Setelah kegiatan do'a selesai, yang Leviea lakukan sekarang adalah berdiam diri. Soalnya Dirsha menyuruhnya untuk menunggu. Dan Leviea pun mengiyakan.
Sekarang dirinya sedang menunggu Dirsha yang tadi izin keluar sebentar bersama murid pertamanya, Evan Mildred.
"Kakak! Saat kakak mengadakan acara minum teh, maukah kakak mengundang saya?" Tanya Vere setelah selesai berbicara dengan Helen, Zeria, dan yang lainnya.
"Tentu saja! Lain kali aku akan mengundangmu." Jawab Leviea membuat Helen dan Zeria ikut tersenyum senang.
Leviea menatap Helen heran. Karna pada awalnya kan Helen terlihat sangat tidak nyaman dengan keberadaaan Vere di sekitarnya. Namun melihat Helen yang tidak lagi mempermasalahkannya, Leviea pun hanya tersenyum.
"Putri,"
Leviea menatap Geral yang memanggil dari belakangnya.
"Ada yang ingin Galen katakan pada anda." Ucap Geral membuat Galen membelalakkan matanya dan menyenggol Geral. Wajah dan telinganya ikut memerah yang entah karna apa.
Leviea melihat keduanya bingung, namun tetap tersenyum.
"Memangnya apa yang ingin anda katakan?" Tanya Leviea sambil menatap Galen.
Galen sendiri langsung memasang wajah panik dan berusaha untuk menghindari tatapan mata Leviea.
"Katakan saja. Kamu kan sudah dewasa. Jadi, katakanlah seperti seorang pria sejati!" Ucap Geral membuat Leviea mengernyit.
Memangnya apa yang ingin dikatakannya sampai kamu berkata seperti itu?... Batin Leviea menatap Geral bertanya, sedangkan Geral hanya tersenyum seakan-akan dia tidak mengetahui apa-apa.
Galen perlahan-lahan mencoba untuk menatap mata Leviea, walau begitu sesekali dia akan kembali menunduk dan mencoba menatapnya lagi.
Leviea yang ditatap seperti itu pun hanya dapat tersenyum bingung.
Galen menghembuskan napasnya pelan dan menatap Leviea. "...Putri, maaf jika yang akan katakan sedikit tidak sopan..."
Leviea menganggukkan kepalanya dan masih menunggu kalimat apa yang ingin Galen katakan.
"Namun saya... Saya..." Ucap Galen terbatah-batah.
Melihat Galen yang gugup entah mengapa membuat Leviea dan Geral ikut merasa gugup juga.
"Saya sangat menyukai anda!!"
Leviea membelalakkan matanya terkejut. Lain halnya dengan Geral yang menepuk pundak Galen bangga, Galen sendiri justru langsung menutupi wajahnya yang memerah karna malu.
Leviea berusaha menetralisirkan keterkejutannya dan berusaha untuk menarik lengkungan bibirnya sehalus mungkin.
"Haha... Terima kasih, Galen." Ucap Leviea sambil tertawa pelan, namun di telinga Geral tawa Leviea terdengar canggung.
Tahu bahwa keduanya sekarang sedang dalam kondisi yang tidak baik, Geral pun memutuskan untuk membantu keduanya agar menjadi dekat.
"Apa anda tidak penasaran dengan apa yang membuat Galen menyukai anda, putri?" Tanya Geral mulai menciptakan suasana baru.
Leviea mengangguk pelan. "Jika boleh tahu, bagian mana yang kamu sukai dariku?" Tanya Leviea pada Galen.
"...Saat pertama kali melihat anda, saya sangat menyukai rambut perak anda... Namun setelah melihat anda dari dekat, saya juga menyukai mata ungu anda yang berkilau." Jawal Galen masih menundukkan kepalanya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Have A Chance [Slow Update]
FantasyCan I ~ Series Title: Have A Chance Genre: Fantasy, Reincarnation, Sad-romance Description: Seleviea Ibel le Vionesta, putri dari kerajaan suci yang hampir runtuh. Dia merupakan salah satu manusia istimewa yang hanya terlahir setelah seribu tahun. S...