|Te.

580 65 2
                                    

New sudah menyelesaikan mata kuliahnya, hari ini New hanya memiliki satu kelas saja dan harusnya ia bisa langsung pulang ke asrama, tapi ia sudah berjanji tadi siang pada Gun untuk menemaninya makan dikantin. Jam sudah menunjukkan pukul tiga sore. New berjalan ke arah Fakultas Ilmu Sejarah untuk menunggu Gun ditaman dekat Fakultas Imu Sejarah yang bersebelahan dengan Fakultas Fotografi.

New duduk bersantai sambil memainkan ponselnya. Satu notifikasi masuk, New langsung membukanya dan tertera nama SaintSup disana.

SaintSup.
| Phi, apa kau sudah di SF? aku akan menyusul sebentar lagi.

New hanya membalas pesan dari Saint dengan sticker anime dengan tulisan OKE disana. New adalah tipe orang yang sangat jarang berinteraksi banyak lewat sosial media, ia hanya akan membalas hal - hal yang menurutnya penting, bukan karena New sombong, tapi, New lebih suka berinteraksi langsung dengan lawan bicaranya. Lebih asik katanya. Oh iya, FS sendiri adalah singkatan dari ‘SunFlower’ karena banyak sekali bunga matahari ditaman itu.

“New.”

New yang baru saja ingin membuka bukunya tapi tidak jadi karena sesorang memanggil namanya, New menoleh lalu tersenyum melihat orang yang tadi memanggilnya.

“Ada apa, Tay?”

Tay duduk didepan New, menaruh kameranya diatas meja, lalu menghela nafas pelan.

“Ada apa? kelihatannya hari ini kamu lelah.” New merapikan bukunya kembali, memasukkannya kedalam tas.

“Aku sendiri tidak tahu.” Tay menjeda, menatap New. “Hari ini rasanya sangat lelah, kamu sendiri sedang apa disini sendirian?” tanya Tay.

“Menunggu Gun.” Tay mengangguk.

Keheningan menyapa keduanya, Tay dan New sama - sama diam hanyut dalam kegiatannya masing - masing, Tay sibuk dengan kameranya sedangkan New sibuk memperhatikan Tay. Iya, memperhatikan Tay Tawan.

New hanya penasaran dengan kamera ditangan Tay itu.

“Apa hasil potretmu bagus?”

Tay menaikan sebelah alisnya menatap New, “Jangan meragukanku, New.”

“Aku hanya bertanya ya.” Tay terkekeh lalu kembali sibuk dengan kameranya. Detik berikutnya fokusnya tertuju pada New yang sedang membuka sebungkus roti manis ditangannya. Entah sejak kapan New memiliki roti itu, sepertinya ia membawanya dalam tas.

“Kamu suka makanan manis?”

New yang hendak menyuapkan roti kemulutnya terpaksa berhenti karena melihat tatapan Tay yang merasa, aneh? Ini hanya roti manis, kenapa tatapan Tay seperti itu?

“Sangat suka, memangnya kenapa?”

Tay menggeleng sambil tersenyum. “Jangan terlalu banyak makan manis, karena kamu sudah manis.”

Jantung New berhenti berdetak untuk sepersekian detik. Bukan! Bukan karena New baper dengan perkataan Tay, tapi tiba - tiba ia merasa deja vu. Seperti sebelumnya pernah ada yang mengatakan ini padanya, tapi siapa? Tidak, New tau selama ini tidak pernah ada yang mengatakan kata - kata seperti itu dihidupnya, karena kalau temannya yang lain pasti ‘Jangan banyak makan yang manis, nanti kau diabetes.’ terdengar seperti sumpah kan? kecuali ...

“Kana apa yang kamu makan?”

Mew mencoba menghampiri Gulf yang sekarang sudah berlari kecil menjauh darinya.

“Aku hanya makan satu potong kue manis, Phi.” Jawab Gulf sambil memasukan kue manis ke mulutnya.

Mew berhasil menangkap Gulf dan langsung memeluknya erat. “Kamu nakal sekali, Kana.” Gulf hanya tertawa lucu.

“Kalau aku izin padamu, pasti kamu tidak akan memperbolehkanku makan kue manis itu, Phi.” Gulf memajukan bibirnya, manja.

Mew tersenyum, “Jangan terlalu banyak makan manis, karena kamu sudah manis, Kana.”

“Hei!! New! kenapa kamu melamun? lihat rotimu jatuh.” Tegur Tay yang entah sejak kapan berada di samping New.

New mengerjapkan matanya berulang, lalu melihat ke sampingnya, ke arah Tay, “Ehh? Aku tidak apa - apa, Tay.”

Tay memicingkan matanya, “Kamu terpesona dengan kata kataku barusan ya, New?”

New memasang wajah ingin muntah, lalu berkata didepan Tay, “Jangan terlalu percaya diri, Tay.” Tay tertawa.

“Aku memang selalu percaya diri, New.” ucap Tay yang masih tertawa, New mengangguk, menaikan sebelah alisnya, “Yaaa terserah kamu saja, Te.”

Tay berhenti tertawa ketika New menyebut namanya. Bukan, bukan namanya. Apa itu sebuah plesetan? ‘Te’ apa panggilan sayang New untuk Tay? Lihat kan, Tay terlalu percaya diri.

“Tadi kamu memanggilku apa, New?” Tay bertanya pada akhirnya. New melirik ke arah Tay sambil tersenyum miring.

“Te. Kenapa? Tidak boleh aku—”

“Boleh, New.” Potong Tay cepat. New memutar bola matanya malas. Sedangkan Tay malah tertawa.

“Te—”

“Tawan!!! Sialan sekali kau, aku mencarimu kemana - mana.” Siapa lagi yang berani berteriak pada Tay selain Off Jumpol? Off datang bersama dua ekornya, ya, Bright dan Perth tentu saja.

Tay melirik ke arah New, “Apa yang ingin kamu bicarakan tadi?” New menggeleng. “Tidak jadi.” Jawab New.

“Aw, ada apa ini? kalian tidak senang aku datang?” Off duduk disamping New, Perth dan Bright didepan mereka.

“Untuk apa kalian kesini?” Tanya Tay tidak suka, bukannya tidak suka sih, tapi kalau ada Off jadi berisik saja, hancur ketentramannya.

“Kenapa memangnya?” Bright malah bertanya balik.

Perth menjentikan jarinya, “Oh I see ... pasti kau ingin berduaan dengan New kan?” Tay melempar pensil yang ada didepannya pada Perth.

New melotot, “Itu pensilku, Te.” Off, Bright dan Perth melongo. Kaget jelas. Pasalnya New memanggil Tay tidak dengan embel - embel ‘Phi’, kecuali.. kalau mereka memang ada sesuatu diantara mereka.

“New, kau tidak memanggil Tay dengan embel - embel ‘Phi’? dia kan lebih tua darimu.” Off menekan kata ‘Tua’ dalam kalimatnya. Tapi Tay tidak menggubrisnya.

New diam, Tay melirik ke arah New, lalu ke arah Off, “He can call me as He likes.” Ucap Tay.

Bright dan Perth saling memandang, Off menghembuskan nafasnya, tau betul apa yang kini sedang terjadi pada sahabatnya itu.

“New, dimana Gun?” Off memilih untuk mengubah topik percakapan mereka.

“Aku disini, Papii.” Gun menjawab Off sambil berjalan menuju tempat mereka. Bersama Saint. Mungkin mereka berdua bertemu di persimpangan jalan.

“Kemana temanmu yang satu lagi?” Tanya Off karena merasa kurang satu orang diantara mereka.

“Win ada kelas tambahan, Phi. Makanya dia tidak ikut kesini.” Saint yang menjawab sambil mencoba menggeser Bright, agar ia bisa duduk disamping kekasihnya.

Off melihat ke arah Bright yang terlihat lesu setelah mendengar jawaban dari Saint. “Ohhoo ... lihat sepertinya ada yang galau disini.”

“Apa? Aku biasa saja.” Jawab Bright merasa tersindir.

“Apa? Kenapa kau ge-er sekali? Aku tidak bicara denganmu.” Ucap Off masih terus menggoda Bright. Bright menghela nafas lalu memainkan game si ponselnya.

“Tenang Phi Bright, Win hanya sebentar, lalu dia akan menyusul kesini.” Ucap New mencoba menghibur Bright. Tetapi semuanya malah tertawa melihat Bright yang sedang menjadi bahan bully-an mereka. Kasihan Bright.

🌻🌻🌻

Jangan lupa Vote & Comment na💙

To Be Continued...

DESTINYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang