Chapter 13

6 2 0
                                    

Setelah selesai makan malam, Leviea dan Helen dijemput oleh seorang pendeta pria seperti yang sudah Dirsha bilang.

Mengenai do'a malam, kegiatan ini adalah kegiatan rutin yang dilakukan oleh seluruh penduduk kuil suci dan diadakan setiap tiga hari sekali. Adapula kegiatan do'a pagi yang biasanya dilaksanakan dua jam sebelum matahari terbit. Do'a pagi sendiri hanya dilakukan oleh para pendeta setiap seminggu sekali.

Di ibukota kerajaan Vionesta, kota Vierta, kuil suci diatur oleh keluarga kerajaan. Setiap ada kegiatan do'a, Leviea lah yang selalu memimpin, bisa dibilang, dia adalah pendeta agung. Kenyataannya begitu, namun dia tetap diabaikan oleh keluarga kerajaan, para bangsawan, bahkan para petinggi kuil suci.

Leviea selalu menganggap bahwa semua hal yang berkaitan dengan kuil suci adalah tugasnya, namun ada juga saat-saat dimana dia merasa muak dan marah pada semua hal. Ketika dia merasa seperti itu, dia akan langsung mengurung diri di dalam ruang do'a sampai semua perasaan buruknya itu menghilang. Setelahnya dia akan kembali untuk menjalani tugas dan kewajibannya dengan berpura-pura seolah-olah semua hal buruk itu tidak pernah ada.

Mengingat saat-saat sulitnya dulu membuat Leviea tanpa sadar menghembuskan napasnya hingga membuat Helen menatapnya bingung, begitupula dengan pendeta pria yang mengantarnya, walau hanya melirik dari ujung mata sebelum mengembalikan pandangan matanya ke depan.

"...Anda baik-baik saja, nona?" Tanya Helen khawatir.

Leviea mengerjab pelan dan tersenyum. "Ya, Helen."

Helen masih memperhatikan Leviea dengan lekat sebelum akhirnya dia kembali menghadap ke depan.

Pendeta pria tersebut berhenti di depan pintu, kemudian dia membukanya. Leviea dan Helen langsung tersentak pelan saat melihat seluruh pandangan mata yang menatap ke arah mereka.

"Putri," Panggil Dirsha yang berada di dekat altar.

Leviea berjalan menuju Dirsha diikuti oleh Helen di belakangnya. Geral yang melihat kedatangan Leviea dan Helen langsung tersenyum lebar.

"Helen," Panggil Geral pelan, bermaksud untuk mengajak Helen untuk duduk di sebelahnya.

Helen mencari sumber suara dan mendapati keberadaan Geral yang sedang mengayunkan tangannya pelan.

"Duduk di sampingku, sini!" Ucap Geral lagi.

Helen tersenyum kecil dan menganggukkan kepalanya sebelum pergi menuju tempat Geral berada.

Suasana ruangan tersebut memang tenang, tidak ada suara bisikan antar murid dan sangat teratur. Hanya tatapan mereka saja yang membuat Leviea dan Helen kurang nyaman.

Leviea berdiri di hadapan Dirsha sambil tersenyum. "Saya belum terlambat kan, Dirsha?" Tanya Leviea pelan.

Dirsha tersenyum. "Belum, putri."

Setelahnya Dirsha mengajak Leviea agar berdiri di sampingnya, berdiri tepat di hadapan semua orang.

"Murid-murid yang diberkati oleh berkah dewi Vina sekalian. Seperti yang saya katakan sebelumnya, bahwa kita kedatangan tamu kehormatan. Beliau adalah tuan putri Seleviea Ibel le Vionesta."

Seketika ruangan mendadak heboh, dan yang paling heboh di antara semua orang di sana adalah para murid baru. Para murid baru berbisik-bisik pelan sebelum akhirnya mereka diam karna ditatap oleh para senior.

"...Dari yang saya dengar, hari ini kita kedatangan murid baru. Mungkin ini pertama kalinya bagi kalian mengikuti kegiatan do'a malam, namun untuk ke depannya kalian akan sering melakukannya. Jadi, saya harap kalian semua dapat mengikuti kegiatan ini dengan hati yang ringan dan bersih." Ucap Dirsha menatap sekumpulan murid baru.

Have A Chance [Slow Update]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang