37

237 41 0
                                    

Hati-hati typo gez

Hayoloh tebak beberapa chapter lagi menuju ending?

_______

author's POV

Waktu terus berlalu, hari ini perusahaan keluarga Elano mengadakan rapat pemegang saham yang dihadiri oleh para petinggi-petinggi perusahaan, hari ini juga pak Yudi alias bapaknya Bara akan memperkenalkan Bara kepada  mereka, sekaligus memberikan 10% saham perusahaan kepada Bara.

Bara memicing ke arah cermin didepannya, dia sudah rapi dengan tuxedo hitamnya serta rambut rapinya.
Dia tampak siap sekarang.

"Wuidih dah cakep aja pak Bara, baru kali ini gue liat lu beneran rapi, biasanya gaya lu nyeleneh banget kek gembel. " Yosi tiba-tiba muncul dengan tuxedo abu-abunya tersenyum menggoda Bara.

Bara mendengus.
"Gue berantakan aja cakep apalagi rapi gini. "

"Hati-hati lho Bar, menurut gue nih ya berhubung lo muda, cakep dan mapan kayaknya para orang tua kaya alias para pemegang saham perusahaan ini bakal ngincar lo buat di comblangin ke anak atau keluarga dekat mereka. Apa perlu lo ajak aja Nicole? "

"Gue udah sempat ajak dia, tapi dia malu, merasa bukan siapa-siapa disitu. Lagian dia juga lagi sibuk-sibuk ngurus SNMPTN, trus belajar buat UTBK. "

Nicole sudah membulatkan pilihannya untuk kuliah disalah satu Universitas di Indonesia. Lucas juga sudah mengikhlaskan adiknya untuk itu, namun ia tetap memberikan syarat jika Nicole mengambil S2 harus di Jerman. Beberapa minggu ini gadis itu tengah di sibukkan dengan SNMPTN, walau dia pintar dengan nilai-nilai yang nyaris sempurna tapi tidak menutup kemungkinan dia tidak lolos jalur itu. Membuat gadis itu harus mempersiapkan diri dengan belajar untuk UTBK jika tidak lolos SNMPTN, hal itu membuat ia jarang bertemu dengan Bara ditambah pria itu juga sedang sibuk mempersiapkan diri untuk di perkenalkan sebagai bagian penting dari perusahaan. Sebagai pewaris perusahaan game tersebut.

"Btw tumben kok lu mau di kenalin, biasanya ogah dikenalin, "heran Yosi sambil menyemprotkan parfum Bara sebanyak-banyaknya. Mumpung gratis.

"Diancem bokap, katanya kalau gue tetap nggak mau maju dia nggak bakal kasih sepersen pun warisannya. Mau dikasih makan apa Nicole nanti, "sungut Bara dengan wajah masam.

Tatapan Yosi tiba-tiba memicing.
" Lo beneran mau kawin, Bar? Bukannya calon lo baru masuk kuliah ya? "

Bara langsung melayangkan tatapan tajam. "Lo ngomong seakan gue pria tua bangka yang kebelet nikahin anak gadis, lo pikir gue pedofil? Yah gue tungguin dia lulus lah! "

Yosi tiba-tiba kelabakan, "eh eh maksud gue bukan gitu. Kirain lo mau nikahin dia bulan depan.. " ucapnya sambil nyengir.

"Dah lah, bokap udah chat ke kantor, udah mau mulai. "

________

Nicole's POV

Raut wajahku langsung menurun menatap tetesan hujan yang beramai-ramai turun membasahi tanah, aku mengumpat ketika menyadari ponselku sudah mati.

Aku sedang berada di depan gedung tempat lesnya, menjadi orang terakhir yang keluar kelas dan menjadi satu-satunya orang yang berdiri disini, lainnya sudah mendapat jemputan tepat waktu ada juga yang membawa kendaraan pribadinya, sialnya aku tak mengenal satu pun dari mereka.

Angin kencang yang berhembus membuatku memeluk diri menatap nanar langit malam serta pepohonan sekitar yang bergoyang karena angin. Suara barang-barang di sekitar yang bergerak karena angin menambah kesan horor tempat ini. Aku tak punya pilihan selain berlari sekencangnya ke halte depan yang sialnya jauh.

EtherealTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang