Chapter 4

23 5 0
                                    

Baik Hendery maupun Leviea, keduanya tidak mengucapkan sepatah kata pun, hanya senyum yang terlukis di wajah masing-masing.

Berbeda dengan Hendery yang terlihat santai, Leviea justru merasa sebaliknya. Dia merasa tegang hingga membuat Hendery yang sesekali melirik ke arahnya harus menahan tawa karna merasa takjub dan gemas dengan sikap canggung Leviea.

Tidak tahan dengan keheningan dan kecanggungan yang tercipta, Hendery langsung bergerak untuk memperkenalkan dirinya terlebih dahulu. Karna sejujurnya ini adalah salah satu tujuannya untuk dapat mengetahui nama wanita berambut perak yang menganggu pikirannya semalaman.

"Nona, izinkan saya memperkenalkan diri kepada anda. Nama saya Hendery Eidj." Ucap Hendery sambil membungkuk. "...Mungkin terdengar tidak sopan, namun, apakah boleh saya mengetahui nama anda?" Tanya Hendery sambil tersenyum menatap Leviea.

Permintaan Hendery membuat Leviea merasa serba salah.

Tidak sopan jika aku tidak memperkenalkan diri di saat dia sudah memperkenalkan dirinya sendiri. Namun, aku juga tidak yakin apakah aku boleh mengatakan namaku padanya karna dia pasti akan langsung mengetahui identitasku...

Namun, semua akan tetap sama bila aku tidak mengatakan nama lengkapku, bukan?... Batin Leviea ragu,namun setelahnya dia mengangguk pelan meyakinkan diri.

Leviea membungkukkan badannya. "Perkenalkan, nama saya Seleviea Ibelle. Senang berkenalan dengan anda dan juga, terimakasih atas bantuannya, tuan Eidj." Ucap Leviea sopan.

Hendery pun tak dapat menahan senyumannya dan binar senang di mata biru saphire-nya.

"Bukan masalah. Dan juga, bisakah anda memanggil saya Hendery? Bagaimana pun juga, memanggil nama belakang membuat saya merasa canggung." Balas Hendery tersenyum canggung membuat Leviea mengernyitkan dahinya,

Bukankah wajar bila memanggilnya seperti itu... Kenapa dia... Batinnya bingung.

Leviea pun menghembuskan napasnya pelan. "Baiklah, tuan Hendery." Ucapnya sambil tersenyum tipis.

Hendery mengangguk. "Kalau begitu... Bolehkah saya memanggil nona dengan nama depan juga?" Tanya Hendery.

Karna merasa tidak begitu masalah, Leviea menganggukan kepalanya singkat.

Hendery tersenyum senang. "Baiklah. Kalau begitu, bagaimana dengan nona Levie? Apa anda keberatan?" Tanya Hendery lagi.

Leviea tersentak kaget dan Hendery juga merasakannya.

Apa aku terlalu berlebihan?... Batin Hendery menatap Leviea ragu.

"Nona? Anda tidak apa-apa? –Jika nona keberatan, saya tidak akan memanggil nona begitu," Ucap Hendery saat melihat tatapan mata Leviea yang tidak fokus.

Mendengar suara Hendery, Leviea langsung tersadar dan menatap Hendery sambil tersenyum. "Saya tidak apa-apa. Jadi, panggil saja saya seperti itu." Ucap Leviea cepat.

Sesaat Hendery terpesona dengan senyuman Leviea yang manis serta mata ungunya yang berkilau dan menatapnya dengan hangat.

"Tuan Hendery? Apa ada yang salah?" Tanya Leviea bingung karna Hendery tidak mengatakan sepatah kata pun dan malah berdiam diri dengan pandangan yang tidak fokus.

Hendery mengerjab kaget dan langsung melebarkan senyumannya. "Tidak ada. Saya hanya terpukau dengan mata ungu anda yang berkilauan." Jawab Hendery jujur yang malah membuat Leviea tidak dapat menahan rona merah di kedua pipinya.

Have A Chance [Slow Update]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang