Chapter 20

7 2 0
                                    

Seminggu pun berlalu setelah hari perdebatan Hendery dan para anak buahnya, namun sayang, perdebatan di antara mereka terjadi kembali, lebih tepatnya perdebatan antara Hendery dan Raven.

Hari ini Hendery mengatakan keluhannya pada Raven, sedangkan Raven selalu menolak solusi yang diberikan Hendery. Dan yang menjadi masalah perbedatan mereka adalah, Kenapa sang pangeran tidak kunjung memiliki jadwal kosong?

Raven sendiri merupakan tangan kanan Hendery yang ditugaskan untuk mengurus urusan pekerjaan Hendery. Dia juga mengurus semua jadwal kegiatan Hendery dan dia juga merupakan pencari informasi yang handal dan terpercaya.

Orang-orang mungkin mengenalnya sebagai si jenius negeri ini maupun orang terkompeten, calon perdana menteri selanjutnya, dan lain-lain. Namun bagi Hendery, Raven adalah orang yang hanya besar mulut dan sering membuatnya kesal.

"Anda tidak bisa membatalkan rapat hari ini, yang mulia. Saya sudah menyusun semua waktu anda. Lihat, tidak ada lagi waktu kosong yang tersisa." Ucap Raven sambil menunjukkan buku yang berisi jadwal-jadwal kegiatan Hendery.

"Bukankah sudah kukatakan dari beberapa hari sebelumnya, kosongkan jadwalku selama satu hari penuh karna aku ingin berkeliling kota. Kenapa kamu masih terus mengisinya dengan jadwal-jadwal yang tidak berarti ini?" Balas Hendery datar.

Raven menggeleng cepat. "Anda tidak bisa terus-terusan mengundur waktu, yang mulia." Tolak Raven membuat Hendery mendengus kesal.

"Karna aku selalu mengikuti rencanamu, sepertinya kamu mulai merasa hebat. Bahkan kamu juga berani meremehkan perintahku ya, Raven." Ucap Hendery dingin dan menatap Raven tajam.

Raven yang hendak memprotes segera menutup mulutnya kembali.

"Aku tidak peduli lagi! Hari ini aku akan keluar, –Lorenz!" Ucap Hendery mutlak dan memanggil Lorenz.

Lorenz masuk ke dalam ruang kerja. Sedari tadi dirinya memang hanya berjaga di luar karna tahu bahwa Hendery dan Raven sedang mengurus pekerjaan. Sehingga dia memutuskan untuk tidak ikut campur dalam urusan keduanya.

"Ya, yang mulia."

"Aku akan keluar hari ini. Siapkan kuda seperti biasa!" Perintah Hendery.

Lorenz yang merasa bahwa suasana hati Hendery sedang buruk pun langsung membungkuk hormat.

"Akan segera saya siapkan, yang mulia."

Sebelum berbalik pergi, Lorenz menatap Raven yang menampilkan ekspresi buruk di wajahnya. Dan seakan tahu maksud dari tatapan Lorenz, Raven pun hanya tersenyum sendu dan menganggukkan kepalanya, memberi tanda bahwa dia tidak apa-apa.


φ~ώ


Para bangsawan yang sedang menunggu kehadiran pangeran ketiga terlihat saling mengobrol satu sama lain sebelum akhirnya mereka terdiam karna melihat pintu masuk yang terbuka.

"Maaf atas pemberitahuan tiba-tiba ini, namun yang mulia berpesan bahwa rapat hari ini akan diundur dikarnakan beliau memiliki kesibukan lain. Saya harap anda sekalian memaklumi keputusan beliau."

Mendengar pemberitahuan yang tiba-tiba tersebut, para bangsawan sontak menggumamkan ketidak-puasan mereka.

"Bagaimana bisa anda baru memberitahukannya setelah kami semua berkumpul disini? Bukankah yang mulia terlalu seenaknya?!" Ucap seorang bangsawan tua dengan marahnya yang disetujui oleh bangsawan-bangsawan lainnya.

Raven menatap para bangsawan itu datar. Dirinya tidak tahu harus mengatakan apa lagi karna dari awal ini merupakan kesalahannya yang dengan sengaja menyibukkan jadwal Hendery agar Hendery dapat melupakan putri kerajaan Vionesta itu.

Have A Chance [Slow Update]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang