangannya dan lewat kontak mata, dia mengajak Leviea keluar dari gang tersebut sambil menggenggam tangannya.

Setelah mereka keluar dari gang, pria tersebut melepaskan genggaman tangannya lalu menatap Leviea.

"Anda tidak terluka kan, nona?" Tanya pria tersebut khawatir.

Leviea balik menatap pria tersebut dan langsung terpukau saat bertatapan dengan mata berwarna biru saphire pria tersebut. Begitupula dengan pria tersebut yang juga terpukau oleh mata ungu terang Leviea yang berkilau.

"Ya, saya baik-baik saja." Jawab Leviea pelan, lalu mengalihkan pandangannya karna mendadak dia merasa gugup.

Setelah Leviea mengalihkan pandangan matanya, pria tersebut mengerjab pelan dan menghela napasnya pelan. Kemudian kembali menatap Leviea.

"Syukurlah kalau begitu." Balas pria tersebut sambil tersenyum.

Melihat tidak ada balasan yang akan Leviea ucapkan, pria tersebut langsung tersenyum tipis.

"Ngomong-ngomong, apa anda tahu bahwa hari  ini bukanlah pertemuan pertama kita?" Tanya pria tersebut yang langsung membuat Leviea mengernyitkan dahinya bingung.

"Maksud anda, sebelumnya kita pernah bertemu?" Tanya Leviea balik.

Pria tersebut mengganggukkan kepalanya, masih dengan senyumannya.

Have A Chance [Slow Update]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang