Hati-hati typo gez
______
Bara mengaduk cokelat panas didepannya dengan pikiran terbang menerawang, isi kepalanya penuh dengan keadaan gadisnya saat ini. Sejak ayahnya di vonis skizofrenia dan Reksa di vonis kanker otak stadium akhir Nicole seperti mayat hidup sekarang, hidupnya tampak pasif tidak bergairah, seperti tidak niat hidup, hal itu membuat perasaan Bara menjadi tidak tenang.
Ia melirik jam dinding terdekat, pukul 23:22. matanya berpindah ke arah sofa depan TV melihat sosok gadis yang sedang berusaha membersihkan wajahnya dengan micellar water. Jam 11 tadi ia dan Nicole baru pulang dari acara ulang tahun Yosi, ia tidak membawa pulang Nicole ke rumahnya, ia tahu gadis itu masih marah dengan Lucas akibat berdebatan panjang tadi sore tentang rencana kuliah Nicole, kakaknya ingin adiknya berkuliah di Jerman agar mengeyam pendidikan dengan akreditasi bagus namun Nicole tetap bersikeras mau kuliah dalam negeri, berdebatan mereka berakhir tanpa hasil malah membuat hubungan mereka menjadi dingin.
Menghembus nafas panjang ia membawa 2 gelas cokelat panas ke arah Nicole lalu duduk disamping gadis tersebut.
"Kamu kasih tau kak Lucas aku disini? " tanya Nicole tanpa memandang pria itu dengan tangan masih sibuk dengan kapas serta cairan pembersih wajah.
Bara mengangguk, menatap wajah Nicole yang masih tersisa make up yang di lewatkan gadis itu membuat Bara mendengus lalu menarik lengan kemeja hitamnya hingga ke siku, membawa wajah Nicole ke arahnya. Sejenak ia tersentak menatap wajah Nicole, gadis yang begitu dipujanya, kedua mata Nicole tampak lelah menjelaskan betapa terpuruknya gadis ini membuat Bara ikutan tak berdaya.
Cup
Bara akhirnya mendaratkan kecupan singkat di pipi Nicole membuat gadis itu mengerjap beberapa kali sebelum akhirnya melayangkan hantaman ke lengan Bara.
"Ih apaan sih cium-cium segala! " protes Nicole berusaha menetralkan rona dipipinya yang malah membuat Bara makin gemas.
"Jangan ngelamun, nanti kemasukan setan, " tegur Bara mulai mengambil kapas serta cairan pembersih itu lalu dengan telaten membersihkan wajah gadisnya dari sisa make up.
Nicole mencebik, "ngapain takut, kan ada kamu yang bestian sama setan. Jadi kalau aku kenapa-kenapa kamu yang maju."
"Emang saya mau? " ekspresi menyebalkan Bara membuat Nicole seperti ingin menghantam pria itu dengan botol micellar water disampingnya.
Tawa Bara makin pecah membuat Nicole makin bete.
"Please ya kak, nggak ada yang lucu. "
Tawa pria itu belum bisa berhenti membuat Nicole akhirnya memutar tubuhnya membelakangi Bara,
"Kamu jangan sering-sering ngambek gitu dong, saya nggak bisa tahan buat gemas. "
Nicole menoleh ke belakang, mendelik tajam Bara yang tersenyum geli. "Gausah senyum-senyum gitu, nggak cocok! "
"Iya deh saya minta maaf ya sayang. "
Dengan cepat Nicole mengalihkan wajahnya yang memerah. Ia merutuki kenapa harga dirinya hanya semurah sebuah kata sayang Bara yang terdengar receh. Jantungnya kembali berdetak hebat ketika merasakan tubuh Bara yang tiba-tiba merapat ke punggungnya, perlahan jari pria itu mulai meraup anak rambut Nicole dari depan mengumpulkan menjadi satu ke belakang, aroma parfum yang bercampur dengan pewangi pakaian khas Bara mulai membuat pikiran Nicole jadi blank ditambah hembusan nafas Bara yang menimpah tengkuk Nicole yang sedikit terbuka makin membuatnya merinding.
Bara tersenyum puas melihat hasil ikatan rambut Nicole, lalu dengan gampangnya dia menaruh dagunya di atas bahu Nicole serta memeluk pinggang gadis itu dari belakang, tidak sadar dengan efek yang mematikan untuk gadis itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ethereal
Teen Fiction"Oke terserah kamu mau mencintai siapapun tapi yang pasti dengar saya," dia menjeda menatapku sebentar "tiada siapapun yang bisa dapatin kamu kecuali saya," lanjutnya membuat kakiku melemas ingin jatuh pingsan. _____________ Bara seorang Programmer...