Bab 8

280 58 8
                                    


Dipersilahkan vote sebelum baca
Happy Reading
⚠Typo bertebaran
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Bab 8
Kyungsoo tidur dengan nyenyak setelah kekenyangan makan jjajangmyeon. Wajah itu nampak teduh, sepertinya Kyungsoo bermimpi indah dalam tidurnya. Tak mau mengganggu ketenangan itu, Minseok memilih untuk tidak membangunkan Kyungsoo meski sepi ia rasakan sendiri di dalam mobil. Lagu baru milik Suho berjudul let's love mengalun merdu pada gendang telinganya, membuat bibirnya tanpa sadar ikut bersenandung.

Sebelum benar-benar pulang ke rumah Kyungsoo, Minseok berniat mampir ke rumahnya, rumah yang sudah kira-kira 3 bulan ia tinggalkan. Rumah yang didominasi dengan kenangan buruk di dalamnya.  Alasan Minseok untuk berkunjung ke sana adalah untuk mengambil Buku-buku diary yang ia sudah tulis sejak ia masih kecil.

Berbeda dengan jalan menuju rumah Kyungsoo yang melewati jalan-jalan lebar dengan jajaran rumah mewahnya, malam yang ia lewati menuju rumahnya adalah jalan setapak yang mobil pun susah untuk masuk ke dalamnya. Sehingga ia terpaksa harus berjalan kaki sejauh 1 kilo untuk sampai ke rumahnya. Rumahnya terlihat lebih menyedihkan daripada terakhir kali ia kesana. Tak mau berlama-lama meninggalkan Kyungsoo yang tertidur pulas di dalam mobil, Minseok kembali setelah membawa serta barang-barangnya.

Belum sampai ke mobilnya, Minseok mendengar jeritan kesakitan. Perlahan ia mendekati tempat suara tersebut berasal. Kini tak jauh di depannya tersaji adegan dimana lima orang tengah menikmati rintihan dari seorang namja. Tanpa harus menelaah la lebih jauh, Minseok tau ini adalah pengeroyokan. Minseok menelisik sekitarnya, kemudian mengambil balok kayu yang berada di samping tempat sampah.  Ia meregangkan sendi-sendi tubuhnya. Menghadapi lima remaja yang berbadan lebih besar dari dirinya sepertinya sangat menyenangkan, karena Minseok bukanlah orang bodoh yang berani menantang beberapa orang tersebut tanpa ilmu beladiri yang mumpuni.

Ia berjalan santai mendatangi kerumunan. Di genggamnya erat balok kayu tersebut sambil mengumpulkan tenaganya. Balok kayu kini teracung ke atas, dan dengan keras menghantam bahu Mingyu hingga membuat bahu Mingyu terlempar.

Untuk beberapa saat semua yang ada di sana tak bereaksi, hingga akhirnya tatapan tajam Mingyu tertuju pada Minseok. "NUGU? BERANI-BERANINYA KAU MEMUKULKU? " Ucap Mingyu sebal. Dan seperti biasanya, Minseok tetap memasang wajah tenangnya.

"Aish, kalian sangat tidak sopan terhadap orang yang lebih tua. " Minseok tersenyum, balok kayu yang ia gunakan untuk untuk memukul Mingyu ia gunakan sebagai penopang tubuhnya. Melihatnya, dengusan kasar keluar dari hidung Mingyu dengan ekspresi kesal yang bertambah .

"Orang yang lebih tua kau bilang?  Namja kecil seperti mu? Aish, yang benar saja. " Ujar Mingyu meremehkan. "Pergilah anak kecil, jangan buat orang tuamu khawatir dan mumpung aku masih berbaik hati melepaskanmu. "

"Seharusnya aku yang mengatakan itu pada kalian. Seharusnya kalian pulang dan belajar di rumah, bukan malah menunjukkan ke' tidakjantanan' kalian dengan mengeroyok seorang namja malam-malam begini. " Tampik Minseok.

"Baiklah jika kau tidak mau disebut anak kecil, lantas apa aku harus memanggilmu ahjussi? Jadi ahjussi, apa maumu? "

"Tolong lepaskan namja itu. Aku sudah meminta padamu dengan baik, dan namja baik seharusnya menuruti perkataan ahjussi ini. "

"Kalau aku tidak mau bagaimana? " Tentang Mingyu.

"Maka ahjussi ini akan memberikan sedikit pelajaran pada kalian. " Minseok melirik balok kayu yang masih ia genggam.

"Memberi kami pelajaran? " Mingyu tertawa meremehkan, belum tau dia siapa Minseok sebenarnya. " Apa yang bisa kau lakukan dengan tubuh kecilmu itu?  Asal kau tau saja kami ini atlit taekwondo. " Rupanya mendengar Mingyu menyombongkan dirinya membuat Minseok tertawa geli.

Days With My Hyung [New Account]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang