Hari ini adalah saatnya, Minggu 21 Februari. New sudah mempersiapkan dirinya untuk —mungkin akan bertemu seseorang yang berinisial M ini, atau bisa jadi bukan hari ini, tapi apa salahnya mencoba kan?
Yang membuat New bingung adalah waktunya, disurat itu sama sekali tidak ada tanda - tanda waktu yang akurat, jadi New memutuskan untuk mulai pergi pukul 11 siang, karena cafe - cafe Street Ten biasanya buka pada pukul 10.
New duduk disalah satu cafe terkenal disana —St*rbucks. Karena disini letaknya lebih strategis untuk melihat segala sisi dari Street Ten, jadi New memutuskan untuk memantau dari sini.
“I hope this is the moment.” Ujar New pelan. Tak lupa ia memesan Vanilla Sweet Cream Cold Brew yang merupakan salah satu menu favoritnya.
Dua jam sudah berlalu tapi tidak ada satupun orang yang menghampirinya, setidaknya petunjuk, New butuh petunjuk lebih dari ini, apa perlu menunggu disini sampai petang? New sudah bosan menunggu sesuatu yang sama sekali tidak pasti. Ia ingin menyerah karena lelah, tapi mimpinya semalam membuatnya terus berpikir bahwa pertemuan ini harus terjadi.
Ponselnya berdenting, New membukanya, ternyata pesan dari Tay. New segera membalas pesan itu.
“Kenapa kamu sangat sulit dilarang.” Cibir New pada roomchat Tay Tawan. New meletakkan kembali ponselnya diatas meja, lalu kembali menikmati Vanillanya.
Sekarang New tidak hanya menunggu inisial M itu, tetapi juga menunggu Tay Tawan yang tadi memaksa untuk datang menemani New.
🌻🌻🌻
Disisi lain, saat ini Gun sedang melakukan risetnya untuk mencari info tentang Mew. Bertanya pada kaka tingkatnya yang sudah berpengalaman dan mungkin juga tau tentang Mew. Karena terakhir seingatnya, Gun melihat nama Mew ada disebuah artikel, tapi ia lupa dimana ia membaca artikel itu, dan ia tidak pasti apakah itu Mew yang sama dengan yang New maksud atau bukan.
Ponselnya berdering, Gun segera mengangkat panggilan masuk tersebut. “Hallo?”
Belum ada jawaban dari seberang sana.
“Hallo? P'Lee?”
“Hallo, Gun.”
“Ada apa, Phi?” Gun menaruh ponselnya diatas meja dan menyalakan loud speaker.
“Gun.. mm.. kau bertanya tentang Mew kan?”
Gun langsung duduk tegak dan mengambil kembali ponselnya. “Iya, Phi tau sesuatu?”
Lee menggeleng dari seberang sana. “No. but my friends know.”
“Bisa aku bicara dengannya? Aku sangat membutuhkan informasi ini, Phi.”
Lee menghembuskan napasnya, lalu berbisik pelan, sepertinya sedang bicara dengan temannya itu. “Temui dia di parkiran utara kampus besok pukul tujuh pagi.”
KAMU SEDANG MEMBACA
DESTINY
RomanceSebuah keajaiban ketika dua anak manusia bisa dipertemukan kembali di dunia untuk kedua kalinya, dengan wujud rupa yang berbeda tetapi masih memiliki perasaan yang sama. Perasaan yang sangat kuat bernama CINTA mampu membuat takdir bertindak untuk me...