6

587 91 5
                                    

Malam kak, ini saya Dera. Kak, kita anak kantor mau trip ke NTT Minggu depan pas libur Lebaran. Pak Lucas mau gabung nggak? Mungkin seminggu, kita nggak maksa kok itung-itung refreshing aja.

Send✓

Dera langsung melempar ponselnya ke sofa samping Dira yang sudah kewalahan mengupas kuaci, jantungnya terpacu seakan ingin lepas dari sarangnya setelah menekan opsi Send.

"Dir, gimana kalo dia nggak mau? Nggak kalo dia langsung ilfeel sama gue? Gue batalin aja ya?" Tanya Dera bertubi-tubi ke Dira yang sudah menyingkirkan toples kuacinya.

Dira memutar bola mata sebelum menjawab,"Nggak usah parnoan lo, kalo dia nggak mau ya berarti Tuhan nggak menghendaki kalian berdua,"jawab Dira dengan senyum menyebalkan membuat Dera mendadak ingin menjambak kembarannya.

Lucas Adiaksa, seorang pria berusia 30 tahun, atasannya Dera di divisi Keuangan sebagai Manager Keuangan di perusahaan game -El'game. Fyi, CEO dari perusahaan itu adalah ayah Dera, Dira dan Bara. Namun ayah mereka tak ingin memanjakan ketiga anaknya dengan memberikan jabatan tinggi, Dera divisi Finance, Dira divisi Marketing dan Bara divisi Product Developer. Ya, cukup adil bukan?

Dera tidak membalas, ia hanya bergerak mondar-mandir layaknya setrikaan rusak membuat Dira panik, pasalnya kembarannya itu sedang datang bulan dan berpotensi bocor kalau banyak gerak.

"Diem nggak lo! Lo kalo bocor trus ngalir ke lantai, bersihin sendiri, jangan sampai bau amis kemana-mana," ucap Dira dengan tatapan menghunus.

"Nggak amis kok, soalnya tiap mens gue minum parfum," balas Dera masih berjalan mondar-mandir.

Dira mendengus sebelum berdesis,
" psyco!"

"Btw, ini sih Bara beli pembalut apa bikin pembalut? Kok nggak balik-balik?" Dira mulai panik karena Bara sudah pergi sangat lama sedangkan Dera yang terlihat bodoh amat jika beneran bocor.

Tiba-tiba dari pintu Bara muncul dengan tangan memegang dua kantong plastik jangan lupa senyum sumringahnya membuat Dera merinding. Ia bahkan tidak bisa tertawa melihat gaya gembel adiknya yang memakai sendal shalow karena itu nggak mengurangi sedikit pun kadar ketampanan adiknya.

"Bar, lo kemasukan apa? Senyum nggak jelas kayak gitu?" Tanya Dira heran.

"Kepo, nih roti Jepang-nya." Bara menyodorkan plastik putih ke Dera yang masih nggak tenang.

Dira memicing ke kantong plastik satunya, "Lo beli apaan tuh?"

"Novel," jawab Bara sambil membuka plastik tersebut dan memilah novel manakah yang ia baca dahulu?

Dira tampak nggak percaya, dia bahkan bangkit dan melihat langsung novel tersebut namun menjurus ke mengacak-acak membuat sang pemilik novel menabok tangannya.

"Aw, " ringis Dira "sejak kapan lo demen sama novel? Lo disantet mbak-mbak toko ya sampe pulang bawa banyak novel terus pake senyum-senyum segala," todong Dira sambil melihat salah satu novel.

Bara terdiam sejenak, kalo dipikir-pikir ia lumayan gila hari ini, pasalnya beberapa saat setelah pembicaraannya dengan Nicole membuatnya mendadak kalap memasukkan 5 novel thriller ke dalam keranjang, berharap dia bisa ngobrol dengan Nicole lebih banyak tentang novel ketika bertemu lagi.

Ting

"Huaa! KAYAKNYA PAK LUCAS UDAH BALAS DEH, SESEORANG TOLONG BACA. GUE NGGAK SIAP, " pekik Dera heboh.

Dalam hati Bara mengucapkan doa untuk kakaknya, Dera sukses membuatnya mengelus dada.
Sebenarnya Dera nggak seberisik ini, dia tergolong orang yang kalem. Namun sejak ngebucin manusia bernama Lucas Adiaksa, membuat jiwa kalemnya seketika hilang dimakan Voldemort.

EtherealTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang