Seorang pria berkulit sawo matang nan manis itu duduk di balkon kamar —Condo lebih tepatnya. Menatap ke arah langit malam yang sangat bersih, tidak ada setitik cahaya langit satu pun pada malam ini. Bahkan Sang Dewi Malam pun bersembunyi dibalik awan gelap diatas sana.
Ia menunduk lalu menghela napasnya kencang seakan membuang semua beban yang ia tanggung selama ini.
Setelah merasa bosan, ia masuk kedalam kamarnya, membuka laci hitam dengan kunci khusus yang ia sembunyikan dengan aman agar tak seorang pun bisa menemukannya. Dari laci yang sudah ia buka itu, ia mengambil sebuah foto yang kusam, ia tersenyum dan mengusap wajah salah satu orang dalam foto tersebut.
“Tuhan sangat baik padaku, ia mempertemukan kita lagi.” Lirihnya pelan.
**Tokk Tokk Tokk ...
Mendengar suara pintu condo nya diketuk, dengan cepat ia menaruh foto itu dengan rapih kembali ke dalam laci, sebelum menguncinya ia menyempatkan diri tersenyum pada seseorang dalam foto itu. “Aku pergi dulu.” ucapnya. Ia mengunci laci itu dan menyimpan kembali kuncinya di tempat rahasia miliknya.
**Tokk Tokk Tokk ...
Pintu dibuka, disana Off berdiri dengan raut wajah sebal karena ia menunggu lama untuk dibukakan pintu oleh sang pemilik.
“Tay, kenapa kau lama sekali membukakan pintu?” Off menerobos masuk ke dalam tanpa menunggu sang pemilik mengizinkan.
“Tay, kau—” Off tidak melanjutkan ucapannya karena baru menyadari perbedaan raut wajah Tay.
“Peng? Ada apa lagi?” Off memegang bahu Tay.
Tay menggeleng, “I will go.” Setelah mengucapkan itu, Tay menutup matanya, mengatur napasnya agar teratur. Off memegangi bahu Tay kuat.
“Sial.” Tay memijat kepalanya yang terasa pening. Off membantu Tay untuk duduk disofa.
“Tay?” Panggil Off memastikan.
Tay menoleh pada Off, “Apa?”
Off menghembuskan napasnya lega, “Ada masalah apa?” Tanya Off to the point.
Tay mengedikkan bahunya, “Seperti biasa, ‘He’ miss him.” Tay menyandarkan kepalanya pada bantalan sofa, kepalanya masih terasa pening sekarang mungkin butuh waktu sampai besok baru bisa akan hilang.
“And you?”
Tay melirik Off sebentar, lalu melihat lurus kedepan, “I can meet him every day, but ‘he’ can't."
Off mengangguk paham, “that's why ‘he’ came?” Tay mengangguk membenarkan perkataan Off.
🌻🌻🌻
Sepertinya cuaca pagi kali ini sedang tidak berada di pihak seseorang bernama New Thitipoom. Pasalnya ia sejak malam tadi merapalkan do'a - do'a terbaiknya agar Dosen killer nya itu tidak hadir hari senin ini, karena New sangat malas untuk presentasi —untuk kali ini saja, katanya. Namun sayangnya Dosen kesayangannya itu hadir sangat tepat waktu hari ini, mau tidak mau, malas tidak malas New harus mempresentasikan tugas yang sudah ia buat.
New tergolong Mahasiswa yang sangat sangat rajin, tapi untuk Dosen yang satu ini, Mahasiswa paling rajin seantero kampus juga bisa malas berhadapan dengannya. Selain killer, Dosen yang biasa dipanggil Bu Jennie itu senang sekali menggoda Mahasiswa tampan. Jadi, ada dua golongan Mahasiswa yang tidak suka pada Bu Jennie, yang pertama Killer dan yang kedua Ganjen?. New termasuk golongan kedua, karena New tampan. Seperti yang dilakukan sekarang ini—
KAMU SEDANG MEMBACA
DESTINY
RomanceSebuah keajaiban ketika dua anak manusia bisa dipertemukan kembali di dunia untuk kedua kalinya, dengan wujud rupa yang berbeda tetapi masih memiliki perasaan yang sama. Perasaan yang sangat kuat bernama CINTA mampu membuat takdir bertindak untuk me...