Grow Up [Dua Puluh Tiga]

33 12 2
                                    

Bab Dua Puluh Tiga

. . . . . .

Me
Vi, di mana?

Violet
Cafe deket rumah Blaire

Me
Nanti gue ke sana

Violet
Oke

Nasfi memasukan ponselnya ke dalam saku jaket, berdeham sebentar lalu menghampiri seseorang yang telah menunggunya selama Nasfi saling bertukar pesan dengan Violet. Bibirnya mengembang, lantas merangkul posesif wanita seksi yang sedang bersandar di motor besarnya.

"Sorry, lama yah?" Wanita itu mengangguk manja, kedua lengannya dia lingkarkan di leher Nasfi. Kemudian mencium pipi Nasfi sensual.

"Kayaknya kamu asik banget sama cewek kamu itu, aku dicuekin. Jahat." Cika si wanita yang Nasfi peluk itu memukul pelan dada Nasfi, bibir bawahnya ia gigit supaya Nasfi tergoda.

"Dia bukan cewek aku, dia cuma mainan aku aja. Tapi sok jual mahal, liat aja bakal aku bales kok dia." Nasfi semakin mengeratkan pelukannya pada pinggang Cika, mengendus wajah Cika dengan napas memburu.

"Your scent teases me," bisik Nasfi lirih tepat di telinga Cika yang menjadi tempat sensitif wanita itu.

Cika terkekeh singkat, jemarinya lihai mengusap leher lalu turun pada dada bidang Nasfi. Cika menginginkan Nasfi, jauh dari sebelum ini.

"Let us play."

Ketika tiga kata yang terucap dari bibir Cika, justru bogeman keras Nasfi dapatkan. Si pemukul menatap nyalang Nasfi yang sedang bermain-main dengan wanita lain, tanpa memikirkan perasaan gadis yang selama ini Nasfi kencani.

Ternyata benar dia Nasfi, pria yang bercumbu di luar kelab malam saat Edgar melewati daerah tersebut. Mata Edgar tak mungkin salah, tangkapannya tidak terpeleset sedikit pun, Nasfi sama bejatnya seperti teman-teman Edgar. Maka dari itu Edgar menyuruh Violet untuk tidak bersama Nasfi tempo lalu.

Nasfi menyeka sudut bibirnya yang mengeluarkan darah, menatap balik Edgar tak kalah emosi. Cika sudah berlari entah ke mana.

"Bangsat, mau lo apa, hah!?" berang Nasfi bernada tinggi, uratnya menonjol di leher serta punggung tangan saking tak terimanya jika tiba-tiba ia dipukuli tanpa sebab.

"Lo yang bangsat, Bangsat! Lo mainin Violet? Bejat lo anjing!" Edgar berteriak keras sembari menunjuk-nunjuk Nasfi.

"Apa peduli lo sama dia? Bukannya Violet musuh lo? Apa sekarang lo udah mulai suka sama dia?"

"Dan apa peduli lo kalo gue suka sama dia? Bukan urusan lo juga, kan?"

Nasfi berdecih remeh, dia menepuk bahu Edgar penuh kasihan. Lantas meludah sampai hampir mengenai sepatu Edgar. Tentu saja Edgar tak terima, itu sebuah penghinaan lebih dari sekedar omongan kasar.

Tanpa hati nurani Edgar menyerang Nasfi brutal seperti orang kesetanan, terus memberikan pukulan kencang hingga Nasfi tak bisa mengelak walau awalnya sempat memberontak. Nasfi tertidur lemas dengan Edgar yang menduduki badannya. Pancaran amarah tergambar jelas dalam raut Edgar saat ini.

Grow Up [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang