Chap.16

2.3K 375 47
                                    

Ada yang kangen?

NB!

Baca ini dulu biar ngerti alur nya!!

font yang miring semua itu berarti batinnya neng Jiyeon ya....

Sedangkan yang font miring dan diikuti tanda petik di awal dan diakhir itu berarti batin dari salah satu cast.

Okey...enjoy this story!

Hope u like it!

oOo

Pria yang dipanggil Jimin itu berjalan mendekati Jiyeon,

Pria bersurai merah menyala itu menatap Jiyeon dengan alis yang bertautan.

"Sejak kapan, adikku yang manis ini memanggil ku tanpa sebutan kakak?" Tanyanya bingung.

Jiyeon menatap kaget, ia merutuki kebodohannya karena tak bisa mengenali pria didepannya itu,

"A- ahaha.. Ding dong! Kau kena kakak! Apa kakak terkejut?" Jiyeon mencoba tersenyum senatural mungkin.

Jimin tersenyum manis, menatap adiknya itu gemas.
Jari putihnya mendorong dahi Jiyeon pelan,

"Hn? Sejak kapan adikku yang manis ini berani menggoda kakaknya?"

"Aku.. aku cuman ingin melihat ekspresi kakak saja kok! Ga boleh?" Gadis menggembungkan pipinya, berusaha untuk tampil menggemaskan didepan sang kakak.

"Tentu saja boleh... Hey kamu tidak boleh sering sering membuat ekspresi seperti itu!" Ujar Jimin sembari mencubit kedua pipi Jiyeon lembut.

Jiyeon menatap bingung, "Kenapa?"

"Karena orang orang akan menculikmu karena kamu sangat menggemaskan!" Jimin tersenyum manis sembari mengelus puncak kepala Jiyeon lembut.

Jimin pun mengambil sesuatu dari balik jubahnya,

Seikat Lily putih itu muncul, Jimin pun langsung memberikan Lily putih itu kepada adiknya.

"Wah... Sangat cantik kak! Terima kasih!!" Jiyeon tersenyum manis menatap bunga Lily yang terlihat indah dibawah sinar rembulan.

Jimin menatap Jiyeon gemas, mengusap puncak kepala adiknya, "Apa kau makan dengan baik? Kau tampak kurus." Pandangan Jimin berubah lembut namun terkesan sedih.

"Aku tidak kurus, hanya saja aku bertambah tinggi kak!" Jiyeon tersenyum manis, Jimin hanya terkekeh pelan sembari memeluk adiknya itu.

"Aku merindukanmu, kau semakin mirip dengan ibu... Kuharap waktu cepat berlalu hingga aku bisa menggantikan posisi ayah bajingan itu..." Ujarnya pelan.

Jiyeon menatap bingung,

Jimin membenci ayah?
Tapi bagaimana bisa? Aku tidak pernah mendengar kalimat itu keluar dari mulutnya!

Kenapa perkataannya berbeda?

Jimin menyudahi acara pelukannya, pria itu merogoh sesuatu dari belakang tubuhnya.

"Ini?!" Jiyeon kini terpaku kearah lima tangkai bunga yang begitu berkilauan.

Kelopak bunga yang bening bak permata, begitu berkilauan ketika terkena cahaya.

Perfect QueenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang