|Ex.

479 48 0
                                    

Tay menjatuhkan tubuhnya diatas kasur, menutup matanya sebentar, ia merasa lelah tapi juga senang dalam waktu yang bersamaan setelah mengantar New pulang. Tay memijat keningnya yang sedikit pusing, sebenarnya sudah sejak kemarin Tay pusing tapi ia tidak menghiraukannya, dengan New semua pusingnya hilang.

Tay bangun dan duduk ditepi kasurnya, berpikir sebentar, lalu berdiri beranjak ke depan cermin, melihat pantulan dirinya didalam cermin dengan seksama lalu tersenyum. Tay mengulas balik momen bersama New hari ini itu sebabnya ia tersenyum seperti ini. Tay mengambil ponselnya dan membuka aplikasi burung biru mencari username orang yang membuatnya tersenyum sampai seperti orang gila. Setelah menemukan profil itu, Tay membuka foto di profilnya, lalu tersenyum.

“Ternyata kamu manis juga, New.”

Tay tersenyum miring. “Sejak dulu ya, kau saja yang baru sadar.” ucap Tay pada dirinya sendiri.

Tay menghembuskan nafasnya pelan lalu keluar dari aplikasi burung biru tersebut. “Ya,  kenapa aku baru sadar sekarang ya?”

Tay menaruh ponselnya, mengambil handuk dilemari lalu masuk kedalam kamar mandi untuk membersihkan diri.

🌻🌻🌻

“PHI PERTH!!!”

Perth menutup telinganya setelah mendengar panggilan maut dari arah belakangnya, siapa lagi yang berani berteriak seperti ini di area kampus selain Saint —kekasih Perth.

New dan Gun hanya geleng - geleng kepala melihat tingkah Saint yang semakin hari semakin bucin. Win? Oh anak itu hanya ikut - ikut saja, Win sudah terbiasa dengan teriakan Saint jadi ia tidak perlu menutup telinganya seperti yang dilakukan oleh New dan Gun.

“Bisakah tidak teriak seperti itu?” Protes Off dengan nada seperti terganggu, tapi Off hanya bercanda.

“Aku takut tidak terdengar.” Saint mengibaskan tangannya pada Off, tidak peduli.

Perth tertawa, “Aku tidak tuli.” Ucapnya.

Gun memilih untuk menyelesaikan tujuan mereka datang kesini secepatnya, karena tidak ingin terlalu lama mendengar Saint cerewet. “Papii, aku hari ini aku tidak bisa makan siang bersamamu, aku akan pergi bersama New.”

Off tersenyum lalu mengangguk dan ingin berkata. “Ke—”

“Kemana?” Tay memotong ucapan Off secepat kilat, Off melirik kesal pada Tay karena yang diajak bicara adalah dirinya bukan Tay, kenapa Tay yang penasaran.

“Bisakah tidak memotong ucapan ku?” Tay hanya tertawa melihat Off kesal padanya.

“Toko buku.” New yang menjawab. Bright memicingkan matanya melirik Tay dan New bergantian, lalu tersenyum jail berniat menggoda Tay dan New tetapi matanya lebih dulu melihat Win yang menggelengkan kepalanya, seperti tau rencana buruk yang ada di otak Bright.

“Kalian pergi berempat?” Tanya Off menunjuk New, Gun, Saint dan Win bergantian.

Gun menggeleng. “Hanya aku dan New.”

Off menaikkan sebelah alisnya —ekspresi andalannya. New yang mengerti maksud Off langsung menunjuk Saint dengan dagunya. “Kau seperti tidak tau manusia yang satu ini saja.” Ucap New tertawa pelan.

“Bucin tingkat dewa.” Win memperjelas. Lalu semuanya tertawa kecuali Saint yang melirik Win dengan sinis.

Gun berhenti tertawa lalu memegang lengan Off. “Ya sudah Papii, aku dan New pergi sekarang.”

“Hati - hati, Baby.” Off mengusap puncak kepala Gun dan mendapat cibiran dari semua temannya.

“Ewh.”

DESTINYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang