Bab 6

332 62 9
                                    

Happy Reading all
Jangan lupa vote
⚠typo bertebaran

.
.
.
.
.
.

Gencatan senjata telah dimulai. Walau tidak bisa dikatakan mereka sedang berperang sebelumnya. Kyungsoo tak lagi banyak mengeluh tentang kehadiran Minseok. Namun begitu, ia tak akan membuat ini mudah untuk Minseok. Ketulusan seseorang hanya bisa diketahui saat ujian datang padanya bukan? Langkah pertama yang Kyungsoo lakukan adalah membuat kesepakatan tentang peraturan di rumah ini dengan Minseok. Namun alih-alih kesepakatan yang saling menguntungkan untuk mereka berdua, semua peraturan yang mereka hasilkan condong untuk Minseok patuhi. Sedangkan Kyungsoo sangat pemilik rumah bersikap layaknya seorang raja dengan syarat tidak akan mengusir Minseok seperti sebelumnya.

Kini ada beberapa benda baru yang ada pada masing-masing mereka, tentu saja ini  berkaitan dengan hubungan mereka nantinya.  Di kamar Kyungsoo,  telah dipasang mikrofon yang dapat sewaktu-waktu berbunyi jika Kyungsoo menginginkannya.  Dan suara mikrofon tersebut akan  er bunyi pada speaker kamar Minseok yang berada tak jauh dari ranjangnya mau untuk apalagi coba, kalau bukan untuk memanggil Minseok jika tengah malam Kyungsoo butuh sesuatu.

Pukul 2 malam dan Kyungsoo terbangun.  Bukan karena tidak bisa tidur, hanya saja ia ingin mencoba apakah mikrofon dikamarnya dan speaker di kamar Minseok dapat berkerja dengan baik atau tidak. Kyungsoo menekan tombol on.

"Cek... Cek.. kim Minseok?apa kau sudah tidur? Ah.. Peduli apa aku tentang itu, tapi kali ini aku sangat lapar.  Jadi bangunlah dan buatkan aku makanan, jebal, aku sudah minta tolong, apa kau tidak akan menurutinya? " Kyungsoo puas membayangkan Bagaimana Minseok akan misuh-misuh kerana ia mengganggu tidurnya.

Dan sesuai dengan dugaan, di belahan rumah yang lainnya, Minseok menutup telinganya dengan mata yang masih terpejam sambil mengumpat.  Kyungsoo benar-benar mengganggu tidur nyenyak nya malam ini.  Sedikit lagi... Padahala sedikit lagi ia akan mencium snow white dan membangunkannya dari tidur panjangnya, namun speaker sialan itu mengacaukan semuanya kesadarannya yang belum utuh itu dipaksa untuk menuruti kemauan Kyungsoo.

Minseok beberapa kali tersandung karena matanya tidak terbuka sempurna. Ia meraba-raba tembok untuk menghidupkan lampu dapur. Ia mulai memasak, suara denting peralatan masak terdengar sampai ke kamar Kyungsoo.  Sebenarnya namja itu tidak terlalu lapar, namun tidak ada salahnya makan jam segini jika makanannya seenak masakan Minseok.

Beberapa menit kemudian, masakan Minseok sudah tersaji di meja makan. Persetan dengan rasa masakannya, Minseok sama sekali tidak peduli. Ia hanya perlu membuatnya, dan tugasnya selesai. Karena ia sendiri tidak yakin dengan rasanya.  Tak lama, Kyungsok turun dengan wajah sumringah. Sangat berbanding terbaik dengan ekspresi Minseok kini.  Minseok menatap Kyungsoo sekilas kemudian mendaratkan kepalanya di meja dengan mata terpejam.

"Kim Minseok, temani aku makan. " Ujar Kyungsoo menghardik.

"Kau tadi menyuruhku untuk memasak dan kini tugasku telah selesai." Ucapan Minseok mirip orang yang sedang meracau.

"Kau kira enak makan dengan menghadap orang yang sedang tidur seperti itu? Kamu membuat selera makanku berkurang. "

"Geurae, aku akan malam sekarang." Sambil menahan rasa kantuknya, Minseok makan dengan cepat. Sangat cepat hingga ia hampir tersedak. Ia ingin cepat kembali tidur setelah ini.  Namun sayangnya, usaha Minseok sia-sia. Karena dengan gaya putri solonya, Kyungsoo menyuap makanannya secara perlahan agar tidak cepat habis.  Dan ketika Minseok mecoba untuk tidur, ia akan melakukan hal-hal yang membuat Minseok kembali terbangun.  Entah itu dengan menenndang tulang kering Minseok, mencubit pipi cabi Minseok, atau meniup telinganya keras.

Days With My Hyung [New Account]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang