BAB 1

652 87 10
                                    

Mohon bantuannya dengan tekan ⭐ kalau suka

Happy Reading


Bab 1
Namja tersebut mengangkat langkahnya santai ditengah manusia manusia lain yang terlihat berjalan cepat mendahuluinya. Alhasil, tindakannya membuatnya harus mendapat antrian paling belakang untuk mendapatkan makan siang.

Ada sesuatu yang membuatnya sangat bersyukur karena dua polisi berhasil menangkapnya tempo hari,  yaitu ia dapat makan gratis tanpa harus memikirkan bagaimana cara mendapatkannya. Memang bukan makanan enak yang dapat dinikmati manusia. Namun setidaknya, makanan tersebut dapat menghindarkan nya dari kemungkinan meninggal dengan cara yang menurutnya paling tidak keren,  yaitu mati kelaparan.

Lama mengantri, kini gilirannya untuk mengambil makanan. Ia melakukannya dengan cepat, karena sejujurnya ia juga lapar. Minseok memilih duduk di bangku dekat jendela. Pengap sel penjara dengan sedikit cahaya membuat nya terkadang merindukan kebebasan memandang langit dalam waktu yang lama. Minseok namja yang pendiam.  Di tengah para tahanan lain yang saking berbincang,  ia memilih untuk tetap diam dan menghabiskan makanannya cepat.

TV tabung di kantin penjara yang sangat jarang menyala menampilkan sebuah berita terbaru dari salah satu keluarga konglomerat yang memang tengah hangat diperbincangkan sejak kemarin. Minseok yang sebelumnya nanyak acuh,  nampak tertarik setelah merasa familiar dengan keluarga tersebut.

"Kecelakaan mobil keluarga pemilik JCop Holding menyebabkan seluruh penumpang dalam mobil tersebut meninggal,  termasuk pemilik JCop Holding, Do Sangmin. Sementara ini, polisi masih menyimpulkan bahwa tragedi yang menimpa keluarga tersebut murni sebuah kecelakaan tanpa ada unsur sabotase dari...." TV tabung tersebut kembali mati. Bersamaan dengan isi piring Minseok yang telah kosong.

Dengan cepat ruangan tersebut sepi karena penghuni sel berhambur pergi kembali ke sel mereka. Dalam langkanya Minseok berpikir, apa hubungannya dengan keluarga tersebut. Karena ia merasa bahwa keluarga tersebut sangat dekat dengannya.

.
.
.
.
.
.
.
2 bulan kemudian

Hari berlalu dengan sangat lambat. Minseok tak tau,  sampai kapan ia dapat bertahan.

Tes..

Tes..

Tes..

Suara tetes air dari genting yang bocor tak ubahnya seperti sebuah musik yang terus diputar di ruangan berukuran 2 kali 2 meter tersebut. Sel yang ditempati Minseok berisi dua orang. Walau begitu, ia merasa menempatinya sendiri karena teman satu sel nya adalah seorang bisu yang kerjanya hanya tidur, makan,  dan buang air.

Sebuah buku dan pena menjadi pengusir bosannya disini. Sejak dulu ia suka menulis,  terlebih menulis kisah hidupnya. Tak sekedar diary,  Minseok biasa menulis dengan memperhatikan gaya bahasa dan penulisan,  membuat kisahnya seperti rangkaian cerita dalam novel biografi.  Bedanya adalah, ia tak tau akhir dari kisah tersebut.

Goresan dari tinta pena mulai memenuhi sebuah halaman dalam buku tersebut. Minseok tersenyum pedih, merasa bahwa tak banyak hal indah yang dapat ia tulis di buku diary nya.  Terkadang ia merasa, bahwa hidup selalu mengarahkannya pada jalan suram dimana ujungnya adalah jalan suram yang lain. Asik menulis, suara pintu sel yang coba dibuka membuat perhatiannya beralih. Seorang lelaki dengan pakaian khas sipir penjara muncul setelahnya.

"Kim Minseok. Ada yang ingin menemuimu. " Ujar sipir penjara tersebut. Minseok cengo tak yakin akan apa yang dikatakan sipir tersebut walau kupingnya dapat mendengar dengan jelas setiap kata yang sang sipir katakan. Minseok merasa tidak lagi memiliki keluarga setelah ibunya meninggal satu tahun yang lalu, ia juga tidak merasa mempunyai teman yang tau dimana keberadaannya saat ini.

Days With My Hyung [New Account]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang