|Beginning Of Love - Destiny

224 23 0
                                    

JANGAN LUPA VOTE & COMENT❤️☀️🌻


🌻🌻🌻

Sudah satu tahun hubungan Sang Pangeran dengan pria kecil yang manis itu berjalan. Semua terlihat baik baik saja, karena hubungan mereka berjalan tersembunyi. Hanya Mew, Gulf dan Mild yang mengetahui tentang hal ini.

Bukannya Mew malu untuk mengungkapkan bahwa Gulf adalah kekasihnya ke depan semua orang. Tapi resiko yang sangat besar menjadi pertimbangannya, bukan resiko untuk dirinya yang ia pikirkan, tapi Gulf. Mew tidak ingin Gulf mendapat ejekan, hinaan atau bahkan hukuman? karena pada masa ini masyarakat tidak ada toleransi untuk padangan LGBT, jika ada yang ketahuan, mereka akan langsung disiksa, direhab dengan tidak manusiawi. Mew tidak ingin itu terjadi pada dirinya dan Gulf. Karena jika itu terjadi, sama saja mereka tidak akan bisa bersama.

“Tidakkah kau lelah berjalan jauh kemari?”

Yang lebih muda menoleh sambil tersenyum manis, sangat manis. “Tidak.” Jawabnya lembut.

Yang lebih tua mengusap puncak kepala pria manis disampingnya dengan gemas, memberikan kecupan singkat pada hidung bangirnya. Lalu keduanya saling menatap. Mew melihat banyak ketakutan dimata pria kecilnya, meskipun ia tidak bisa membaca pikiran, tapi Gulf ini sangat mudah ditebak.

“Apa yang kamu takutkan, Kana?”

Kana. Panggilan sayang dari Mew untuk Gulf. Panggilan ini dibuat saat mereka sudah berpacaran selama sebulan. Dan Gulf sangat menyukai nama itu, karena hanya Mew yang memanggilnya dengan nama Kana. Special.

Flashback On.

“Gulf, berhenti cepat, aku akan menyuruh prajurit ku untuk membeli makanan untuk kita.” Teriak Mew dari arah pintu.

Gulf tak menghiraukan kata kata Mew, ia masih sibuk dengan kayu bakar dan tangannya yang terus mengipasi kayu yang setengah menyala.

“Gulf, disana panas.”

Gulf menoleh dengan tatapan kesal. “Phi tunggu saja didepan, aku akan selesaikan ini dengan cepat!” teriak Gulf lalu kembali fokus dengan kayu dan api nya.

Mew sudah malas, Ia menuruti ucapan Gulf untuk duduk dimeja makan. Menunggu sang kekasih menyiapkan makanan untuknya.

Mereka saat ini ada dirumah Gulf, orang tua Gulf sedang pergi ke desa sebelah untuk membeli beberapa perlengkapan dapur, itu sebabnya Mew dan Gulf bisa berada disini sekarang.

Dua puluh menit kemudian Gulf datang dengan membawa satu piring di tangan kanannya, dan mangkuk di tangan kirinya. Gulf meletakkan semuanya didepan Mew, lalu ia mengambil posisi duduk disamping Mew.

“Taraaaa... sudah jadi, silahkan dicicipi, Phi.” Ucap Gulf dengan sangat bangga dan senang dengan hasil karyanya.

Semangkuk sup ayam dan nasi putih sudah ada dihadapannya, Mew menatap makanan itu. Ia sama sekali belum pernah mencoba makanan seperti ini, karena di istana semuanya sangat mewah. Tidak ada sup ayam seperti ini. Tapi ia tidak boleh mengeluh, ini adalah buatan kekasihnya. Ia harus memberi apresiasi untuk Gulf.

DESTINYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang