Grow Up [Tiga]

117 17 0
                                    

"Nakal juga lo jadi cewek

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Nakal juga lo jadi cewek."

~~

Bab 3

"Ada seseorang terdekat kita yang niatnya bukan untuk berteman, tapi ingin menjatuhkan."

. . . . . .

Hening, sepi bagai tidak ada penghuni. Keadaan terasa menegangkan, masing-masing menapilkan mimik serius, saling menautkan kedua alis fokus, tak jarang helaan nafas pasrah terdengar mengisi kesunyian kelas XII IPA 3 itu.

Edgar mengusak rambut frustasi, sudah berbagai cara ia lakukan agar mendapatkan hasil. Kocok kertas yang satu-satu ditulis A, B, C, D, E, hitung kancing, lempar penghapus, dan yang lebih mudah dari huruf A sampai E Edgar ucapkan "Bismillahirrahmanirrahim Edgar ganteng banget", jika berhenti tepat di huruf C maka jawaban Edgar jatuh ke satu huruf tersebut.

Lagi pula ini salahnya juga, ia kelupaan kalau hari ini ada ulangan harian Matematika Peminatan, semalam Edgar malah sibuk menemani Kiki yang seperti biasa menang dalam bertanding hingga pulang sampai ralut malam. Mana sempat untuk belajar, ditambah otaknya yang tak pernah bisa memahami pelajaran hitung menghitung.

Bila pilihan ganda saja Edgar pusing, apalagi essay? Ingin meminta contekan, namun Bibin lelaki yang paling pintar di kelas itu seakan sengaja duduk berjauhan agar tidak diganggu Edgar. Sialan memang, awas saja nanti.

Edgar melirik jam dinding, 15 menit lagi. Bibirnya tertarik ke atas, tamat sudah riwayatnya. Tapi, masa bodohlah, sejak kapan ia peduli pada nilai. Lebih baik tidur saja sampai saat bunyi bel istirahat terdengar.

Kelopaknya tertutup perlahan, irama nafasnya teratur pertanda ia mulai masuk ke dalam dunia mimpi. Sayangnya keberuntungan belum berpihak pada Edgar hari ini, gebrakan meja yang disebabkan penggaris kayu besar yang dipukul Bu Nina terdengar nyaring membuat Edgar terbangun sempurna dengan mata membola.

"Keluar," titah guru itu seraya mengarahkan benda kesayangannya ke depan Edgar.

"Belum selesai, Bu."

Tatapan tajam Bu Nina semakin menghunus, tapi itu tak dapat menurunkan keberanian Edgar menyurut. Justru lelaki berbandana biru melingkar di pergelangan kirinya itu berdecak kecil.

"Kalo belum selesai ngapain tidur?"

"Saya ngantuk, Bu, emang gak boleh saya tidur? Itu, kan, hak saya jadi terserah saya dong." Perkataan Edgar mengundang pasang mata semua anak kelas.

"Kamu tidur disaat ujian sedang berlangsung, kamu punya tata krama bukan, sih, hah? Katanya mau pinter tapi males-malesan!"

Grow Up [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang