Chapter 18

6 2 0
                                    

Helen melihat ke kanan dan ke kiri sebelum akhirnya menutup pintu. Kemudian dia berjalan mendekati Leviea yang sudah lebih dulu duduk di sofa.

"Duduklah, Helen." Ucap Leviea saat mendapati Helen yang masih berdiri dan menatapnya ragu-ragu.

Helen duduk di depan Leviea."Harus dari mana saya memulainya, nona?" Tanya Helen.

"Langsung pada informasi mengenai Ralevie Seinth?"

Helen membelalak dan mengangguk cepat. "Untung saja anda bertanya. Saya mungkin akan tetap melupakannya bila anda tidak kunjung membicarakannya." Ucap Helen lega.

"Jadi..?" Tanya Leviea.

Helen menelan ludahnya pelan dan memajukan tubuhnya agar lebih dekat oleh Leviea.

"...Memang benar bahwa orang yang anda cari ada dalam catatan keluarga saya, hanya saja..." Helen menatap Leviea ragu. "...Beliau memiliki catatan buruk."

Leviea terdiam,

Kenapa buruk..? Batin Leviea.

Helen menatap Leviea yang terdiam khawatir. "Anda baik-baik saja, nona?"

Leviea menatap Helen dan tersenyum. "Ya. –Kalau begitu, apa perbuatan yang membuatnya dicatat buruk?" Tanya Leviea penasaran.

"Sebelum itu bisa kamu ceritakan asal usul Ralevie Seinth?" Pinta Leviea yang diangguki Helen.

"Ralevie Seinth adalah putri tunggal dari istri kedua dari duke Seinth terdahulu. Istri kedua duke merupakan putri seorang baron dari keluarga yang hampir bangkrut. Beliau bernama nyonya Rayina Sholey. Beliau juga..."

Leviea terdiam dan tatapan matanya menjadi kosong.

Rayina... Batinnya sambil mengingat-ingat sosok tersebut dalam ingatan masa lalunya.


"Ibu! Ibu mencariku?" Panggil wanita berambut ungu muda sambil duduk dan menggenggam tangan ibunya yang sedang duduk bersender di kasurnya.

"Akhirnya kamu datang, putriku, Ralevie." Ucap ibunya sambil tersenyum.

Wajah yang terlihat pucat itu tetap tidak menutupi wajah cantik wanita paruh baya yang merupakan ibunya itu.

"Padahal aku belum lama pergi, tapi ibu sudah merindukanku..." Ucap wanita tersebut dengan senyum manisnya.

Sang ibu tertawa pelan. "Ibu akan selalu merindukanmu, Levie. Bahkan ketika kamu berada di samping ibu seperti ini. –Apa kamu tidak menyukainya?"

Levie membelalak. "Apa yang ibu katakan?! Tentu saja aku menyukainya. Namun, aku penasaran, sebenarnya apa hal yang paling membuat ibu sangat-sangat merindukanku?" Tanya wanita bernama Ralevie tersebut sambil menatap ibunya penasaran.

Ibunya berpikir sejenak.

"Ibu merindukan semua tentangmu. Ibu merindukan saat-saat dimana kamu selalu bersama ibu, berada di dalam dekapan ibu, bahkan ketika kamu menangis hanya karna melihat rumah semut yang roboh. –Ibu benar-benar merindukan semua kenangan kebersamaan kita..." Jawab sang ibu sambil memandang anaknya lembut dan penuh kehangatan di mata sayunya.


"Nona?... Nona?!"

Leviea mengerjabkan matanya dan menatap Helen terkejut. "Ya? Ada apa?" Tanya Leviea setelah memfokuskan diri.

Have A Chance [Slow Update]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang