Author's POV
"Hah? Nicole ilang?" Dera hampir menyemburkan teh yang dia minum, ia masih di hotel, sedang siap-siap ingin tidur namun mendapatkan telepon dadakan dari Lucas dari jakarta yang memberitahunya Nicole hilang entah kemana.
"Kok bisa pak?"
"Saya juga nggak tau. Der, bisa minta tolong adik kamu buat lacak keberadaan Nicole, kebetulan hp-nya aktif tapi nggak dijawab," ucap Bara di seberang sana
"Siap pak, segera saya kabari Bara," ucap Dera semangat, kapan lagi bisa caper ke Lucas.
"Oke, thank you ya, Der."
"Santai aja kali, Pak. Btw pak putusin aja sambungannya," balas Dera senyum-senyum sendiri.
"Kamu aja dulu, "
Senyum Dera makin lebar mendengar nada memohon Lucas.
"Pak aja dulu, "
"Oke der, selamat malam ya."
Tut tut tut
Dera menatap speechless ponselnya, Lucas benar-benar memutuskannya, Dera pikir akan ada sesi saling memohon satu sama lain, menciptakan chemistry manis yang sudah terrancang dalam otak Dera, nyatanya Lucas berhasil menghancurkan segala bayangan itu.
"Woi Der! Napa lo?" Teriak Ira yang entah dari mana berhasil mengagetkan Dera.
"Plis deh, kalo jantung gue yang copot jantung lo yang gue cangkok buat ganti," ucap Dera melotot.
Ira hanya nyengir lebar.
"Lagian lo Kek orang dongo lamunin hp sendiri.""Kagak ada apa-apa," jawab Dera dengan ekspresi dipaksa santai.
"Eh si Bara udah kabarin lo belom kalau dia udah sampai Jakarta?"
Dera seketika menampol jidatnya, "lah anjr, gue lupa kasih tau dia sesuatu," ucap Dera panik mulai mencari kontak Bara untuk di hubungin.
"Sesuatu paan?"
"Diem," Dera menaruh jari telunjuk di depan bibirnya, memberi kode Ira untuk diam sambil menempel ponsel di telinga menunggu panggilan tersambung.
Sedangkan Ira tiba-tiba diam, dengan langkah cepat dia menembus kamar mandi, ternyata kebelet pipis.
"Woi Bara api! gue mau minta tolong."
"Apa?" Tanya Bara di seberang sana
"Tolong lacak Nicole dong, dia ngilang."
"Hah? Siapa ngilang?"
"NICOLE PE'AK! Selain nyebelin lo juga bolot ye, dahlah nggak usah banyak ha hi ho, nanti gue kirim nomornya Nicole, lo tolong lacak ya,"
"Nggak usah dikirim."
"Lo udah punya nomor dia?"
"Ia, gue udah punya nomor dia."
Mulut Dera terbuka sempurna, sejauh mana adiknya dekat dengan Nicole sampai tukeran nomor hp, jujur ya ia sudah curiga kalau Bara menyukai Nicole karena Bara sangat jarang dekat dengan perempuan, boro-boro dekat sama perempuan, interaksi dengan sesama staff kantor saja jarang, bahkan Dera sempat berpikir adiknya tidak normal alias belok, ia hampir menangis memikirkan nasib keluarganya yang hanya memiliki anak laki-laki seorang;Bara. Bagaimana nasib keturunan keluarga Elano?
"Mantep adekku," ucap Dera "kalo udah resmi tolong comblangin kakakmu ini dengan kakaknya Nicole ya," lanjut Dera dengan nada berbisik agar Ira tidak mendengar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ethereal
Novela Juvenil"Oke terserah kamu mau mencintai siapapun tapi yang pasti dengar saya," dia menjeda menatapku sebentar "tiada siapapun yang bisa dapatin kamu kecuali saya," lanjutnya membuat kakiku melemas ingin jatuh pingsan. _____________ Bara seorang Programmer...