Chapter 22

6 2 0
                                    

Saat ini Leviea dan Helen sedang dalam perjalanan menuju ruang do'a. Tidak ada yang memandu, karna Helen selalu mengikuti kegiatan do'a. Jadi tidak perlu khawatir akan tersesat karna Helen sudah sangat hapal jalan menuju ruang do'a.

Leviea dan Helen memutuskan untuk datang lebih cepat. Maka dari itu, sekarang terlihat beberapa murid junior, senior, dan pendeta junior yang terlihat berkumpul di halaman depan ruangan.

Di antara kumpulan murid tersebut terdapat Indine Torquela yang juga datang lebih awal dari waktu yang biasanya. Dari kejauhan Indine dapat melihat Leviea dan Helen yang berjalan beriringan.

Indine membelalakkan matanya,

Putri itu datang! Akhirnya aku melihatnya dan bisa melaporkannya pada yang mulia... Batin Indine menatap ke arah Leviea penuh minat.

Sama halnya dengan Indine, murid serta para pendeta pun menatap Leviea tak percaya. Maklum, semenjak kejadian hari itu mereka tidak pernah lagi melihat Leviea. Maka dari itu mereka melihat Leviea penuh minat.

"Semoga keagungan Vina selalu menyertai anda, putri."

Leviea menolehkan kepalanya ke belakang dan mendapati sosok Geral yang berdiri di dekat Helen.

Leviea tersenyum. "Semoga berkah Vina selalu menyertai anda, pendeta Geral." Balas Leviea membuat Geral tersenyum malu.

"Saya tidak pernah menyangka anda akan mendo'akan saya, putri." Ucap Geral yang hanya dibalas Leviea dengan senyuman, berbeda dengan Helen yang justru menatapnya sinis.

"Mari saya antar anda masuk menemui guru!" Ajak Geral yang diangguki Leviea.

Seluruh ruangan dan halaman depan menjadi heboh. Bahkan para pendeta senior ikut berbisik menatap kehadiran Leviea yang berjalan bersama Geral.

"Putri, Helen," Panggil Zeria senang.

Mendapati kehadiran Zeria yang berada di dekat Dirsha membuat Leviea mengulas senyumannya.

"Zeria, akhirnya kita bertemu lagi..." Sapa Helen yang diangguki Zeria.

Dirsha yang memang menunggu kedatangan Leviea tersenyum dan membungkukkan badannya memberi hormat. "Semoga keagungan Vina selalu menyertai anda, putri."

Leviea ikut membungkukkan badannya. "Semoga berkah Vina selalu menyertai anda, Dirsha." Balas Leviea sambil tersenyum.

Orang-orang yang melihat interaksi kedua orang berambut perak tersebut tidak dapat menahan pekikan dan decakan kagum. Mereka juga mulai membicarakan keduanya.

"Saya senang akhirnya anda memutuskan untuk datang." Ucap Dirsha senantiasa dengan senyum ramah di wajahnya.

Leviea mengangguk membenarkan. "Ya, ini semua berkat Dirsha yang tidak pernah lupa untuk mengingatkan saya." Balas Leviea.

Dirsha tertawa pelan. "Saya harap anda memaklumi ketidak-sopanan saya, putri." Balas Dirsha membuat Leviea berpura-pura tersenyum memaklumi.

"Guru," Panggil seorang pria berambut biru gelap yang di belakangnya juga terdapat dua orang pria.

Ketiga pria asing tersebut memandang ke arah Leviea dan membungkuk hormat. "Semoga keagungan Vina selalu menyertai anda, yang mulia putri Seleviea Ibel le Vionesta. –Maaf karna kami belum bisa menyapa anda dengan benar pada hari kedatangan anda."

Leviea menatap ketiganya penuh tanda tanya, walau begitu dirinya tetap mengangguk dan tersenyum. Leviea menatap ke arah Dirsha untuk meminta penjelasan mengenai identitas tiga orang asing yang menyapanya itu.

Have A Chance [Slow Update]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang