"Mainin? Ya nggaklah, gue mana pernah mainin cewek. Lagian wajar dong kalo gue rangkul pacar gue sendiri?"
~
Bab Dua
"Air mata itu mengalir, luruh berderai akibat keegoisan kamu sendiri."
. . . . . .
"Edgar pulang!!!" Pekikan menguar nyaring sampai ke segala ruangan yang ada di rumah yang tak terlalu besar itu. Edgar masuk seusai melepaskan sepatu converse-nya dan diletakkan di rak kecil dekat pintu utama. Kakinya melangkah tertuju ke area dapur, menghapiri sang Ibu yang sedang menyiapkan makan malam.
Tangannya Edgar lingkarkan di perut Ibu, awalnya ingin mengagetkan beliau, namun niat itu terkubur ketika teringat tempo hari yang menyebabkan beliau kepeleset hingga harus diurut. Edgar memang jahil, lelaki itu pun sangat berbeda 180 derajat antara rumah dan di sekolah. Di istana kecilnya ia hangat, sedangkan di tempat ia menimba ilmu Edgar terbilang garang.
"Kamu bikin kaget aja!" tegur Anisa –wanita yang paling Edgar cintai—saat merasakan sebuah pelukan dari belakangnya.
"Yang penting sampe nggak kejengkit kayak waktu itu," balas Edgar seraya melepaskan pelukannya.
"Sekarang kamu mandi gih, abis itu bangunin Keyla, ajak dia makan malam."
"Baik, Ratu!"
Segera Edgar melenggang pergi dari hadapan Anisa berniat untuk membersihkan diri, badannya memang terasa lengket akibat terlalu lama bermain futsal bersama anak-anak di tempat biasa. Setelah merasa cukup segar sehabis merendam di air dingin selama kurang lebih 10 menit, Edgar mendatangi kamar Keyla. Perempuan kedua yang Edgar cintai.
"Key bangun, wack up manis, ayo makan nanti perut kamu makin kempes lagi." Sengaja Edgar gelitiki badan bagian atas Keyla supaya gadis kecil itu terbangun dari mimpinya, tapi belum ada pergerakan lebih dari Keyla. Sontak saja Edgar menciumi sekujur wajah Keyla.
Perlakuan itu membuahkan hasil, Keyla menggeliat setelah diganggu Edgar. Keyla terduduk dengan kepala yang masih agak pusing, hal itu pula membuat Edgar tertawa kecil. Kedua jarinya menarik pipi chubby Keyla gemas.
"Ayo Tuan Putri kita makan, kata Ibu makanannya udah mateng." Keyla yang masih dalam keadaan mengantuk samar-samar mendengar Abangnya berujar, kemudian menoleh sedikit ke arah Edgar dengan kelopak matanya yang hampir tertutup.
"Ada udang kripsi?" tanya Keyla, suaranya yang serak menambah kesan gemas bagi Edgar.
"Tentu ada dong, menu yang setiap hari gak boleh ditinggalin." Edgar berpindah tempat menjadi membelakangi Kelya, memperlihatkan punggungnya yang lebar sembari menepuk-nepuk pelan. "Ayo dong, Tuan Putri naik ke kereta kencananya, sekalian kita terbang!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Grow Up [COMPLETED]
Teen FictionTerlalu banyak ambisi terlalu berbahaya bagi diri sendiri. Keinginan terkuat Violet saat ini hanyalah keluar dari penjara berkedok rumah, sebab di sana ada banyak perintah yang harus Violet taati. Arik, Ayah Violet sangat menginginkan Violet terlih...