|The Day Begins.

718 75 1
                                    

New menyandarkan kepalanya pada bantalan kursi mobil yang ia tumpangi, tatapannya yang kosong melihat ke luar jendela, kosong. Iya, tatapan New kosong tapi otaknya terus berputar mengingat mimpi aneh yang ia alami semalam. New memejamkan matanya sejenak, menetralkan perasaannya yang sedang kurang baik saat ini, menarik nafas perlahan lalu menghembuskannya secara teratur.

Mimpi seperti itu tidak hanya datang sekali dua kali pada New, tapi mimpi itu sudah menghantui New sejak ia duduk di bangku Sekolah Dasar, dan itulah yang membuat New terus memikirkan tentang apa sebenarnya pesan yang tersirat di mimpinya, tapi sampai sekarang New belum bisa menemukan jawaban atas semua mimpi - mimpinya itu.

“New, jangan terlalu dipikirkan.”

Gun Atthaphan Phunsawat, panggil saja Gun. Gun adalah sahabat dekat New sejak sejak Sekolah Dasar. Gun lah orang terdekat setelah orang tua New yang mengetahui semua yang New alami, mimpi - mimpi itu.. New selalu menceritakannya pada Gun, New juga meminta bantuan Gun untuk membantunya menjawab semua teka - teki yang bisa terbilang aneh ini.

New mengambil jurusan Teknik di kuliahnya saat ini, berbeda dengan Gun, Ia mengambil jurusan Sejarah. Meskipun berbeda jurusan dan fakultas nya berjauhan tapi mereka adalah roommate sejak semester awal.

“Mimpi itu selalu datang padaku, Gun.” New menghela nafas.

“Aku tau, New. Tapi bisa kan kau lupakan saja? Hari ini kita ada Quiz, New. Fokus!”

New hanya berdeham sebagai jawaban, lalu kembali melihat keluar jendela mobil dengan tatapan dan pikiran yang sama.

“Aku kesal denganmu hari ini, New!” New menoleh ke arah Gun.

“Kenapa?”

Gun membuang mukanya malas sambil mencibir New. “Harusnya kau yang menyetir, kenapa kau menyuruhku?”

New terkekeh, “Maaf, Gun. Mood ku sedang tidak baik sekarang.”

“Ya ya ya, terserah padamu, tapi lain kali kau yang menyetir!”

New tertawa lalu mengacak rambut Gun. “Sahabatku memang terbaik.”

Gun tersenyum sambil mengejek New. Bagaimana tidak? New memujinya hanya jika sedang ada maunya. Tapi Gun sudah biasa dan memaklumi semuanya, karena New juga sangat sabar menghadapi Gun yang sangat berisik itu.

🌻🌻

“Tawan Vihokratana!!”

Merasa dirinya terpanggil Tawan —atau yang sering disapa Tay itu menoleh dengan tatapan sengitnya. “Apasih? Masih pagi sudah berisik saja.”

Off mengelus dadanya prihatin, salah apa hidupnya mempunyai sahabat seperti Tay ini.

“Apa kau mendengarkan aku bicara tadi?” Tay menggeleng tidak acuh.

Off kehabisan kesabaran sekarang, ia mengambil ponsel ditangan Tay lalu menyembunyikannya di saku celananya. Jelas Tay tidak terima.

“Kembalikan padaku.”

Off menggeleng. “Dengarkan aku bicara dulu.” Tay menghela nafas pasrah.

“Apa yang ingin kau bicarakan?”, Tapi belum sempat Off membuka mulutnya, Tay sudah menyergap lebih dulu. “Jika tidak penting, lebih baik kau pergi saja.”

Off siap memberikan kepalan tangannya pada Tay, tapi ia urungkan niat buruknya itu, karena saat ini Off sangat membutuhkan saran dari Tay.

“Aku mau kau membantuku memilihkan hadiah untuk pacarku.” ucap Off tanpa jeda. Tay melihat sahabatnya itu dengan tatapan tak percaya, ini yang dia bilang sangat penting tadi malam?

“Hanya itu? Oke.” Off bingung melihat reaksi Tay. Jarang sekali temannya ini bersikap baik dan langsung meng-iya-kan, biasanya...

“Tapi kau harus membantuku mengerjakan tugas.”

Oke, Off menarik ucapannya tentang Tay itu baik.

Off Jumpol Adulkittiporn, manusia paling sabar dalam menghadapi cobaan berkedok sahabat.

🌻🌻

“Pagii kakak ku ... ”

Saint Suppapong Udomkaewkanjana. Adik tingkat New dan Gun. Terkenal karena ke-alay-an dan selalu sambat tentang hubungan dengan kekasihnya, tapi Saint yang akan maju didepan jika ke empat sahabatnya mendapat masalah.

By the way, ini sudah siang, Saint.”

Win Metawin Opas-iamkajorn. Adik tingkat New dan Gun juga. Win satu kelas dengan Saint . Win yang paling kalem dan pembawaannya santai diantara mereka. Kalau ada masalah, Win akan membantu menyelesaikannya dengan kepala dingin. Berbanding terbalik dengan Saint.

“Kenapa kau protes, lagipula ini masih pagi.” Win hanya menggeleng karena tingkah sahabatnya itu.

“Pagi menjelang siang.” Gun meralat.

“Terserah, Phi.”

New tertawa, “Apa kau sedang marah dengan kekasihmu?”

Saint melongo, ya! New sudah hafal betul jika Saint sedang merajuk pada kekasihnya pasti Saint akan sensitif seperti ini. Kalau Gun bilang, Saint seperti wanita yang sedang PMS.

“Kau selalu tau, tapi aku tidak mau membahas dia.”

Win melihat kearah belakang Saint, lalu tersenyum. “Kau terlambat, lihat siapa yang menuju kesini.”

Saint menoleh ke arah yang ditunjukan oleh Win. Ternyata disana kekasihnya —Perth sedang berjalan menuju ke tempat ia berdiri saat ini. Tapi Perth tidak sendirian, dia bersama Tay, Off, dan Bright.

“Papii ... kenapa kau kesini?” Tanya Gun pada Off.

Off Jumpol Adulkittiporn. Kekasih Gun. mereka sudah menjalin hubungan selama 3 tahun lamanya. ‘Papii’ adalah panggilan sayang dari Gun untuk Off.

“Aku merindukanmu.”

Bucin. Ya. Off sangat Bucin.

“Saint, ayo kita bicara setelah kelas mu selesai, aku akan menjelaskan semuanya padamu.”

Perth Tanapon Sukumpantanasan. Kekasih Saint. Banyak yang mengira Perth sudah gila atau terkena pelet, karena Perth yang notabene nya Primadona di kampusnya bisa berpacaran dengan Saint yang super alay itu? Sudah buta karena cinta.

“Oke.” Jawab Saint singkat, padat, dan jelas. Ingat. Saint masih marah saat ini.

New sejak tadi memperhatikan kedua sahabatnya bercengkrama dengan kekasih mereka, oh iya! jangan lupakan Win yang saat ini sedang saling curi curi pandang pada Bright.

Bright Vachirawit Chiva-aree. Salah satu dari empat Primadona di kampus itu. Empat? Iya, Tay, Off, Bright, dan Perth.

New sebenarnya juga ingin ikut mengobrol bersama mereka, tapi rasanya canggung karena New tidak terlalu dekat dengan kekasih sahabat - sahabatnya itu, ah kecuali Win yang belum resmi menjadi pasangan Bright. Do'akan saja.

Diseberang sana, tanpa sepengetahuan New, sepasang mata Hitam sedang memperhatikan dirinya. Pemilik mata Hitam itu adalah Tay, Entah apa yang Tay rasakan, ia berucap didalam hatinya, berdoa agar New melihat ke arahnya. Do'a tay terkabul, Mata hitamnya menabrak mata Hazzel milik New. Mereka berdua sama - sama diam dengan tatapan yang sulit diartikan tapi terdapat makna yang dalam disana. 

Tersenyum. Keduanya saling melempar senyum.

🌻🌻🌻

Vote and Comment, Thankyou!🌻

To Be Continued...

DESTINYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang