Grow Up [Enam]

74 13 0
                                    

"Ngapain sih buru-buru amat, masa depan lo udah ada di depan lo ini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Ngapain sih buru-buru amat, masa depan lo udah ada di depan lo ini."

~

Bab Enam

"Bertahan memang sulit tapi, hasil dari itu semua akan membalas kesulitan yang pernah kamu alami jauh lebih indah dari yang dibayangkan."

. . . . . .

"Mau apa lagi lo, hah?"

"Perlu lo tau, Gar, si Erik udah bikin anak Lyzrats masuk rumah sakit."

Edgar melirik Erik yang fokus bermain ponsel. "Erik apain anak Lyzrats?"

"Lo pikir sendiri aja dungu, gak lebih dari tusukan! Mentang-mentang anak gue lemah si Erik seenaknya aja, setan emang!"

"Terus lo mau apa?"

"Karena anak buah lo--"

"Erik bukan anak buah gue anjing!"

"Lo sinting apa gimana? Lo, kan, pemimpin bego!"

"Kata siapa? Kita bukan perkumpulan yang punya nama, bukan anak-anak geng yang marak di luaran sana."

"Bacot lo! Besok kumpulin anak-anak Wildhest, kita ketemu tepat di depan gerbang sekolah lo!"

"Heh, lo gak bisa--"

Tut

Tut

Tut

"MONYET!!"

Edgar membanting ponsel milik Jay begitu saja tanpa memperdulikan si pemilik benda tipis itu hingga Jay memekik histeris atas apa yang telah Edgar lakukan barusan.

"HAPE GUE EDGAR BAJINGAN LO ANJIM GAK TERIMA GUE SETAN!!!" jerit Jay seraya menatap naas serpihan kaca dari layar handphone kekinian itu.

Tapi, Edgar seakan tak peduli, lelaki berhoodie hitam itu malah menggeram tertahan akan perkataan Rival lewat sambungan telpon tadi membuatnya menguras emosi. Apalagi menuduh Erik melakukan hal sesuatu yang jelas-jelas bukan ulahnya, justru lelaki itu seharian penuh ada di tempat tongkrongan biasa. Lantas Edgar berdecih, permainan Rival kurang cantik.

Edgar menoleh pada Rival yang sesekali berteriak, lalu memanggilnya dengan nada keras. "Rik?"

"Apa?" jawab Erik.

"Ada yang fitnah lo."

Sejenak Erik memandang Edgar dengan kerutan dahi tak terlalu kentara. "Tau, denger tadi apa kata dia sampe bikin lo ngomong kasar."

"Dia ngajak berantem."

"Di mana?" Erik kembali berkonsentrasi pada game online-nya.

"Di depan gerbang." Sontak semua orang yang ada di ruangan sedang itu menengok langsung ke arah Edgar dengan raut terkejit, jika Rival senekat itu menantang anak Wildhest bukannya malah pasukan dia yang terancam?

Grow Up [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang