Bab 30 (b)

214 42 8
                                    

Apa kata yang paling cocok menggambarkan keadaan Sehun sekarang? Hancur? Kosong? Hilang?

Isi kepala Sehun sangat berisik. Ingin Sehun mendiamkannya.  Tapi ia tidak tau caranya.

"Kenapa Sehun melakukannya? Apa ada yang mengganggu Sehun saat ini? Apa Sehun merasa terancam?"

Minseok selesai bertanya.  Tiga pertanyaan yang tidak susah untuk dijawab asal hati penerima pertanyaan siap untuk menjawab.  Namun beberapa sekon Sehun masih membisu. Memberikan eksistensi bagi kipas di ruangan itu untuk menderu dengan keras.

Apa yang Sehun tunggu. Siap dan tidam siap adalah gabungan dari kehendak hati dan pikiran. Pikirannya sudah siap menjawab. Ia sudah mengerti jawabannya.  Tapi hatinya memaksa mulutnya untuk tetap diam. Entah apa yang terjadi,  tapi dadanya sangat sesak. Pembuluh darahnya seolah terhimpit, membuatnya sulit untuk bernapas.

"Hyung rasa Sehun butuh pertolongan. Kalau Sehun tidak mau mengatakan masalahnya  bagaimana hyung bisa membantu Sehun."
Mata Sehun mengabur. Penglihatannya masih normal. Hanya saja selaput bening tiba-tiba saja membungkus matanya.

Sejak kapan manusia tidak berperasaan berubah menjadi lelaki yang melankolis? Sehun pernah baca di dalam sebuah novel. Ketika seseorang tiba-tiba berubah secara drastis,  itu tandanya ia akan mati. Ditengah kesibukan hatinya untuk menghilangkan tangisnya, Sehun tiba-tiba tersenyum. Menertawakan kekonyolan hidupnya.

Sial. Seharusnya Sehun sudah mabuk sekarang. Tapi sepertinya, soju belum merenggut kesadarannya. Minseok hanya menatap Sehun iba. Ia ada di posisi yang sulit sekarang. Ingin membantu tapi tau tau apa yang bisa ia bantu. Ia mungkin bisa lepas tangan, tapi mungkin nanti ia akan menyesali keputusan itu seumur hidupnya.

"Aku rasa aku tidak pantas menerima bantuanmu. Aku ini brengsek. Aku tau seberapa besar kau menyanyangi Kyungsoo meski Kyungsoo bukan adik kandungmu. Hubunganmu dengan Kyungsoo, sama halnya dengan hubunganku dengan Baekhyun. Kita sama-sama takut kehilangan sama lain." Sehun berhenti, entah apakah ia masih sanggup untuk melanjutkan perkataannya.
"Aku bisa membuat Baekhyun terluka, karena aku kira Baekhyun itu Kyungsoo. Kyungsoo lah yang ingin ku bunuh, bukan Baekhyun." Sehun menunduk. Tak sanggup melihat perubahan ekspresi Minseok.

Hening beberapa detik. Minseok masih terperanjat. Meski berusaha tenang, namun sebenarnya perasaannya sangat campur aduk. Ia kaget, marah, kecewa, penasaran,  tidak percaya dan tak tau harus bagaimana.

Sehun menggigit bibir bawahnya. Setiap kalimat yang ia ucapkan adalah hasil perjuangan kerasnya untuk menghancurkan belenggu hatinya. Bibir itu seringkali bergetar. Ingin terbuka tapi urung. Satu kali terbuka, kemudian tidak sanggup melanjutkan.

Jika mempunyai perasaan sesakit ini, Sehun ingin rasanya menjadi monster seutuhnya. Ia tidak kuat. Kenapa rasanya sangat tersiksa.

"Hyung, aku tau aku sangat tidak tau diri. Tapi jika nanti aku tiba-tiba menghilang. Bisakah kau sampaikan pada Baekhyun bahwa aku sangat menyayanginya." Minseok tak menjawab. Pikirannya menangkap jelas perkataan Sehun namun begitu, ada sebagian pikirannya yang ada di tempat lain.

Minseok berdiri. Tangan kirinya mendongakkan wajah Sehun ke atas. Kemudian memukul Sehun. Sehun terperanjat dan kaget untuk beberapa detik. Kemudian berani menatap Minseok dengan sorot kebingungan.

"Itu balasan karena telah berusaha mencelakai Kyungsoo." Ucapnya dengan tatapan marah. Namun kemudian tatapan tajamnya melembut bersama dengan tubuh Minseok yang merendah. Minseok menatap tepat ke bola mata Sehun.
"Aku tau rasanya punya masalah tapi tidak ada satupun orang dewasa yang mau membantu. Aku tidak akan membiarkanmu terus mengalaminya. Aku tidak peduli pada kenyataan bahwa kau tidak memiliki perasaan sebelumnya. Tapi ketika kau ingin melukai orang lain lagi, maka ingatlah bahwa seperti yang dikatakan ibumu, kau akan menjadi orang jahat dan orang jahat harus dihukum. Dan ingat juga perkataan Baekhyun,  bahwa ia sangat tidak ingin kau jadi monster."
Air mata Sehun berhamburan. Tanda pikirannya telah kalah dalam pertarungan melawan hatinya. Minseok, si lelaki cebol itu berdiri.

Days With My Hyung [New Account]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang