14

385 57 11
                                    

Kami seketika melihat ke arah pintu, siapa lagi yang muncul tengah malam disini, beberapa detik kemudian muncul sosok dari balik pintu dengan senyum tipis yang sialnya membuat jantungku seketika mau lepas, KENAPA KAK BARA JUGA DISINI? Apa mereka janjian? Hell no! Bagaimana bisa 3 pria terkumpul di sini di jam hampir 12 malam, apalagi melihat senyum miring Kak Bara membuatku gemetar, ku tarik kata-kata tadi yang menyatakan Kak Raga mengerikan, faktanya sekarang Kak Bara lebih mengerikan.

Dia berjalan ke arahku, dan berdiri diantara aku dan Kak Raga, menutupi pandangan Kak Raga padaku.

Seketika aku menahan nafas dia menunduk didepan wajahku lalu berbisik ditelingaku, "seberapa beraninya kamu kabur tengah malam begini tanpa sepengetahuan kakak kamu? Hm?"

Wajahku sudah memelas ingin menangis pasti kak Lucas meminta tolong dia untuk melacak keberadaanku, oh shit seharusnya tadi aku matiin saja ponselku.

"Nanti aku jelasin," kenapa aku seperti istri keciduk suami selingkuh?

Dia menatap bola mataku, seakan ingin membaca isi otakku .
"Ya, kamu harus jelasin juga kenapa kamu di antara dua pria ini. Pacarmu?" Ucapannya membuatku kesulitan menarik nafas normal. Kak Bara Sangat mengintimidasiku.

"Menyingkir dari hadapan gue sebelum gue tendang lo paksa dari sini," ucap Kak Raga membuat Kak Bara langsung membalikan badannya berhadapan langsung Kak Raga, menatap bengis Kak Raga yang juga dibalasnya tak kalah bengis. Kenapa jadi adu tatap gini?

Aku melirik Reksa yang sedang menatap speechless dua sosok pria yang saling adu tatap disamping ranjangnya, lalu menatapku dengan bahasa 'lo harus jelasin dua pria ini'.

"Lo pacarnya Nicole?" Tanya Kak Bara.

Kak Raga hendak membuka mulut menjawab namun langsungku sela,
"BUKAN! Dia bukan pacar aku!" Aku langsung mengigit bibirku, merutuki kenapa aku harus teriak cepat menyela jawaban Kak Raga seakan takut Kak Bara salah paham. What's wrong with you, Nicole?

"Segera. Nicole akan segera menjadi pacar gue," ucap kak Raga dengan smirknya.

Sedangkan Kak Bara memiringkan kepala tersenyum miring menatap tajam Kak Raga, sangat terasa jelas aura Kak Bara sangat mengerikan disini sampai membuat Reksa dan Dea hanya menatap takjub kak Bara, even aku pun juga terperangah.

"Dan lo juga bukan pacarnya Nicole kan, menyingkir dari sini biar gue yang antar Nicole pulang."

"Gue yang antar, lo mending pulang aja, kasian emak lo cari nanti,"ujar Kak Bara terdengar mengejek.

Aku melotot ketika tangan Kak Raga hendak menarikku namun dengan kecepatan luar biasa Kak Bara langsung meraih pinggangku, menarik dalam dekapannya, menjauhkan ku dari jangkauan Kak Raga. Aku terdiam sejenak meresapi keadaan ini, jantungku terpacu ke level yang baru,  kak Bara memelukku sangat erat bahkan aku bisa mencium harum pewangi pakaian dari tubuhnya, harum yang sama ketika dia menggendongku ke UKS beberapa minggu lalu. Yang benar saja! Aku terjebak di situasi seperti ini.

"Gue nggak pernah patahin tangan orang jangan bikin lo jadi orang pertama yang gue patahin. Mending lo pulang aja kehadiran lo nggak di harapkan disini dan satu lagi jika lo bukan siapa-siapa gadis ini, " Kak Bara menunjukku "jangan pernah mengusik kehidupan dia." Kak Bara menunjukku

Rahang kak Raga mengeras tampak menahan emosi, baru kali ini ada yang bisa membantah kuasanya atas aku.

"Gue nggak bak- akh sialan," ucapan Kak Raga terhenti tangannya langsung dikunci dibelakang tubuh, Kak Bara langsung mendorong tubuh Kak Raga keluar ruangan. Aku yang dalam ruangan pun masih bisa mendengar umpatan kak Raga diluar sana. Tak lama kemudian kak Bara kembali muncul dengan senyum lebarnya, wah dia seperti psyco.

EtherealTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang