Dengan sangat hati - hati —sangat lembut lebih tepatnya. Mew mengelap noda noda merah di wajah Gulf dengan tangannya sendiri. Hanya ada mereka berdua disini, penjaga lainnya berjaga di gerbang masuk taman. Yang lebih muda hanya memperhatikan dan menerima apa yang dilakukan yang lebih tua padanya. Sesekali tersipu karena perhatian yang ia dapat dan sesekali juga pikirannya menepis jauh jauh rasa tersipu itu.
‘Hey ingatlah, dia seorang pangeran dan kau orang biasa. Jangan memiliki harapan konyol seperti itu Gulf’
Seperti itu kira kira jika pikiran Gulf bisa bicara dan berhasil menyadarkan takdir dirinya.
Saat sedang bergelut dengan pikirannya, seorang prajurit datang menghampiri mereka lalu bersimpuh didepan Sang Pangeran.
“Ini permintaanmu, Pangeran.”
Mew mengambil barang itu dari tangan prajurit. “Jaga dengan ketat, jangan sampai ada seorangpun yang berani kesini.”
Prajurit itu mengangguk, “Baik, Pangeran.” Lalu ia pergi, kembali ke tempatnya dan mematuhi perintah Mew.
Gulf semakin kagum dengan Pangeran didepannya, apalagi jika ia sudah berbicara dengan intonasi yang berat seperti tadi itu. Karena entah mengapa saat bersama Gulf, nada Pangeran ini tidak sedingin tadi.
“Pakailah ini.” Ucap Mew menyadarkan lamunan Gulf.
“Huh?” Gulf mengerjap beberapa kali, otaknya masih belum menerima respon yang tiba tiba.
Mew tertawa kecil lalu mengacak rambut Gulf dengan gemas. Jangan tanya bagaimana keadaan Gulf. Sudah pasti diam mematung dengan detak jantung yang berdetak lebih cepat dari biasanya dan mata yang menatap lurus kearah mata Mew lalu turun pada senyum manis Sang Pangeran.
“Hey? Gulf? Kenapa diam saja?” Mew mengibaskan tangannya didepan wajah Gulf.
“A-aku... Hngg.. Tadi kau bilang apa?” Tanyanya polos dan lagi lagi membuat Mew tertawa karena tingkahnya.
“Bajumu ini bau anyir, ganti dengan ini.” Ujar Mew sambil menunjuk noda darah yang ada di baju Gulf lalu menyerahkan pakaian yang ia minta pada prajurit tadi.
Gulf mengambil pakaian itu dari tangan Mew. Lalu melirik sekeliling, Ia bingung harus berganti pakaian dimana? ini adalah sebuah taman, bagaimana jika ada yang melihatnya berganti pakaian disini? Meskipun hal wajar bagi laki - laki jika bertelanjang dada saja, tapi tidak berlaku untuk Gulf, dia malu.
“Tidak akan ada yang datang, cepat ganti bajumu.” Mew membalikkan badannya membelakangi Gulf. “Aku tidak akan mengintip.” Ucapnya.
Gulf dengan segera membuka pakaiannya setelah dirasa aman untuk membuka baju disini. dibelakang Mew.
“Sudah.”
Mew berbalik setelah mendengar ucapan Gulf. Mengacak surai hitam Gulf lalu tersenyum. Gulf juga ikut tersenyum, tapi detik berikutnya Ia menatap Mew dengan tatapan bingung. Mew yang mengerti tatapan Gulf langsung menarik tangannya.
“Maaf.”
Gulf terkekeh kecil, “Tidak apa - apa, Pangeran.”
Mew tersenyum, “Panggil saja aku, P'Mew.” Ujar Mew dan dibalas tatapan aneh dari Gulf.
“Tidak bisa, itu tidak sopan.” Gulf menunduk melihat kearah ujung kakinya. “Jika aku memanggilmu begitu, aku akan dihukum karena tidak sopan.” Lanjutnya.
Gemas!
Hati Mew yang berkata begitu, lagipula siapa yang akan menghukumnya? Tidak ada. Tak seorangpun bisa menyentuh apalagi menyakiti miliknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
DESTINY
RomanceSebuah keajaiban ketika dua anak manusia bisa dipertemukan kembali di dunia untuk kedua kalinya, dengan wujud rupa yang berbeda tetapi masih memiliki perasaan yang sama. Perasaan yang sangat kuat bernama CINTA mampu membuat takdir bertindak untuk me...