Prolog.

908 71 0
                                    

Sepasang anak manusia duduk di tepian tebing sebuah pantai, saling menyamankan diri satu sama lain sembari menunggu proses hilangnya sang surya di garis cakrawala bagian barat, hanya deburan ombak yang saling bersautan dan sesekali terdengar kicauan burung yang menjadi alunan musik diantara keduanya. Hening. Tidak ada satupun diantara mereka yang memulai sebuah percakapan, karena sekarang keduanya sedang menikmati kehangatan bersama.

Seseorang yang sedikit lebih kecil dan sangat manis menyandarkan kepalanya pada bahu manusia besar disebelahnya, tangannya melingkari seluruh tubuh orang itu, memeluknya erat seakan tidak ada hari esok. Sedangkan seseorang yang lebih sedikit besar di sampingnya mengusak kepala orang disebelahnya dengan penuh kasih sayang, beberapa kali mengecup lembut puncak kepala kekasihnya itu.

“Apakah rambutku harum?”

Seseorang yang lebih besar itu melihat wajah kekasihnya yang manis sambil tersenyum lalu kembali mengecup puncak kepalanya berulang - ulang.

Karena merasa pertanyaannya tidak segera diberi jawaban, anak manis itu mencubit pinggang kekasihnya. “Jawab pertanyaanku.” ucapnya sedikit sebal.

“Rambutmu harum seperti biasanya, Sayang.”

Anak manis itu tersenyum senang, “Sudah pasti.”

Keduanya kembali terlarut dalam keheningan, kehangatan, dan kebersamaan mereka yang sangat manis sore ini.

“Phi? aku boleh bertanya sesuatu?” tanyanya dengan nada sedikit ragu.

(Phi = ‘Kakak’ dalam bahasa Thailand)

Seseorang yang dipanggil ‘Phi’ itu melirik anak manis yang berada di pelukannya sebentar lalu berdeham. “Tanyakan saja, Phi akan menjawab semuanya.”

Anak manis itu sedikit berpikir, ragu untuk menanyakan ini pada Phi-nya itu, padahal Phi-nya itu tidak akan pernah marah padanya walaupun dia melakukan kesalahan. Sedikitpun. Tidak akan.

Kalau kalian bertanya, Kenapa? Sudah pasti jawabannya adalah; Karena Phi-nya itu sangat sangat mencintainya. Sungguh.

“Apa Phi percaya dengan kehidupan kedua?” tanya Anak manis itu sambil melihat Phi-nya dengan mata polosnya.

Phi-nya tertawa kecil mendengar pertanyaan anak manis ini. “Kenapa kamu aneh sekali? Kenapa menanyakan tentang itu?”

Anak manis itu mengerucutkan bibirnya, dia hanya bertanya lalu salah nya dimana? Pikirnya.

“Katanya Phi akan menjawab semua pertanyaanku? Phi berbohong!”

Pria besar tertawa kerasa lalu menghujami pipi anak manis itu dengan ciuman bertubi-tubi, gemas sekali melihat wajahnya yang kesal seperti itu.

“Phi percaya, kamu?”

Anak manis itu mengangguk, “Aku juga.” jawabnya pelan.

Tidak habis pikir dengan anak manis disebelahnya ini, pertanyaanya selalu random juga sedikit tidak jelas, tapi kepolosannya itu yang membuat ia jatuh cinta setengah mati pada anak ini.

Anak manis ini membuang nafasnya perlahan lalu bergerak duduk menghadap Phi-nya, tersenyum manis sambil menatap dalam. Sungguh itu adalah senyuman paling manis di dunia. Aku tidak berbohong.

“Phi ... Jika nanti kita dilahirkan kembali, apakah Phi akan mencariku?” Anak manis itu bertanya dengan senyum merekah diwajahnya.

Lain halnya dengan Pria besar dihadapannya itu, air mukanya mulai berubah menjadi serius, kenapa anak manis ini bertanya seperti itu? aneh pikirnya.

“Kenapa kamu menanyakan ini?”

Anak manis itu memajukan bibirnya. “Phi selalu bilang akan bersamaku selamanya, Jadi jika kita meninggal lalu dihidupkan lagi, Phi akan mencariku kan? kita akan bersama lagi kan?”

Pria besar itu menatap anak manis didepannya ini sangat dalam, ia sangat mencintainya, memikirkan jauh dengannya hanya sebatas berbeda kota saja sudah membuatnya gila setengah mati, apalagi memikirkan berbeda dunia? Tidak bisa.

Anak manis itu menggoyang - goyangkan lengan Pria besar didepannya meminta jawaban segera. “Phi ... kenapa diam saja? kau tidak akan mencariku? kau tidak mencintaiku?”

Pria besar itu meraih kedua tangan Anak manis didepannya, menggenggam erat kedua tangan yang lebih kecil dari tangannya itu.

“Dengarkan aku Kana...”

Anak manis yang dipanggil ‘Kana’ itu menatap Phi-nya dengan serius, menunggu apa yang akan dikatakan Phi tercintanya. “Aku sangat mencintaimu, sangat sangat mencintaimu, jika kita dilahirkan kembali nanti, aku berjanji akan mencarimu, lalu kita akan kembali bersama, selamanya.”

Anak manis itu tersenyum senang. “kau berjanji, Phi Mew?”

“Phi berjanji, Kana.”

Anak manis itu mengangkat jari kelingkingnya didepan wajahnya. “Berjanji ya..”

Pria besar bernama ‘Mew’ itu tersenyum lalu menautkan jari kelingkingnya pada jari Anak manis itu. “Janji.” Lalu mereka berdua tertawa dan kembali pada posisi awalnya. saling berpelukan.

“Apa kau lelah, Kana?” Mew mengusap pipi kekasihnya yang terasa dingin ditangannya.

“Berhenti memanggilku Kana, Phi. Namaku Gulf.” protes Gulf lembut pada Mew.

Mew tertawa kecil. “Siapa nama mu?”

“Gulf. Gulf Kanawut Traipipattanapong.” Jawab Gulf dengan lantang menyebutkan namanya.

“Sebentar lagi nama belakangmu akan menjadi Jongcheveevat.” Mew mencium puncak kepala Gulf.

“Kenapa seperti itu?” polos sekali kekasih Mew itu.

“Karena kau akan menjadi istriku.” jawab Mew yang langsung dihadiahi pukulan didadanya oleh Gulf.

“Suami! Apa Phi lupa? aku ini laki-laki!” jawab Gulf kesal. Sedangkan Mew hanya tertawa. Ia juga tahu kekasihnya ini laki - laki sama sepertinya tapi level mereka jelas berbeda, yang terpenting menjahili Gulf sampai cemberut seperti itu adalah hobby Mew, karena gemas sekali melihat wajah Gulf yang sedang merajuk itu, dan itu adalah Candu bagi Mew.

“Gulf?”

“Iya, Phi?”

“Phi sangat mencintaimu.” ucap Mew lembut dengan penuh keseriusan dan kasih sayang.

Gulf tersenyum menatap Mew. “Gulf juga sangat mencintai Phi.”

Mew tersenyum lalu perlahan mendekatkan wajahnya pada wajah Gulf. Hidungnya yang mancung lebih dulu menempel pada hidung Gulf, kemudian perlahan Mew mengecup kecil bibir apel milik Gulf yang merupakan bagian kesukaanya. Awalnya hanya sebuah kecupan diberikan oleh Mew, tapi lama kelamaan kecupan kecil itu berubah menjadi tautan, bibir mereka berdua saling bertautan, menyatu, merasakan kehangatan dan kenikmatan yang terjadi disana.

“New.”

“New!”

“Newwiee!!! Bangun!!!”

🌻🌻🌻

To be continued...

DESTINYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang