NB!
Baca ini dulu biar ngerti alur nya!!
font yang miring semua itu berarti batinnya neng Jiyeon ya....
Sedangkan yang font miring dan diikuti tanda petik di awal dan diakhir itu berarti batin dari salah satu cast.
Okey...enjoy this story!
Hope u like it!
oOo
Millie, wanita itu berjalan sembari membawaakaan nampan emas di tangannya.
"Nona, ini roti kering dan sup krim yang anda minta..." Ujar Millie, menatap Jiyeon yang tengah fokus sepeti melukiskan sesuatu.
"Terima kasih, bibi! Umh... Tidak ada yang tahu kan? Ibu, Sejeong atau bahkan pelayan lainnya?" Tanya Jiyeon kearah Millie.
Millie menggeleng pelan, "Tidak, nona."
Baguslah...
"Ada apa dengan nona? Apa terjadi sesuatu hingga nona berbohong kepada semua orang kalau ia masih tidur?" Batin Millie khawatir sembari menatap Jiyeon yang tengah makan.
Menyadari tengah ditatap oleh wanita di sampingnya, Jiyeon meletakkan sendoknya perlahan.
"Hah..." Jiyeon menghela nafasnya sedih,
"Rasanya sangat aneh... Aku merasa tidak enak telah membohongi ibu dan Sejeong... Namun, aku tidak tahu harus bagaimana... Jika aku berkata kepada ibu bahwa aku ingin belajar, dia pasti khawatir... Dan menyuruh ku untuk makan, tapi bi, jika aku makan... Aku tidak bisa belajar dan aku takut nanti aku gagal..." Ujar Jiyeon membuat ekspresi sesedih mungkin.
"Aku takut, ayah akan kembali kecewa... Karena aku..." Ujar Jiyeon lemah,
Millie mengangguk pelan, ia mengerti alasan nonanya berbohong itu bukan karena masalah atau sesuatu yang mengkhawatirkan.
Jiyeon tersenyum miring ketika mendapati ekspresi Millie yang terlihat percaya dengan alasannya.
Sebenarnya, ini supaya Sejeong percaya bahwa aku sudah memakan biskuit miliknya,
Jika ia tahu aku tidak memakan biskuit miliknya, aku tidak tahu apa yang akan ia perbuat kepada guru yang akan mengetes ku nanti...
"Bibi, apa bibi tahu sesuatu yang seperti ini? Sangat menyesakkan dada dan membuat kita merasa tidak nyaman?" Tanya Jiyeon sembari memperlihatkan lukisan tangan hitam dan sebuah mansion.
Persis dengan apa yang Jiyeon lihat di bayangannya.
"Hanya satu hal yang terpikirkan oleh saya nona... Sihir hitam." Ujar Millie sembari memeluk nampan emas ditangannya.
"Sihir hitam?" Beo Jiyeon kini kembali menatap lukisan miliknya.
"Iya nona, namun... Sihir hitam sudah lama menghilang dari Heartlake City. Yang mulia raja sudah membantai keluarga yang menganut ilmu hitam." Ujar Millie yakin.
Jiyeon mengangguk pelan, "Siang ini setelah tes masuk sekolah, aku ingin ke toko buku matahari." Ujar Jiyeon sembari berdiri dari duduknya.
Millie mengangguk sembari membereskan makanan Jiyeon.
Sebenarnya aku ragu, bagaimana jika aku bertemu pria aneh itu lagi?
Tapi... Tidak mungkin dia selalu disana bukan? Kecuali jika ia memang tinggal disana!
KAMU SEDANG MEMBACA
Perfect Queen
Fantasy[BUKAN NOVEL TERJEMAHAN!!] ketika seorang gadis era 21 masuk kedalam novel era pertengahan. Rian, seorang gadis yang berjuang hidup dalam ketidakadilan, apakah setelah mati pun ia harus mendapatkan ketidakadilan? inilah kisah, kisah seorang protagon...