Bab 21

288 61 12
                                    

No revisi, jadi bakalan banyak typo
Happy Reading

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Sambil menatap lalu lalang kendaran bermotor dari kaca sebuah kafe, Minseok menunggu Junmyeon yang katanya ingin menyampaikan hal penting padanya. Beberapa menit menunggu, akhirnya lelaki berkulit seperti susu itu datang dengan kacamata yang bertengger di telinganya.

“Sudah lama menunggu? Maaf tadi aku harus mengurus sesuatu terlebih dahulu”. Ujar Junmyeon lantas duduk di kursi depan Minseok.

“Pesanlah sesuatu terlebih dahulu”. pinta Minseok.

Junmyeon memesan satu gelas Americano yang datang beebrapa menit kemudian setelah ia memesan. Junmyeon mengeluarkan laptopnya setelah menyesap satu teguk kopinya.

“Dugaanku selama sepertinya benar. Kecelakaan keluarga Do beberapa bulan yang lalu bukanlah murni kecelakaan. Artinya adalah, bahwa kecelekaan tersebut ada yang mendalangi”. Junmyeon menjelaskan sembari membuka sebuah file di laptopnya.

“Setelah sekian lama, akhirnya aku menemukan rekaman cctv yang merekam jalan yang mereka lewati waktu itu”. Minseok memperhatikan dengan seksama video yang ditunjukkan oleh Junmyeon. “Tuan Do memang tidak begitu lihai dalam mengemudi, tapi dia bukanlah pengemudi yang lalai. Tuan Do mengerti haluan dan dapat membaca rambu-rambu jalan raya. Dan aku sangat yakin bahwa ia adalah orang yang patuh. Tapi di video ini, jelas sekali bahwa ia menerobos lampu merah tanpa mengurangi kecepatan sedikitpun. Itu artinya bahwa...”

“Remnya blong”. Perkataan menggantung Junmyeon lansung dilanjutkan oleh minseok.

“Benar sekali, itu juga yang kupikirkan”. Terdengar helaan napas berat dari hidung minseok. Ia hanya tak menyangka bahwa masalah dari keluarga ini sangat runyam.

“Asumsiku yang kedua hingga membuatku sangat yakin adalah. Bahwa blongnya rem tidak mungkin dikarenakan oleh lalainya keluarga Do. Mantan sopir keluarga Do selalu rutin dalam mengecek dan menservis kondisi mobil. Itu sebabnya aku yakin bahwa ada yang mensabotase mobilnya”.

“Lalu apa renanamu sekarang?”. Tanya Minseok.

“Aku akan meminta polisi untuk membuka kasus ini kembali”. Ujar Junmyeon dengan tegas.

“Kurasa itu memang yang terbaik. Tapi...” minseok menjeda perkataannya. “Tolong jangan buat kasus ini sampai terekspos ke publik. Dan tolong jangan beritahukan kepada Kyungsoo mengenai kasus ini. Aku hanya khawatir ia akan semakin terpukul jika sampai tau bahwa orang tua dan kakaknya mati karena dibunuh, bukan karena murni kecelakaan”.

Junmyeon mengangguk. “Kau bisa percayakan padaku tentang itu. Aku akan mengurus semuanya. Dan... kuharap kau bisa menjaga Kyungsoo dengan baik”.

“Pasti. Bahkan aku akan mempertaruhkan nyawaku untuk melindunginya”. Setelah merasa tidak ada lagi yang dibicarakan, Junmyeon pamit nuntuk kembali bekerja. Minseok kembali memandangi jalanan yang lengang sepeninggal Junmyeon. Dia rasa tugasnya semakin berat kali ini.

***
UAS DAY-9

“Hah, ini menyebalkan sekali, bukankah semester ini berlalu sangat cepat? Kurasa baru kemarin kita naik kelas, kenapa sekarang sudah mau UAS?” Keluh Baekhyun di sela-sela makan siang mereka.

“Selama satu semester ini aku merasa tidak ada satupun yang masuk di otakku. Studioku terancam ditutup jika sampai aku mendapat peringkat 50 kebawah lagi”.Dalam mengeluh, Baekhyun dan Jongin memang yang terbaik.

“Berhentilah mengeluh, kalian seharusnya belajar jika tau itu akan terjadi. Bukan bermain game terus”. Ucap Kyungsoo dengan nada sedikit ketus.

Days With My Hyung [New Account]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang