Prolog

1.2K 96 9
                                    

Harap dibaca!! Cerita ini adalah cerita yang sama dengan cerita yang ditulis di akun @umin2001. Namun karena saya tidak bisa lagi mesuk ke akun tersebut, cerita saya lanjut di sini. Untuk yang sudah baca cerita ini di aku @umin2001 harap bantuannya untuk vote cerita ini lagi.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Happy Reading💕


Suara gonggong anjing mengusik ketenangan malam. Membuat seorang namja bertubuh kecil hampir mengabsen seluruh isi peternakan. Bagaimana tidak, akibat dari gonggongan tersebut dua orang berseragam dengan perawakan tinggi besar tertarik mendekat kepadanya. Sekaligus menjadi pertanda buruk malamnya hari ini.

Setiap derap langkah dua orang tersebut tak ubahnya detik bom waktu. Namja tersebut terus mengancam agar si anjing diam. Dan tentu saja usahanya tak akan berhasil.  Bukan diam,  anjing tersebut malah menggonggong semakin keras.

"Keluar!! Ini peringatan terakhir untukmu.  Kau sudah terjebak. Jangan mencoba untuk mengelak lagi!! " Perintah salah satu polisi dengan langkah kaki yang semakin mendekati tempat di mana sang namja bersembunyi.

Namja tersebut dapat melihat kepulan asap yang tercipta dari hembusan napasnya. Matanya menelisik sekitar. dan sial,  karena tak ada sama sekali jalan untuk keluar.  Ia tengah menemui gang buntu. Dan keluar dari sana,  sama artinya dengan menjemput kesialannya. Namja tersebut tetap tak mau menyerah,  ia tak mau dengan mudah tunduk pada aparat kepolisian yang sudah lama membuatnya muak. Bagi Namja tersebut,  mereka tak lebih dari seorang penjilat berseragam yang menutupi semua kelakuan busuknya dengan kehormatan yang dapat di beli.

Derap langkah sang aparat semakin keras terdengar. Netranya tak sengaja mendapati kayu besar yang teronggok di sebelah tumpukan kardus. Anggap saja bahwa Tuhan telah memberinya jalan keluar sekarang,  tinggal bagaimana Namja tersebut menyempurnakannya.

Namja tersebut siap. Dari pantulan cahaya lampu, Namja tersebut dapat melihat dengan jelas bayangan kedua orang itu yang membesar. Diakhiri dengan satu tarikan napas panjang dan langkah sang polisi yang mulai terlihat, Namja tersebut berlari keluar dengan gelondong kayu yang dimoncongkan pada polisi polisi tersebut. Tak siap mengantisipasi apa yang Namja tersebut lakukan,  kedua polisi tersebut terjatuh setelah bahu mereka dihantam kayu yang di bawa Namja tersebut.

Namja tersebut tak menyerah, maka kedua polisi tersebut juga tak akan menyerah. Walau terjatuh, salah satu polisi tersebut masih sempat menarik kemeja Namja tersebut. Sempat membuat langkahnya terhambat, Tuhan seolah kembali menyelamatkan Namja tersebut dari polisi tersebut karena pada detik selanjutnya, kemeja tipis Namja tersebut yang sudah terkoyak akhirnya sobek juga.  Hanya menyisakan sobekan kainnya di tangan polisi tersebut dengan Namja tersebut yang semakin bebas berlari.

"Breng***,  lihat saja jika aku dapat menangkapmu nanti. " Namja tersebut melambaikan tangan,  membuat polisi tersebut semakin geram.

Namja tersebut dapat merasakan deru napasnya yang tak beraturan. Ditambah lagi dengan kaki yang rasanya akan remuk karena dipaksa berlari sejauh lima kilo meter. Ya lima kilo meter, jarak yang tak dapat dibilang dekat. Istirahat nya hanya saat ia bersembunyi di gang buntu tadi,  sebelum akhirnya anjing sialan tersebut menyalak dan membuatnya terpaksa harus berlari lagi.

Namja tersebut rasa ini adalah hari tersial baginya setelah sebelumnya ia harus menelan kenyataan pahit bahwa ibunya harus meninggal setelah meminum cairan pembersih lantai. Padahal ia hanya mencuri beberapa ribu uang dari seorang pemilik kedai tua yang tiba tiba tertabrak mobil karena berusaha mengejarnya. Tapi mengapa urusannya menjadi rumit seperti ini. Baiklah,  ini bukan perkara mudah. Tapi Namja tersebut mencoba menyemangati dirinya dengan menganggap bahwa kelakuannya adalah dosa kecil yang dapat di maafkan dan tak perlu harus membawa nama polisi.

Langkah itu kembali terdengar beriringan dengan suara langkahnya yang melemah.  Adrenalin Namja tersebut kembali terpacu, setelah beberapa saat ia dapat menormalkan detak jantungnya. Walau hampir tak dapat merasakan langkahnya,  Namja tersebut mencoba memacu kakinya semakin cepat. Tubuh Namja tersebut berhasil menjauh dari polisi tadi. Namun di ujung gang, satu polisi lagi telah menunggunya.

Kini, posisi Namja tersebut terdesak. Dua polisi itu mengepungnya dengan pistol yang sama sama teracung ke kepalanya.





Baiklah. Kini Namja tersebut mengaku kalah.

.
.
.
.
.
.
Tbc

Pengen marah rasanya saat gak bisa log in ke akun yang awal, padahal udah niat banget nulis cerita ini. Aku nggak pernah buat draf nya selain di wattpad, itu sebabnya saat gak bisa masuk di akun WP yang awal, semua draf nya ilang dan males nulis ulang. Cerita ini sebelumnya udah pernah di post di akun yang ini, tapi karena gak ada yang baca makanya pesimis buat lanjutin, apalagi nulis ulang itu capek🤣banyak curhat yakkkk...ini dipublikasikan lagi karena lagi kangen EXO, kangen banget.

Days With My Hyung [New Account]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang