Dirsha yang baru tiba di kamar Leviea, membringkan Leviea dengan lembut di atas kasurnya. Helen yang mengikuti sejak Dirsha keluar dari ruangan do'a menatap Leviea dengan raut wajah penuh kekhawatiran.
"Nona baik-baik saja kan, pendeta agung?" Tanya Helen.
"Ya, nona Helen. Sekarang putri sedang tertidur." Jawab Dirsha.
Helen menghembuskan napasnya lega. "Syukurlah..."
"Kalau begitu saya pergi dulu, nona. Selamat malam." Pamit Dirsha.
Helen ikut mengantar Dirsha ke depan pintu. "Terima kasih banyak, pendeta agung. –Selamat malam."
Setelah kepergian Dirsha, Helen menutup pintu. Kemudian Helen masuk ke kamar Leviea dan menghampiri tempat tidurnya.
"Nona Leviea..." Gumamnya pelan.
Setelahnya Helen keluar dari kamar Leviea dan pergi ke kamar tidurnya yang tepat berada tepat di sebelah kamar Leviea. Helen berbaring dan mengulang kembali obrolannya bersama Geral di taman tadi.
"Aku ingin menanyaimu sesuatu, Helen." Ucap Geral setibanya mereka di taman yang diterangi oleh cahaya dari bunga Vaile.
Helen menatap Geral heran. "Memangnya apa yang mau kakak tanyakan sampai meminta izin padaku?"
"Aku ingin bertanya, kenapa kamu memanggil tuan putri Leviea dengan sebutan nona? Padahal kamu kan dayang pribadinya."
Helen terdiam dan menatap hamparan bunga Vaile seraya tersenyum tipis. "Menurut kakak bagaimana hidup menjadi nona Leviea?"
Geral terdiam memikirkan pertanyaan yang Helen ajukan tiba-tiba. "Menurutku putri sangat beruntung. Beliau anak yang dewi lahirkan, memiliki mana yang banyak dan mampu menolong banyak orang. Beliau juga cantik, apalagi beliau juga seorang tuan putri dari kerajaan suci Vionesta. Menurutku, putri adalah orang yang dilahirkan dengan segala kesempurnaan..." Jawab Geral membuat Helen tersenyum miris.
"Sayangnya itu semua tidak benar,"
Geral menatap Helen tidak mengerti. "Apanya yang tidak benar?"
"Alasan kenapa aku memanggil putri Leviea dengan sebutan nona adalah, karena beliau tidak suka dengan panggilan putri, begitupun Vinera. Dari kecil kebaikan beliau selalu disalah-gunakan. Karna beliau adalah seorang Vinera, orang-orang di kerajaan menganggap bahwa sudah menjadi tanggung-jawab beliau untuk menjaga kesejahteraan dan keselamatan penduduk kerajaan,"
Helen menatap nanar hamparan bunga Vaile. "Mereka memanggil beliau putri, namun tidak memperlakukan beliau selayaknya putri. Mereka memanggil beliau anak dewi, namun beliau tetap tidak diperlakukan selayaknya anak dewi,"
"Karna beliau yang memintanya..?" Tanya Geral pelan.
"Ya. Lebih tepatnya, ketika pasukan kerajaan Solvench men-invansi kerajaan Vionesta. Nona Leviea dianggap gagal melindungi kerajaan dan keluarga kerajaan lainnya memilih untuk membuang nona."
Mendengar hal itu, Geral tidak bisa menutupi keterkejutannya.
"Setelah dibuang dan tinggal di perbatasan kerajaan Solvench, nona memutuskan untuk menutupi identitasnya sebagai putri kerajaan. Namun, tetap saja pihak kuil suci utama Solvench mengetahui dan menyadari kehadirannya disini." Sambung Helen dengan nada tidak puas di akhir kalimat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Have A Chance [Slow Update]
FantasyCan I ~ Series Title: Have A Chance Genre: Fantasy, Reincarnation, Sad-romance Description: Seleviea Ibel le Vionesta, putri dari kerajaan suci yang hampir runtuh. Dia merupakan salah satu manusia istimewa yang hanya terlahir setelah seribu tahun. S...