|No Title🔞

460 36 0
                                    

Haii !!

Sedikit 17+ yaa dikitt kok

Baca Info di akhir yaaa!!

Happy Reading!❤️

🌻🌻🌻

“Ayolah, kenapa kau sangat membencinya?”

Seorang pria berbalik menatap wanita cantik didepannya dengan tatapan kesal bercampur marah. “Diamlah dan jangan ikut campur.” Ancam penuh penekanan.

“Suamiku, semuanya sudah berlalu, kau punya masalah dengan ayahnya, jadi kau tidak bisa menyakiti putranya.” Wanita itu menggenggam lengan suaminya, berharap dengan perkataannya itu, suaminya akan luluh dan membatalkan niatnya.

“Sama saja, aku akan membuatnya menderita melalui anaknya.”

Wanita itu menatap dengan tatapan tidak setuju. “Anak itu tidak bersalah!”

Pria itu menepis kasar tangan istrinya yang bertengger di lengannya. Lalu ia berjalan pergi keluar Istana tanpa menghiraukan panggilan dari istrinya.

Wanita itu menatap kepergian suaminya dengan nyalang. “Aku tidak akan bisa membantumu jika Kakak marah karena kau menyakiti seseorang yang Ia cintai.”

🌻🌻🌻

Sinar matahari menerobos masuk melalui celah jendela, membuat seseorang terbangun dari tidurnya. Sungguh indah pemandangannya pagi ini, disambut matahari yang cerah dan wajah manis seseorang yang tidur sangat lelap didepannya. Pemandangan yang tidak boleh terlewat begitu saja Ia abadikan dalam memorinya, menelisik seluruh wajah putih didepannya. Indah.

Tangannya mulai merapihkan anak rambut yang berantakan diatas sana. Membiarkan kening orang itu terbuka bebas tanpa ada helai rambut satupun. Ia mengecup kening itu dengan penuh kasih lalu menatapnya dengan cinta.

“Bangun, sudah pagi.” Panggilnya pelan sambil mengusap kepalanya dengan lembut.

“Bangun, heyy. Nanti kita bisa terlambat.” Kali ini tepukan pelan ia berikan pada punggung.

Kali ini Ia berhasil, karena ada pergerakan dan rengekan kecil yang keluar dari bibir kekasihnya. “Jam berapa?” Tanyanya dengan suara serak.

“Tujuh.”

“Tay! Kita terlambat!”

Tay tertawa pelan. “Aku sudah membangunkan mu sejak tadi, tapi tidurmu terlalu lelap, kau tidak terusik dengan cepat.”

New menyibakkan selimutnya lalu berjalan ke kamar mandi. Ia lupa mengunci pintunya sehingga saat ini Tay sudah berada didalam, bersandar pada pintu sambil memandangi New yang sibuk menggosok giginya.

“Cepat sikat gigimu.” New melemparkan sikat gigi pada Tay, dan berhasil ditangkap dengan mudah.

Tay berdiri disamping New dan mulai megoleskan pasta pada sikat giginya dan mulai menggosok giginya. Selama acara menggosok gigi itu berlangsung, keduanya sama sama diam dengan pikirannya masing masing. New merasa malu karena kelakuan nakalnya tadi malam, tapi Ia rasa Tay tidak masalah dengan itu, atau Tay lupa? Tapi semoga Tay tidak menggodanya, atau dia akan menjadi lebih malu lagi untuk berhadapan dengan Tay.

“Semalam apa ada yang merasukimu?”

Baru satu menit yang lalu New merapalkan do'a agar Tay tidak membahas kejadian itu.

“T-tidak.” sergah New cepat.

“Tapi sepertinya—”

“Tay! Diamlah!”

DESTINYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang