Bab 27

235 54 12
                                    

Kyungsoo tak dapat membedakan suara bising kendaraan bermotor dengan suara bising kepalanya yang sedang dipenuhi kekalutan. Sebisa mungkin Kyungsoo mengusir perkataan Sehun dari pikirannya, namun tetap tidak bisa. Dialog yang diucapkan Sehun terus diputar berulang di kepalanya. Bagaimanpun, ia juga sangat penasaran alasan Minseok hadir di hidupnya. Pikirannya terus menimang apakah mulutnya harus terbuka atau tidak. Bahkan ketika pikirannya menyuruhnya untuk berbicara, mulut itu masih ragu untuk terbuka.

“Apa yang ingin kau bicarakan?” Tanya Minseok curiga atas gelagat aneh Kyungsoo.

“ahh” respon Kyungso gelaapan.

“Katakan saja apa yang sedang mengganggu pikiranmu?”

“Sebenarnya... aku tiba-tiba memikirkan sesuatu tentangmu. Maukah kau menjawabnya dengan jujur?” Tanya Kyungsoo ragu-ragu.

“Tentu saja, aigoo kau membuatku takut.” Jawab Minseok sembari menengok ke arah Kyungsoo sebentar.

“Aku tiba-tiba penasaran mengapa Minesok hyung mau merawatku. Merawatku sangat membuat mu kesusahan kan? Kau begitu baik padaku bahkan saat aku tidak bisa memberimu apa-apa. Apakah ada alasan di balik itu semua?” Tanya Kyungsoo berhati-hati, takut Minseok tersinggung.

“hmmm” Minseok berpikir sebentar, menyiapkan kalimat terbaik untuk menjawab Kyungsoo. “Masa laluku, tidak bisa dikatakan baik. Sebelum ada tingal di rumah mewah itu, aku tinggal di penjara. Aku sama sekali tidak pernah memikirkan akan menjadi orang sekaya ini jika saja Junmyeon-ssi tidak mendatangiku dan berkata bahwa dia bisa mengeluarkanku dalam tempat busuk itu dan memberikanku uang milyaran won hanya jika aku mau merawat seorang namja sebatang kara. Aku sempat menolak karena tidak percayapada pengacara itu. Namun setelah semua terbukti benar, bukankah aku sangat bodoh jika sampai menolaknya?” Minseok menyiapkan hatinya untuk mengatakan itu semua. Minseok tak berani menatap mata Kyungsoo. Sedangkan lawan bicaranya, menatapnya dengan bola mata bergetar. Hatinya terus menolak bahwa itu kenyataan dan terus menyalahkan telinganya yang membuatnya mengetahui sesuatu yang menyakitkan.

Hening beberapa detik. Kyungsoo masih bergeming. Kata-kata Sehun kembali melintas dipikirannya. Sehun benar, tidak ada yang benar-benar baik di dunia ini. Setiap perbuatan manusia pasti mempunyai pertimbangan untung ruginya, terlebih lagi hal besar seperti itu.

“Jadi kau melakukan semua ini karema uang dan kebebasanmu?” Kyungsoo mengatakannya dengan suara bergetar. Minseok mengangguk lemah.

“Kau telaah membuohongiku selama ini. Kau bilang kau tulus melakukan semuanya untukku. Tapi teta saja dibalik itu semua, smeua yang kau lakukan adalah untuk dirimu sendiri.” Mata Kyungsoo berkaca-kaca, Sedangkan Minseok menunduk dalam untuk menghindari tatapan Kyungsoo.

“Kau bilang, kau akan pergi dengan sendirinya jika sekali saja aku melihat kebohongan dalam dirimu. Kau sudah mengakuinya. Jadi bisalah setelah ini kau benar-benar pergi? Aku  tidak akan menuntutmu agar kau mengembalikan semua yang telah kau terima dari orang tuaku. Kau hanya perlu pergi. Lagipula aku sudah tidak membutuhkanmu, aku bisa mengurus diriku sendiri.” Minseok menatap Kyungsoo pada akhirnya. Hatinya juga sesak. Tapi mulutnya masih belum bisa menjelaskan. Minseok yang selalu dapat mematahkan pemikiran Kyungsoo kini mendadak tidak bisa melakukan apa-apa. Namun begitu, walau tidak mengatakannya Minseok menyadari kebenaran atas perkataan Kyungsoo. Selama ini semua yang ia lakukan untuk Kyungsoo memanglah untuk dirinya sendiri.

“Tolong turunkan aku di sini.” Ucap Kyungsoo tegas dengan mata yang mulai sembab.

“Aku akan mengantarmu dulu sampai rumah. Setelah itu baruaku akan pergi.” Jawab Minseok tak kalah tegasnya.

Kyungsoo sangat lelah untuk sekedar mendebat perkataan Minseok. Pemuda itu langdung saja keluar dari mobil tanpa sepatah katapun. Ia menyebrangi jalan yang saat itu ramai dnegan kendaraan yang melaju. Minseok tak sempat mengejar karena beberapa mobil menghambatnya.

Days With My Hyung [New Account]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang