⚠️TRIGGER WARNING⚠️
❗Kekerasan
❗Murder, Sadism⚠️Cerita part ini isinya flashback beberapa tahun lalu ya.. aku kasih tau biar kalian ga bingung hihi
🌻🌻🌻
Flashback.
📍Kematian Mek Jirakit
“Tenang saja kau akan aman, lagipula itu sudah berminggu - minggu lalu.” Ucap seorang pria dengan wajah arogan yang Ia tunjukkan pada seseorang yang berdiri menunduk dihadapannya.
“Baik, Tuan.”
Pria itu mengibaskan tangannya pada pria yang menunduk itu, menyuruhnya untuk angkat kaki dari ruangannya sekarang juga. Setelah orang itu keluar, Pria itu kembali menyulut rokok nya, menaikkan kakinya diatas kaki lainnya, tangannya ia rentangkan di bantalan sofa berlapiskan perak itu. Ia menghisap lalu mengepulkan asap rokoknya ke udara dengan sangat angkuh.
Oh lihatlah pria ini sangat angkuh dan sedang merayakan keberhasilan nya, bibirnya menyunggingkan senyum tanda kemenangan. Apapun yang ia benci, pasti akan ia hancurkan kapanpun ia ingin, tidak peduli itu teman maupun kerabat, jika ia sudah memutuskan maka akan ia lakukan. Itulah visi seorang Mek Jirakit. Dewi Fortuna sedang berpihak padanya saat ini. Memberikan ia kelancaran dalam menjalankan rencananya. Rasa kemenangan sangat indah sampai Ia tidak berpikir bahwa Sang Dewi nantinya juga akan berpihak pada semua orang di muka bumi.
Bertahun - tahun sudah berlalu, kini yang ada tinggal kenangan, zaman juga telah berubah, semuanya menjadi lebih modern. Semua yang pernah ditinggalkan pun hari ini sudah ikhlas dan menerima takdir Tuhan. Semuanya hidup dengan aman dan tentram. Perjanjian - perjanjian pun dibuat agar tidak ada lagi korban antar dua keluarga —Jongcheveevat dan Traipipattanapong. Perjanjian untuk tidak pernah mencari dan berkomunikasi antar sesama, karena semuanya telah mengalami trauma yang sangat dalam, kali ini tidak ada yang mau kejadian itu terulang kembali dimasa ini dan dimasa depan.
Tapi perjanjian hanya diperuntukkan oleh mereka yang masih ada di dunia, bukan? Tentu tidak berlaku bagi mereka yang telah tiada.
Malam itu, saat semuanya sedang baik baik saja, sesuatu yang tidak terduga terjadi.
Mek Jirakit sudah sangat tua, tapi energinya masih kuat untuk tetap terjaga di malam hari, menuliskan sebuah buku menggunakan tinta tradisional miliknya. Dengan lampu ruangan yang minim cahaya —hanya ada cahaya yang menerangi bukunya.
“Kakek? Kau belum tidur?” Tanya sang cucu yang baru saja masuk kedalam ruangan.
“Aku masih harus menyelesaikan buku ini.” Ucapnya sambil menunjukkan tulisan diatas mejanya pada sang cucu. “Kau ingin membacanya sedikit?”
Cucunya hanya mengangguk lalu mengambil buku itu untuk ia baca. Penasaran apa yang dibuat oleh kakeknya, sampai - sampai setiap hari Ia harus terjaga untuk menyelesaikan buku ini, apakah ini sesuatu yang penting? Pertama yang ia lihat adalah cover dari buku itu. Disana terdapat coretan —sepertinya gambar empat lelaki yang kurang jelas, dengan warna latar berwarna hitam tanpa ada hiasan warna lain. Fokusnya tertuju pada judul merah dari buku tersebut, karena satu satunya tulisan berwarna selain hitam dan putih pada buku itu.
DESTINY.
Begitu judulnya.
Setelah beberapa menit hanya membaca bagian akhir dari novel itu, cucunya pun bingung, lalu memutuskan untuk bertanya. “Cerita ini sudah selesai?” Tanya sang cucu.
Mek menggeleng.
“Tapi keluarga mereka sudah hidup bahagia.. ya walaupun harus berpisah, tapi ini ending yang indah, menurutku.” Ucapnya mengomentari ending cerita itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
DESTINY
RomanceSebuah keajaiban ketika dua anak manusia bisa dipertemukan kembali di dunia untuk kedua kalinya, dengan wujud rupa yang berbeda tetapi masih memiliki perasaan yang sama. Perasaan yang sangat kuat bernama CINTA mampu membuat takdir bertindak untuk me...